Selasa, Agustus 26, 2008

Ulasan Pasar 25 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham di penutupan awal pekan ini kembali bergerak naik tipis melanjutkan bullish pekan kemarin, meskipun di sesi I perdagangan sempat turun oleh profit taking atas saham komoditas sebagai imbas kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke posisi $114 per barel. IHSG kemarin ditutup di level 2,127,22 atau naik tipis 6,73 poin (0,32%)

Saham yang berusaha mengangkat IHSG adalah saham Astra Internasional (ASII). Saham ASII ditutup naik Rp350 (1,78%) ke posisi Rp20.000 menyusul koreksi lanjutan harga minyak yang berpeluang memperlambat laju inflasi dan memperkuat daya beli masyarakat dengan turunnya biaya impor suku cadang otomotif. Di samping itu, kebutuhan kendaraan roda dua atau roda empat menjelang hari raya Idul Fitri berpotensi meningkatkan pendapatan usaha Astra Internasional melalui anak usahanya.

Saham Telekomunikasi Indonesia juga menjadi penopang IHSG kemarin dengan berita positif rencana Telkom untuk membeli sebagian saham Bakrie Telecom milik PT Bakrie & Brothers. Selain Telkom, perusahaan investasi asal Rusia, Altimo, juga menjajaki kemungkinan membeli saham Bakrie Telecom. Saham TLKM kemarin ditutup naik Rp100 (1,27%) ke posisi Rp7.950 dan saham BTEL naik Rp10 (4%) ke posisi Rp260. Saham BTEL mencatat kenaikan EPS (laba bersih per saham) sebesar 23,5% selama semester I/2008 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Bakrie Telecom naik 59,5% menjadi Rp62 miliar dari posisi tahun lalu sebesar Rp39 miliar yang dtopang oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 90% dari sebesar Rp650 miliar tahun lalu naik menjadi Rp1,2 triliun di semester I tahun ini.

Di sisi lain, profit taking menekan saham Bumi Resources (BUMI) sebesar Rp50 (-0,52%) dan saham Indo Tambangraya Megah yang tertekan Rp300 (-1,17%) setelah selama tiga hari terakhir menjelang akhir pekan lalu BUMI naik 10,1% dan ITMG naik 15,5% oleh sentimen harga minyak yang menembus level $120 per barel. Harga batu bara di Newcastle Port turun sebesar 1,1% ke posisi $162,15 per ton (22/8) dari posisi $163,90 per ton (15/8).

Dari sektor perkebunan, saham Astra Agro Lestari (AALI) ikut tertekan sebesar Rp150 (-0,82%) dan saham London Sumatera terkoreksi Rp100 (-1,69%) menyusul melemahnya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 4,4% ke level $769 per metrik ton yang dipengaruhi oleh koreksi harga minyak. Saham AALI telah naik 14,1% dan LSIP naik 9,3% sejak rabu hingga jumat pekan kemarin.

Pergerakan harga di pasaran global ikut menekan saham komoditas lainnya seperti INCO dan TINS. Harga nikel di bursa London terkoreksi 3% ke level $20.850 per ton akibat koreksi harga minyak, begitu juga harga timah yang terkoreksi sebesar 4,1% ke level $20.900 per ton. Saham International Nickel (INCO) turun Rp75 (-1,9%) ke level Rp3.900 dan saham Timah turun Rp50 (-1,9%) ke level Rp2.650.

Tidak ada komentar: