Selasa, Agustus 19, 2008

Ulasan Pasar 11-15 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin, bursa saham mengalami koreksi sebesar 110,78 (-5,04%) ditutup pada level 2.085,15 tertekan oleh koreksi harga saham batu bara dan perkebunan akibat koreksi harga minyak dunia. Harga minyak dunia di bursa New York turun 5% ke level $113 per barel, harga CPO turun 11,3% ke $715 per ton, harga batu bara di Newscastle Port Australia sejak awal Agustus terkoreksi 18,54% melemah ke level $156,16 per ton (8/8) meski di akhir pekan kemarin kembali naik 5% ke $163,90.

Di awal pekan, IHSG ditutup melemah 62,01 poin (-2,8%) ke level 2.133,92. Harga saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp500 (-8,85%) ke posisi Rp5.150, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (-4,15%) ke posisi Rp12.700, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,21%) ke posisi Rp26.600. Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) ikut menyumbang pelemahan IHSG dengan koreksi Rp75 (-3,61%) ke posisi Rp2.000 setelah Indofood memperkirakan penurunan produksi sebesar 10% tahun ini akibat melemahnya permintaan. Bursa juga kembali terkoreksi di penutupan selasa sebesar 76,34 poin (-3,6%) ke level 2.057,58 karena panic selling pelaku pasar yang melepas saham-saham komoditas (cutloss).

Di perdagangan rabu IHSG mulai naik ditutup di level 2.063,52 atau naik sebesar 5,94 poin (0,29%) oleh faktor selective buying pelaku bursa terhadap saham perbankan, meskipun di sisi lain mereka masih menghindari saham batu bara dan CPO karena belum ada signal naik dari harga minyak. Saham Bank BCA naik Rp200 (7,14%), saham Bank Mandiri naik Rp125 (4,55%), dan saham Bank BRI naik Rp250 (4,31%). Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan inflasi di pertengahan tahun depan akan melambat ke level 6,5%. Saham International Nickel (INCO) ikut mendongkrak IHSG dengan rencana korporasi yang akan membangun pabrik pengolah nikel senilai US$1,2 miliar di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Saham INCO naik Rp50 (1,4%) ke level Rp3.625.

Saham Medco Internasional bergerak naik 2,4% ke level Rp4.275, setelah sehari sebelumnya terkoreksi 13,02% ke level Rp4.175. Medco Energi Internasional menjajaki opsi dividen khusus senilai US$50 juta atau setara dengan Rp140 per saham, menyusul divestasi tujuh anak perusahaannya hingga akhir tahun ini.

Bursa kembali rebound pada perdagangan kamis oleh naiknya saham-saham komoditas yang telah oversold. IHSG ditutup naik 43,12 poin (2,09%) ke level 2.106,64. Saham PTBA naik Rp1.500 (12,35%), BUMI naik Rp400 (8%), dan ITMG naik Rp1.300 (5,71%). Selain oleh faktor oversold, saham batu bara naik oleh sentimen positif harga kontrak minyak untuk bulan September di bursa New York yang naik 2,7% ke $116 per barel. Harga kontrak CPO di bursa Malaysia untuk pengiriman Oktober juga naik sebesar 3,3% ke posisi $790 per ton. Saham AALI naik Rp1.700 (10,62%) dan LSIP naik Rp350 (5,74%).

Secara teknis, saham LSIP bergerak rebound setelah koreksi 24,05% sejak awal Agustus akibat koreksi harga CPO di bursa Malaysia yang membawa LSIP menyentuh posisi oversold indikator RSI di level 21 saat harga di Rp6.000 (12/8). Kinerja semester I/2008 LSIP yang mencatat kenaikan laba bersih lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp525 miliar ikut mendongkrak LSIP. Technical rebound juga dialami AALI yang sejak awal Agustus terkoreksi sebesar 24,7% dan membawa ke posisi oversold dengan indikator RSI menyentuh level terendah yaitu 20.

Akuisisi PT Tambang Batu Bara Bukit Asam atas 51% saham Internasional Prima Coal di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki cadangan batu bara sebanyak 45 juta ton, ikut menopang naiknya PTBA sebesar 12,35% ke level Rp13.650 pada perdagangan kamis.

Di akhir pekan, IHSG kembali terkoreksi karena harga minyak kembali turun ke $113 per barel dan juga oleh kebijakan pemerintah yang akan menerapkan aturan jaminan pasokan batu bara dalam negeri dengan harga jual dalam negeri lebih rendah dari harga ekspor. Harga saham PTBA turun 6,59% ke level Rp12.750, BUMI turun 6,48% ke level Rp5.050, dan ITMG turun 4,37% ke level Rp23.000. Di sisi lain, kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke level $113 per barel memperkuat ekspektasi akan melambatnya inflasi dan naiknya pertumbuhan kredit perbankan menjelang akhir tahun karena adanya peningkatan daya beli masyarakat. Saham BBCA naik 4,24% ke Rp3.075, saham BNGA naik 2,15% ke Rp950, saham BDMN naik 1,89% ke Rp5.400, saham BBRI naik 1,67% ke Rp6.100, dan saham BMRI naik 0,87% ke Rp2.900

Tidak ada komentar: