Senin, Agustus 11, 2008

Penurunan harga minyak tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan, bursa saham terkoreksi 2,4% dipicu oleh merosotnya harga minyak dunia ke level $119 per barel dan harga komoditas batu bara di pasaran internasional. Harga saham batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan (1/8) melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton atau anjlok sebesar 17,65% sejak 11 Juli. IHSG ditutup pada level 2.195,93 di akhir pekan kemarin.

Merespon harga batu bara yang melemah di pasaran internasional, pada penutupan rabu (6/8) saham Bumi Resources (BUMI) terkoreksi hingga ke level Rp5.250 atau turun Rp900 (-14,63%) dari penutupan akhir pekan sebelumnya. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp1.100 (–8,3%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp3.300 (–11,6%). Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI terlihat melemah di penutupan senin (4/8), memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI hingga pada perdagangan kamis setelah pelaku bursa kembali memburu saham tersebut karena kondisi harga yang telah oversold sampai penutupan rabu. Secara teknis, harga saham BUMI telah menyentuh level 31 mendekati level terendah indeks RSI (relative strenght index) untuk kembali rebound. Kebijakan pemerintah yang menetapkan Indonesian Coal Index menambah sentimen positif karena diharapkan akan mengurangi fluktuasi harga jual dan memberikan kestabilan penjualan produsen dalam memenuhi kebutuhan domestik. Hingga akhir pekan, saham BUMI kembali bergerak naik ke posisi Rp5.650, saham PTBA ke posisi Rp13.250 dan saham ITMG bergerak naik ke posisi Rp27.200.

Data inflasi Juli yang sebesar 11,9% atau lebih tinggi dari inflasi Juni yang sebesar 11,03% serta kenaikan BI rate sebesar 25bps menjadi 9% tidak mempengaruhi pelaku bursa dalam mengkoleksi saham-saham unggulan sektor perbankan. Hal ini disebabkan, kinerja fundamental perbankan selama semester I/2008 mencatat hasil yang cukup positif di tengah kenaikan BBM pada bulan Mei sebesar 28,7% dan laju inflasi yang menguat sejak awal tahun ini seiring tren kenaikan harga minyak dunia dan komoditas pangan. Harga saham Bank Mandiri, Bank BCA, Bank Danamon, dan Bank BRI sejak awal pekan hingga perdagangan kamis rata-rata naik 3%.

Kinerja Bank Mandiri selama semester I/2008 mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64%. ROA di semester I/2008 tercatat sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%.

Pada perdagangan akhir pekan, saham perbankan terkoreksi oleh faktor teknis. Saham BMRI ditutup di level Rp2.925, BBCA di level Rp2.950, BDMN di level Rp5.400, dan BBRI di level Rp6.050. Indeks RSI saham BMRI bahkan telah mendekati level puncak overbought yaitu 70, tepatnya mencapai level 67 di perdagangan rabu.

Aksi korporasi PT Timah untuk meningkatkan likuiditas sahamnya di bursa berupa stock split 1:10 mewarnai perdagangan akhir pekan kemarin dan mendongkrak saham TINS naik Rp35 (1,2%) ke posisi Rp2.975.

Tidak ada komentar: