Selasa, Agustus 12, 2008

Ulasan Pasar 11 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham melanjutkan bearish hingga penutupan perdagangan di awal pekan ini sebesar 62,01 poin (-2,8%) ke level 2.133,92 tertekan oleh panic selling pelaku bursa merespon harga minyak yang semakin terkoreksi menuju ke level $116 per barel atau melemah $3 per barel dari akhir pekan kemarin.

Faktor lain adalah nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS sebesar Rp100 dalam tiga hari terakhir ke level Rp9.175/US$ mendorong investor asing untuk melepas aset yang berdenominasi rupiah. Di penutupan kemarin, investor asing mencatat netsell sebesar Rp148 miliar. Sektor pertambangan memberikan porsi terbesar dalam pelemahan IHSG kemarin yaitu sebesar 43,25% diikuti oleh sektor keuangan dan perbankan sebesar 11,29%.

Saham Bumi Resources (BUMI) yang secara teknis telah berada dalam posisi bearish dalam tiga hari terakhir, berdasarkan indikator Bollinger, semakin tertekan oleh harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya yang memperbesar peluang turunnya permintaan dunia untuk komoditas bahan bakar pengganti minyak seperti batu bara. Harga batu bara di Newscastle Port Australia bergerak melemah ke level $156,16 per ton pekan kemarin dan sejak awal Agustus telah terkoreksi 18,54% Harga saham BUMI kemarin melemah Rp500 (-8,85%) ke level Rp5.150, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (-4,15%) ke level Rp12.700, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,21%) ke level Rp26.600.

Koreksi teknis juga terjadi pada emiten kelapa sawit yaitu Astra Agro Lestari (AALI) yang berada di posisi bearish sejak awal bulan ini. Koreksi harga minyak berpotensi menurunkan permintaan CPO untuk pembuatan biofuel. Harga CPO di bursa Malaysia telah melemah sebesar 4% dalam sepekan terakhir ke level $806 per ton. Harga saham AALI turun Rp900 (-4,86%) ke level Rp17.600 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp400 (-6,02%) ke level Rp6.250.

Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) tertekan Rp75 (-3,61%) ke level Rp2.000 setelah di akhir pekan kemarin, Indofood Sukses Makmur memperkirakan penurunan produksi sebesar 10% tahun ini akibat melemahnya permintaan.

Dari sektor perbankan, saham Bank BRI turun Rp200 (-3,31%) ke level Rp5.850 dan saham Bank Mandiri (BMRI) turun Rp100 (-3,42%) ke level Rp2.825. Nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS akan memperbesar biaya dana pihak ketiga dalam valuta asing khususnya dolar AS.

Tidak ada komentar: