Jumat, Agustus 22, 2008

Ulasan Pasar 21 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pasar saham melanjutkan rebound di perdagangan kemarin dengan kenaikan IHSG sebesar 18,55 poin (0,90%) ke level 2.088,25. Sektor pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit masih mendominasi kenaikan IHSG pada penutupan kemarin.

Harga saham PTBA bergerak naik Rp650 (5%) ke posisi Rp13.650 dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp1.300 (5,6%) ke posisi Rp24.500, sedangkan saham Bumi Resources bergerak naik tipis Rp50 (0,95%) ke posisi Rp5.300. Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia memperkirakan produksi batu bara Indonesia akan meningkat 15% menjadi 270 juta ton tahun depan, dan untuk produksi tahun 2008 ini berada di level 234 juta ton.

Secara teknis, saham batu bara seperti BUMI telah oversold hingga ke level terendah dalam empat bulan terakhir di posisi Rp4.950 pada selasa (19/8). Bila merujuk pada indikator Bollinger, harga saham BUMI telah memperlihatkan upaya untuk bergerak bullish sejak rabu dengan volume perdagangan sebanyak 143 juta lembar saham. Namun, pada perdagangan kamis kemarin volume transaksi melemah menjadi 100 juta lembar dan kenaikan hanya sebesar Rp50, dapat disimpulkan bahwa pelaku pasar akan segera profit taking untuk kenaikan dalam dua hari terakhir tersebut, karena kondisi pasar yang masih labil seiring belum adanya signal bullish pada harga minyak. Kenaikan produksi batu bara sebesar 15% tahun depan juga dikhawatirkan akan melemahkan harga jual batu bara di luar negeri serta semakin menekan harga jual domestik.

Harga saham International Nickel ikut bergerak naik oleh sentimen naiknya harga nikel di bursa London sebesar 2,7% ke level $19.925 dan saham INCO kemarin ditutup pada level Rp3.825 atau naik Rp100(2,7%).

Dari sektor perkebunan kelapa sawit, saham Astra Agro Lestari (AALI) bergerak naik Rp700 (4,29%) ke level Rp17.000 dan saham London Sumatera (LSIP) naik Rp200 (3,6%) ke level Rp5.750. Faktor utama yang mendongkrak kenaikan harga kedua saham CPO itu adalah Pungutan Ekspor (PE) kelapa sawit untuk September 2008 yang dipastikan turun oleh Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia menjadi 10% dari pungutan pada Agustus ini sebesar 15%. Penurunan itu dipengaruhi oleh harga rata-rata CPO di bursa Rotterdam sebesar US$977,28 per ton dan merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan No.72/PMK.011/2008 yang menetapkan PE sebesar 10% jika rata-rata harga kelapa sawit US$850-US$1.100 per ton, sedangkan US$1.100-US$1.200 per ton, maka PE menjadi sebesar 15%

Tidak ada komentar: