Senin, Agustus 04, 2008

Inflasi tekan indeks saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham selama sepekan terakhir bulan Juli bergerak rebound sejak awal pekan, namun di akhir pekan terkoreksi akibat profit taking pelaku pasar dan juga sentimen negatif laju inflasi Juli yang berada di level 11,9% (yoy) atau lebih tinggi dari posisi laju inflasi Juni yang sebesar 11,03% (yoy). IHSG naik tipis selama sepekan sebesar 3,41 poin (0,2%) dan ditutup pada level 2.248,75 pada Jumat kemarin.

Di awal pekan, IHSG bergerak naik oleh saham pertambangan, perbankan, dan telekomunikasi yang telah oversold sejak pekan sebelumnya. IHSG ditutup naik 30,33 poin (1,4%) ke level 2.275,68. Selain karena faktor oversold, harga minyak dunia yang tetap berkisar di level $124 per barel memberikan ekspektasi positif terhadap laju inflasi dalam negeri dalam semester kedua tahun ini. Saham Bumi Resources (BUMI) ditutup naik Rp400(6,72%). Indikator RSI (Relative Strenght Index) berada di posisi 40,61 atau berada dalam area oversold sejak awal Juli. Selain itu, indikator MACD semakin melemah di areal negatif yang memberikan sinyal beli untuk saham BUMI.

Faktor teknikal juga mendongkrak saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan kenaikan sebesar Rp250 (3,23%). Indikator Bollinger menunjukkan pergerakan harga TLKM berada di sekitar upperline yang memberikan sinyal bullish untuk saham TLKM. Saham perbankan seperti saham Bank BNI (BBNI) dan Bank BCA (BBCA) juga bergerak di sekitar upperline Bollinger. Harga saham BBNI ditutup naik Rp60 (4,41%) dan saham BBCA ditutup naik Rp25 (0,85%). Harga minyak dunia yang belum beranjak naik melewati $125 sejak akhir pekan sebelumnya diharapkan akan meringankan laju inflasi di bulan September (bulan puasa). Pelaku bursa pun mengekspektasikan level BI rate akan tetap di posisi 8,75% hingga akhir tahun. Daya beli masyarakat dan permintaan kredit konsumsi perbankan diharapkan akan membaik di semester kedua tahun ini.

Di perdagangan selasa, bursa saham naik tipis 3,01 poin (0,1%) di level 2.278,68 setelah pada sesi pertama perdagangan terkoreksi 18 poin oleh profit taking saham batu bara, perbankan dan sahamTLKM. Saham TLKM bergerak turun Rp100 (-1,25%) setelah indikator RSI menyentuh level 60,41 (overbought) di perdagangan senin.

Di perdagangan kamis, bursa kembali bergerak positif ke posisi 2.304,51 naik 25,82 poin (1,1%). Harga minyak yang melemah ke posisi $122 per barel memberikan ekspektasi positif bagi perbaikan daya beli hingga akhir tahun. Harga batu bara internasional di Newcastle Port yang ikut bergerak turun di akhir pekan (25/7) ke level $174,70 per ton diharapkan akan meningkatkan penjualan batu bara karena harga telah bergerak menuju keseimbangan pasar. Saham BUMI naik Rp300 (4,65%), saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) naik Rp400 (3,02%), dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp850 (2,99%).

Laporan keuangan Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BRI (BBRI) mencatat kinerja positif di semester I/2008 di tengah daya beli masyarakat yang sempat melemah di bulan Mei lalu karena kenaikan harga BBM. Saham BMRI naik Rp50 (1,71%) dan Saham BBRI naik Rp50 (0,8%). Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008 ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64% berbanding lurus dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. ROA di semester I/2008 sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%. Laba bersih Bank BRI naik 19% ke posisi Rp2,82 triliun, pendapatan bunga bersih naik 17,8% serta laba operasional naik 22,6%. Kenaikan pendapatan bunga ditopang oleh LDR yang naik 77,01% dari posisi 72,73% di tahun lalu.

Di hari yang sama, saham Semen Gresik naik Rp50 (1,2%). Semen Gresik mencatat kenaikan laba bersih sebesar 63% pada semester I/2008. Dari sektor otomotif, saham Astra Internasional (ASII) naik Rp350 (1,58%). Astra Internasional mencatat laba bersih Rp4,7 triliun atau naik 80% di semester I/2008 yang ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 46%. ROE naik dari 11,07% naik menjadi 16,01% dan ROA naik dari 4,4% menjadi 6,4%. PER saham Astra Internasional selama setahun terakhir sebesar 16,39 kali atau lebih rendah dari posisi semester I tahun lalu yang sebesar 26,04 kali.

Di akhir pekan, sentimen negatif level inflasi Juli yang sebesar 11,9% mendorong pelaku bursa untuk melakukan profit taking. Saham ASII terkoreksi turun Rp500 (-2,22%), BBRI turun Rp200 (-3,38%), BUMI turun Rp600 (-8,89%), PTBA turun Rp50 (-0,37%), dan TLKM turun Rp50 (-0,65%). Investor mengantisipasi pengumuman Rapat Dewan Guberbur Bank Indonesia pekan depan yang tentunya akan mempertimbangkan level inflasi Juli untuk posisi BI rate di awal Agustus.

Tidak ada komentar: