Selasa, Agustus 05, 2008

Ulasan Pasar 4 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Faktor merosotnya harga komoditas batu bara di pasaran internasional menjadi pemicu utama turunnya harga saham batu bara dan juga indeks harga saham gabungan kemarin. IHSG ditutup pada level 2.227,67 terkoreksi 21,07 poin (-0,94%) pada perdagangan awal pekan ini. Selain oleh harga komoditas, koreksi indeks bursa regional ikut memberikan sentimen negatif bagi perdagangan kemarin. Indeks Nikkei turun 1,23%, Hangseng turun 1,52%, indeks Straits Times turun 1,03%, dan indeks KLCI turun 0,9%.

Harga batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan kemarin melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton. Harga batu bara tersebut telah terkoreksi sebesar 17,65% sejak 11 Juli lalu. Pelaku bursa dalam negeri pun segera merespon koreksi lanjutan tersebut dengan melepas saham Bumi Resources (BUMI) hingga ke level Rp5.850 atau turun Rp300 (-4,88%) dari penutupan akhir pekan kemarin. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (–4,04%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp900 (–3,07%), dan saham Adaro Energy (ADRO) turun Rp40 (–2,45%). Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI terlihat melemah di areal positif sejak akhir pekan sebelumnya hingga penutupan kemarin, memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI sampai ada sentimen positif dari harga batu bara internasional. Harga minyak dunia yang masih berkisar di level $124-$125 per barel sejak pekan lalu ikut menekan harga batu bara dan memberikan tekanan bagi pergerakan harga saham BUMI dan emiten batu bara lainnya.

Harga CPO di bursa Malaysia turun 3% seiring mulai stabilnya harga minyak dunia di level $125 per barel sejak pekan lalu. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp200 (-0,94%), saham London Sumatera (LSIP) turun Rp200 (-2,6%), dan saham Bakrie Sumatera (UNSP) turun Rp40 (-3%).

Di sisi lain, data inflasi Juli yang sebesar 11,9% atau lebih tinggi dari inflasi Juni yang sebesar 11,03% tidak mempengaruhi pelaku bursa dalam mengkoleksi saham-saham unggulan sektor perbankan. Harga saham Bank Mandiri (BMRI) ditutup naik Rp100 (3,36%) dan saham Bank BCA (BBCA) ditutup naik Rp75 (2,56%). Tampak bahwa pasar tidak terlalu mengkhawatirkan level BI rate di awal Agsutus ini yang berpotensi dinaikkan menyentuh level 9%. Hal ini disebabkan, kinerja fundamental perbankan selama semester I/2008 mencatat hasil yang cukup positif di tengah kenaikan BBM pada bulan Mei dan laju inflasi yang menguat sejak awal tahun ini seiring tren kenaikan harga minyak dunia dan komoditas pangan.

Di semester I tahun ini, Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008 ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64% berbanding lurus dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. Posisi kredit tumbuh sebesar Rp33,3 triliun di antaranya penyaluran kredit UMKM yang tumbuh 44,62% (yoy) dari Rp14,22 triliun menjadi Rp20,56 triliun.ROA di semester I/2008 tercatat sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%.

Tidak ada komentar: