Kamis, Agustus 07, 2008

Ulasan Pasar 6 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham ditutup naik tipis sebesar 1,59 poin (0,07%) ke level 2.187,20 kemarin meskipun masih diwarnai oleh koreksi tipis atas harga saham batu bara Bumi Resources (BUMI), PT Tambang batu bara bukit asam (PTBA), dan Indo Tambangraya Megah (ITMG). Saham sektor konsumsi seperti Unilever Indonesia (UNVR) dan Gudang Garam (GGRM) bergerak naik oleh ekspektasi membaiknya daya beli masyarakat seiring harga minyak dunia yang melemah berada di level $119 per barel tertekan oleh berkurangnya permintaan terhadap komoditas tersebut karena melemahnya daya beli masyarakat AS. Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, tingkat belanja masyarakat melemah sebesar 0,2% pada bulan Juni.

Harga saham BUMI masih melanjutkan koreksi sebesar Rp50 (-0,94%) dan tidak sebesar sehari sebelumnya yaitu Rp550. Koreksi harga BUMI yang semakin melemah kemarin dipengaruhi oleh kondisi BUMI yang telah oversold secara teknis dalam sebulan terakhir. Indeks RSI (relative strengt index) telah berada di posisi 31 pada penutupan selasa sebelumnya.

Investor asing memburu saham GGRM dan UNVR seiring ekspektasi membaiknya penjualan di semester kedua tahun ini dengan harga minyak yang cenderung melemah. Harga saham GGRM naik Rp250 (4%) dan UNVR naik Rp100 (1,45%).

Saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) memasuki masa koreksi teknis seteah bergerak naik dalam sebulan terakhir sejak harga minyak dunia bergerak melemah. Saham BMRI terkoreksi tipis Rp50 (-1,63%) ke level Rp3.025 per saham. Indeks RSI saham BMRI berada di level 67 atau dalam kondisi overbought.

Tekanan terhadap IHSG masih disumbang oleh saham-saham perkebunan kelapa sawit seperi Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) mengikuti tren penurunan harga CPO di bursa Malaysia. Kemarin harga CPO di bursa Malaysia kembali turun 4,8% ke level $840. Saham AALI turun Rp1.000 (-5%) dan LSIP turun Rp350 (-4,9%).

Saham Jasa Marga (JSMR) bergerak naik Rp30 (2,4%) seiring rencana perusahaan untuk membelanjakan Rp5 triliun untuk memulai pembangunan tiga ruas jalan tol di Pulau Jawa.

Tidak ada komentar: