Rabu, Agustus 06, 2008

Ulasan Pasar 5 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali anjlok dengan koreksi sebesar 42,06 poin (-1,89%) ke level 2.185,62. Koreksi sebesar itu dipicu oleh aksi jual investor asing terhadap saham pertambangan. Investor asing mencatat net sell atas saham Bumi Resources (BUMI) sebanyak 124 juta lembar tertinggi kedua setelah saham Bakrie & Brothers yang mencatat net sell sebanyak 173 juta lembar. Secara keseluruhan, investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp758 miliar di penutupan kemarin.

Harga minyak yang terus turun dan menyentuh level di bawah $120 per barel tepatnya $119,24 per barel semakin menekan harga saham pertambangan dan prospek penjualan komoditas bahan bakar alternatif untuk minyak seperti batu bara tersebut dalam semester kedua tahun ini.

Harga batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan (1/8) telah melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton. Harga batu bara tersebut telah terkoreksi sebesar 17,65% sejak 11 Juli lalu. Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI sudah melemah dari areal positif dan memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI sejak akhir pekan yang lalu.

Harga saham BUMI kemarin terkoreksi Rp550 (-9,4%), saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp850 (-6,51%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp2.600 (-9,14%).

Saham emiten kelapa sawit kembali melanjutkan koreksi mengikuti penurunan harga CPO di bursa Malaysia yang kembali anjlok sebesar 5% ke level $840 per metrik ton. Sehari sebelumnya, harga CPO di bursa tersebut juga telah anjlok sebesar 3%. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp850 (-4,04%), saham London Sumatera turun Rp300 (-4,03%), dan saham Bakrie Sumatera (UNSP) turun Rp50 (-3,82%).

Harga minyak yang melemah ikut menekan harga komoditas nikel di bursa London kemarin sebesar 1,5% ke level $18,025 per metrik ton. Harga saham International Nickel (INCO) turun Rp225 (-5,2%) dan saham Aneka Tambang (ANTM) turun Rp150 (-6,5%).

Kenaikan BI rate sebesar 25bps menjadi 9% tidak mempengaruhi laju kenaikan saham Astra Internasional (ASII) dan saham unggulan perbankan seperti Bank BRI (BBRI) dan Bank Danamon (BDMN). Harga saham ASII ditutup naik Rp250 (1,16%), harga saham BBRI ditutup naik Rp150 (2,54%) dan saham BDMN ditutup naik Rp50 (0,94%). Harga saham Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BCA (BBCA) ditutup tidak berubah dari penutupan sehari sebelumnya. Harga minyak yang bergerak melemah diharapkan akan menekan laju inflasi hingga akhir tahun dan memperbaiki daya beli masyarakat serta meningkatkan permintaan masyarakat terhadap kredit perbankan terutama kredit konsumsi.

Tidak ada komentar: