Selasa, Januari 12, 2010

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 12 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di awal pekan kedua tahun ini, indeks BISNIS-27 kembali mencatat level terbaru yang membawa indeks menyentuh tingkat imbal hasil mendekati 100% sejak mulai diperdagangkan 27 Januari 2009 lalu. Pada pedagangan kemarin, indeks ditutup di level 243,25 atau naik 0,74% dari posisi penutupan akhir pekan kemarin, Jumat (8/1). Indeks membukukan pertumbuhan sebesar 99,53% sejak diluncurkan di awal tahun lalu.

Kenaikan indeks ditopang aksi beli selektif yang dipengaruhi ekspektasi kinerja positif emiten-emiten sepanjang 2009. Saham TLKM menjadi salah satu emiten yang diharapkan akan membukukan pertumbuhan yang positif selama 2009 karena adanya penguatan rupiah terhadap dolar AS. Ekspektasi kinerja yang positif juga menopang kenaikan BBCA pada perdagangan kemarin.

Selain saham BBCA dan TLKM, saham Astra Internasional Tbk (ASII), saham Gudang Garam Tbk (GGRM), Lippo Karawaci Tbk (LPKR) serta konstituen indeks BISNIS-27 dari sektor semen yaitu Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) dan Semen Gresik Tbk (SMGR) bergerak positif oleh harapan investor terhadap kinerja 2009.

Di samping ekspektasi kinerja 2009 yang positif, minat beli juga dipengaruhi pergerakan positif indeks Dow Jones (DJIA) dan indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng, Nikkei-225 dan STI Singapura. Positifnya indeks DJIA akan berdampak naiknya capital inflow dolar AS ke emerging market termasuk Indonesia dan juga Singapura yang akan berada dalam tren bullish oleh arus dana tersebut. Mata uang lokal seperti rupiah akan melanjutkan penguatan, sehingga menambah potensi naiknya indeks BISNIS-27.

Indeks DJIA menguat 0,11%. Indeks Nikkei-225 menguat 1,09%, indeks Hang Seng menguat 0,51%, dan indeks STI Singapura menguat 0,37%.

Pada perdagangan kemarin, rupiah menguat 0,8% ke level 9.145 per dolar AS dibandingkan penutupan pekan lalu di level 9.220 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menguat tajam ke 9.130 per dolar AS.

Di sisi lain, aksi ambil untung melanda saham-saham komoditas termasuk emiten batu bara, seperti Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Aneka Tambang Tbk (ANTM), International Nickel Tbk (INCO) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

Tidak ada komentar: