Kamis, Januari 14, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 14 Januari 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 14 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Sentimen negatif mendera pergerakan indeks BISNIS-27 pada hari ketiga perdagangan pekan ini, Rabu (13/1) dengan koreksi sebesar 1,13% dan indeks ditutup di level 243,32.

Sentimen negatif berasal dari keputusan China untuk menaikkan Giro Wajib Minimum, menjadi pemicu sentimen koreksi bursa saham dan harga minyak dunia. Kenaikan GWM ditujukan untuk menahan laju kredit, namun dikhawatirkan bisa menghambat laju pemulihan ekonomi global.

Penurunan harga minyak berlanjut ke level US$80 per barel dan indeks DJIA sehari sebelumnya ditutup melemah sebesar 0,34%. Indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng, Nikkei-225, dan STI Singapura bergerak melemah mengikuti koreksi DJIA dan memberikan sentimen cukup besar bagi minat jual investor jangka pendek di bursa dalam negeri. Indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng turun cukup signifikan sebesar 2,59%, indeks Nikkei-225 turun 1,32%, dan indeks STI Singapura turun 0,95%.

Sebanyak 17 saham konstituen BISNIS-27 mengalami koreksi, sembilan saham tidak berubah dari posisi penutupan sehari sebelumnya, dan satu saham yaitu Bayan Resources Tbk (Tbk)bergerak positif sebesar 0,9%. Saham pertambangan menjadi penekan utama indeks BISNIS-27 kemarin.

Selain itu, pengangguran di AS sebesar 10% (85.000 orang) pada Desember 2009 atau lebih besar daripada proyeksi ekonom serta penurunan tajam penyaluran kredit di Jepang pada Desember 2009 sebesar 1,2% ke level terendah dalam 4 tahun terakhir, menjadi faktor pemicu turunnya harga minyak dunia.

Kondisi tersebut memunculkan asumsi negatif di kalangan pelaku pasar mengenai pemulihan ekonomi global yang belum terwujud sebagai hasil dari program stimulus. Investor pun merealisasikan gain jangka pendek untuk menghindari penurunan lebih besar.

Tidak ada komentar: