Kamis, Januari 07, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 7 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Koreksi saham perbankan memimpin penurunan indeks BISNIS-27 pada perdagangan Rabu kemarin, sekaligus tercatat sebagai penurunan pertama indeks pada tahun ini. indeks bergerak ke level 241,63 atau melemah tipis 0,37% dari posisi penutupan sehari sebelumnya, Selasa (6/1).

Pengumuman Bank Indonesia untuk level BI rate awal Januari ini sebesar 6,5% atau tetap di posisi yang sama untuk kelima kalinya sejak Agustus 2009 lalu, menjadi pemicu aksi jual investor jangka pendek terhadap saham perbankan, yang sebelumnya bergerak menguat oleh laju inflasi 2009 yang rendah dan ekspektasi level BI rate yang terjaga. Saat ini, investor akan lebih fokus pada laporan keuangan 2009 emiten perbankan sebagai pemicu kenaikan harga saham perbankan selanjutnya.

Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,94% ke level Rp4.950, saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,54% ke level Rp4.800, dan saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,27% ke level Rp7.750. selain saham perbankan, tekanan pada indeks juga berasal dari aksi profit taking saham CPO seperti Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang melemah 0,41% kemarin. Sejak perdagangan awal pekan ini atau awal tahun ini, saham AALI bergerak menguat 6,4% oleh ekspektasi kenaikan harga CPO di Bursa Malaysia mengikuti lonjakan harga minyak yang telah mencapai level US$81,77 per barel atau meningkat 10,5% dalam sepekan terakhir sejak dua pekan terakhir.

Di sisi lain, laju pelemahan indeks BISNIS-27 oleh saham perbankan berhasil ditahan oleh kenaikan harga saham-saham pertambangan batu bara mengikuti sentimen positif dari pergerakan harga minyak dunia yang kemarin telah mencapai US$81,77 per barel. Saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO) naik 3,27% ke level Rp3.950, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 2,25% ke level Rp18.200, saham Bayan Resources Tbk (BYAN) naik 0,87% ke level Rp5.800 dan saham Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 0,56% ke level Rp1.800.

Kenaikan harga komoditas utama lainnya yaitu emas yang berada dalam tren bullish sejak awal pekan ini menambah keyakinan pelaku pasar untuk mengkoleksi saham-saham pertambangan yang dipicu oleh optimisme pemulihan ekonomi global 2010 dan diikuti meningkatnya minat beli emas untuk lindung nilai oleh pelaku pasar.

Laju inflasi 2009 yang cukup rendah serta BI rate di awal tahun ini yang berhasil dijaga tetap stabil di level 6,5% diharapkan dapat menjaga pemulihan daya beli domestik. Hal tersebut yang menjaga penguatan rupiah ke level Rp9.275 per US$ atau menguat 1,4% dari posisi penutupan akhir tahun 2009 Rp9.403 per US$.

Tidak ada komentar: