Jumat, Januari 29, 2010

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 29 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pembalikan arah indeks BISNIS-27 akhirnya terjadi pada perdagangan Kamis kemarin dengan kenaikan sebesar 2,31% di level 241,47 setelah indeks terkoreksi sebesar 4,6% sejak Kamis pekan lalu hingga perdagangan Rabu pekan ini. Rebound indeks kemarin ditopang sentimen positif dari indeks DJIA dan indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng, Nikkei-225 dan STI Singapura.

Indeks DJIA ditutup menguat 0,41% pada perdagangan rabu waktu setempat, indeks Hang Seng menguat 1,61%, indeks Nikkei-225 menguat 1,58% dan indeks STI Singapura menguat 1,9%. Dari dalam negeri, tindakan Bank Indonesia melepas dolar As untuk menjaga stabilitas rupiah disambut positif oleh investor Bursa Efek Indonesia.

Penguatan indeks DJIA dan regional merembet ke bursa komoditas minyak dan emas yang bergerak positif di level US$73,95 per barel dan US$1.089 per ounce. Naiknya indeks DJIA dianggap sebagai sinyal positif perbaikan ekonomi di negara tersebut yang tentunya akan bedampak positif bagi negara-negara Asia Pasifik yang bermitra dagang utama dengan Amerika Serikat (counterpart). Sinyal positif tersebut segara mengimbas bursa komoditas energi dan logam mulia yaitu minyak dan emas yang terdongkrak oleh motif lindung nilai.

Saham-saham pertambangan batu bara menjadi penggerak utama indeks BISNIS-27 kemarin. Saham Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 3,26%, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) naik 5,17%. Faktor oversold saham-saham pertambangan juga menjadi pemicu aksi beli investor terhadap saham-saham di sektor tersebut.

Selain itu, saham Astra Internasional Tbk (ASII) menguat 4,8% dan Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menguat 5,8% oleh ekspektasi laju inflasi yang terkendali Januari ini dan level BI rate yang akan dipertahankan di level 6,5%, sehingga suku bunga kredit konsumsi perbankan untuk kepemilikan kendaraan tidak terancam naik. Di sisi lain, rupiah stabil di level Rp9.200 hingga Rp9.300 per US$ serta ada intervensi Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan rupiah di level tersebut. Rupiah yang stabil akan menjaga harga jual kendaraan baik roda dua maupun roda empat untuk tidak mengalami kenaikan.

Tidak ada komentar: