Kamis, Januari 28, 2010

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 28 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 melanjutkan tren koreksinya untuk hari kelima sejak Kamis pekan lalu. Pada perdagangan kemarin, indeks ditutup melemah 0,53% di level 234,98. Indeks BISNIS-27 telah terkoreksi sebesar 4,6% dalam lima hari perdagangan terakhir.

Faktor sentimen negatif rencana kebijakan China yang akan mengurangi penyaluran kredit perbankan untuk mencegah overheat ekonominya dan juga rencana pemerintahan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk membatasi proprietary trading perbankan berupa pembelian asset atau saham yang bertujuan keuntungan jangka pendek, menjadi pemicu koreksi bursa saham NYSE (New York Stock Exchange) dan juga regional Asia Pasifik dalam beberapa hari terakhir ini.

Indeks Dow Jones (DJIA) turun 3,86% sejak Kamis pekan lalu hingga perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks regional Asia Pasifik, Nikkei-225 turun 4,52% sejak Kamis pekan lalu hingga Rabu kemarin, begitu juga dengan indeks Hang Seng yang turun 5,89% dan STI Singapura yang turun 6,46%. Rencana Obama tersebut dipandang sebagai pengetatan likuiditas dolar AS dari industri perbankan negara tersebut ke bursa saham dan komoditas.

Tekanan jual pada konstituen indeks BISNIS-27 dipimpin oleh saham-saham komoditas. Harga minyak dunia merosot ke level US$74,7 per barel sebagai respon dari rencana kebijakan China dan AS tersebut. Saham Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 2,13%, saham Bayan Resources Tbk (BYAN) turun 1,77%, dan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 2,66%. Namun, harapan membaiknya indeks BISNIS-27 masih ada dengan minat beli investor yang masih kuat pada saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan International Nickel Indonesia Tbk (INCO). Saham ITMG naik 3,4% kemarin dan saham INCO naik tipis 0,7%. Selain itu, saham Astra Internasional Tbk (ASII) naik 1,48% dan saham Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 0,86%.

Indeks BISNIS-27 juga tertekan oleh koreksi saham-saham perbankan yang dipicu antisipasi investor menjelang pengumuman inflasi Januari pada pekan depan. Saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 1,56%, saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,09%, saham Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 1,05%, saham Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) turun 1,22%, saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 0,66%, saham Bank Niaga Tbk (BNGA) turun 1,37%, dan saham Bank Danamon Tbk (BDMN) turun 0,51%.

Tidak ada komentar: