Jumat, Januari 22, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 22 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 terhempas cukup kuat sepanjang perdagangan Kamis kemarin dan ditutup melemah 1,43% atau 3,53 poin ke level 243,87. Sentimen negatif indeks Dow Jones (DJIA) yang diikuti oleh koreksi indeks regional Asia Pasifik seperti Hang Seng dan STI Singapura, memicu tekanan koreksi indeks BISNIS-27. Indeks Hang Seng turun 1,99%, indeks STI Singapura turun 1,46%.

Indeks DJIA melemah 1,14% sebagai dampak dari kinerja negatif beberapa emiten seperti International Business Machines Corp (IBM), CSX Corp dan Morgan Stanley untuk periode kuartal IV/2009. Selain itu, penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang seperti euro dan yen memicu aksi ambil untung di bursa komoditas minyak dan emas yang menekan harga kedua komoditas tersebut. Sebagai dampaknya, saham Exxon Mobil Corp dan Newmont Mining Corp ikut terkoreksi dan menambah tekanan pada DJIA.

Di samping itu, koreksi indeks DJIA, Hang Seng dan STI Singapura, juga dipicu oleh rencana kebijakan bank sentral China untuk membatasi kredit perbankan dengan menaikkan reserve requirement (Giro Wajib Minimum/GWM). Kebijakan tersebut sebagai respon menahan laju pertumbuhan ekonomi China yang dikhawatirkan akan overheating.
Namun, oleh pelaku pasar global, kebijakan tersebut dinilai sebagai kebijakan yang kontra dengan pemulihan bursa saham yang selama ini ditopang dengan kenaikan harga komoditas seperti minyak dunia dan batu bara.

Pemulihan bursa saham emerging market dari krisis likuiditas 2008 lebih banyak didominasi oleh ekspektasi tingginya permintaan bahan bakar di China, setelah AS mengalami pengetatan likuiditas.

Beberapa sentimen negatif tersebut memicu aksi ambil untung di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pelaku pasar di BEI memilih wait and see sejenak untuk melihat dampak dari kebijakan Bank Sentral China serta pergerakan harga minyak serta emas dunia.
Secara teknis, indeks BISNIS-27 sudah berada di areal oversold, sehingga cukup besar potensi untuk rebound di akhir pekan ini. Pergerakan indeks DJIA yang positif serta harga minyak dan emas yang positif akan menarik kembali dana investor masuk ke BEI.

Koreksi indeks kemarin, sebagian besar dipimpin oleh saham-saham pertambangan dan perbankan yang didominasi oleh aksi jual investor asing. Aksi ambil untung juga melanda saham ISAT yang kemarin mengalami koreksi 4,46% setelah sejak Kamis pekan lalu hingga awal pekan ini melonjak 19,58% karena isu pergantian direksi.

Saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan International Nickel Indonesia Tbk (INCO) turun 2,2% dan 2,65%. Saham Perbankan yaitu saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 3,47% dan 3,09%.

Tidak ada komentar: