Jumat, Januari 08, 2010

Ulasan indeks BISNIS-27 edisi 8 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Koreksi indeks kembali terjadi pada perdagangan hari keempat tahun ini, Kamis (7/1) membawa indeks BISNIS-27 ke level 239,59 melemah tipis 0,85% dari posisi penutupan Rabu sehari sebelumnya. Indeks telah terkoreksi 1,21% dalam dua hari terakhir dari posisi tertingginya 242,53 pada Selasa (5/1) lalu.

Tekanan indeks masih didominasi oleh saham-saham perbankan yang dipicu oleh aksi ambil untung pelaku pasar setelah BI rate dipastikan tetap stabil oleh pengumuman Bank Indonesia pada Rabu kemarin. Sebelumnya, kenaikan saham-saham perbankan merupakan lonjakan jangka pendek yang dipicu oleh laju inflasi 2009 yang berada di level terendah sepanjang sejarah yaitu 2,78% dan ekspektasi BI rate akan dijaga pada level 6,5% atau kelima kalinya sejak Agustus 2009 lalu.

Beberapa saham komoditas terlihat menahan koreksi indeks dari saham-saham perbankan. Saham komoditas CPO seperti Astra Agro Lestari Tbk (AALI), saham batu bara Adaro Energy Tbk (ADRO) dan saham Aneka Tambang Tbk (ANTM) bergerak menguat lebih dari 2% pada perdagangan kemarin. Saham AALI naik 3,94% ke level Rp25.050, saham ADRO naik 2,22% ke level Rp1.840, dan saham ANTM naik 2,17% ke level Rp2.350. Kenaikan tersebut juga diikuti oleh pergerakan saham tambang lainnya seperti International Nickel Indonesia Tbk (INCO) yang naik 0,63% ke level Rp3.975 dan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) yang naik 0,27% ke level Rp18.250.

Harga minyak dunia yang menembus level US$82 per barel dan harga emas dunia yang telah mencapai level US$1.131 per ounce memunculkan minat investor untuk melakukan hedging investasi ke saham-saham komoditas. Di sisi lain, ancaman meningkatnya laju inflasi dalam negeri di tahun ini sebagai dampak dari membaiknya ekonomi dunia akan mempengaruhi posisi BI rate yang tentunya akan kembali naik dan mempengaruhi suku bunga kredit dan NPL (Non Performing Loan) perbankan yang berpotensi meningkat, sehingga akan menarik alokasi dana lebih banyak untuk mengantisipasi NPL tersebut. Saham perbankan dinilai menjadi lebih berisiko oleh pelaku pasar. Pada perdagangan kemarin, saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 1,56% ke level Rp4.725 dan saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 1,29% ke level Rp7.650.

Minimnya sentimen positif untuk saham-saham yang berkorelasi positif dengan daya beli domestik turut menambah tekanan pada indeks BISNIS-27. Saham Astra Internasional Tbk (ASII) turun 3,12% ke level Rp34.200, saham Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,88% ke level Rp20.900, saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 1,77% ke level Rp11.100, dan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun 2,63% ke level Rp9.250.

Tidak ada komentar: