Rabu, Januari 20, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 20 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 naik 0,96% mengukir kembali posisi tertingginya di level 246,89 pada penutupan perdagangan Selasa (19/1), terdorong oleh saham-saham yang berkorelasi dengan daya beli, khususnya saham-saham perbankan. Saham Bank Danamon Tbk membukukan pertumbuhan tertinggi diantara konstituen BISNIS-27 lainnya yaitu sebesar 5,15% ke level Rp5.100.

Sentimen harga minyak dunia yang melemah ke level US$78,35 per barel menjadi penguat saham-saham perbankan, selain faktor kinerja emiten perbankan pada 2009 yang diyakini akan positif ditopang oleh apresiasi rupiah terhadap dolar AS sepanjang 2009 sebesar 15,4%. Saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 3,8% ke level Rp8.200 dan saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,04% ke level Rp4.850. Selain saham perbankan, saham Gudang Garam Tbk (GGRM) naik 3% ke level Rp24.050, saham Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 2,73% ke level Rp11.300 dan saham Astra Internasional Tbk (ASII) naik 0,69% ke level Rp11.300.

Merosotnya harga minyak dan sikap waspada investor yang menantikan laporan keuangan perusahaan-perusahaan di AS, menyusul berita negatif pengajuan pailit perusahaan penerbangan Jepang Japan Airlines, menjadikan saham-saham pertambangan dalam negeri kurang agresif dalam menopang indeks BISNIS-27 kemarin. Berita negatif dari Japan Airlines memberikan indikasi buruk mengenai perkembangan perbaikan ekonomi global.

Saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO) ditutup naik 2,01% ke level Rp3.800, sedangkan saham Adaro Energy Tbk (ADRO), Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan saham Bayan Resources Tbk (BYAN) ditutup tidak berubah dari posisi penutupan awal pekan ini. Saham Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) bahkan ditutup terkoreksi masing-masing sebesar 0,45% dan 0,28%.

Halangan terhadap kenaikan indeks kemarin juga berasal dari aksi profit taking investor atas saham Indosat Tbk (ISAT) yang telah 18,46% dalam tiga hari terakhir akibat isu pergantian direksi sebagai respon keinginan pelaku pasar agar Indosat Tbk tetap berada di posisi kedua dalam industri telekomunikasi di negeri ini. Kemarin, saham ISAT tertekan 6,03% ditutup di level Rp5.450.

Indeks BISNIS-27 saat ini menantikan pergerakan harga minyak dunia untuk kembali menuju level resistance di posisi US$81 per barel agar saham-saham pertambangan dapat kembali naik, dan di saat itu pergerakan saham-saham perbankan akan mengalami aksi ambil untung oleh investor jangka pendek yang memburu saham-saham pertambangan.

Tidak ada komentar: