Rabu, Januari 13, 2010

Ulasan Indeks BISNIS-27 edisi 13 Januari 2010
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Saham bank menjadi pendongkrak utama kenaikan indeks BISNIS-27 pada perdagangan kemarin, sebaliknya saham batu bara dan pertambangan lainnya bergerak melemah menahan laju kenaikan indeks BISNIS-27. Indeks BISNIS-27 ditutup menguat 1,18% dan kembali mencapai level tertingginya yaitu 246,11.

Saham perbankan terdongkrak oleh sentimen positif tren penguatan rupiah terhadap dolar AS yang berpeluang menuju level di bawah Rp9.000/US$. Tren apresiasi rupiah diharapkan dapat memacu permintaan kredit konsumsi oleh masyarakat dan berdampak positif bagi pendapatan bunga perbankan.

Apresiasi rupiah juga akan menjaga laju inflasi dari naiknya biaya impor ((imported inflation), sehingga dapat menjaga BI rate di posisi saat ini 6,5% hingga triwulan I/2010.

Aksi ambil untung masih berlanjut atas saham-saham komoditas terutama saham-saham batu bara seperti Adaro Energy Tbk (ADRO) dan Bayan Resources Tbk (BYAN). Saham ADRO turun 1,01% dan BYAN turun 0,89%. Saham tambang lainnya juga terkoreksi seperti, saham International Nickel Indonesia Tbk (INCO) yang turun 0,63% dan saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) turun 0,28%. Koreksi ini dipicu oleh pembalikan arah harga minyak dunia yang saat ini turun ke level US$81,91 per barel.

Pengangguran di AS sebesar 10% pada Desember 2009 atau lebih besar daripada proyeksi ekonom serta penurunan tajam penyaluran kredit di Jepang pada Desember 2009 sebesar 1,2% ke level terendah dalam 4 tahun terakhir, menjadi faktor pemicu turunnya harga minyak dunia. Kedua data tersebut memberikan gambaran aktivitas ekonomi dunia yang belum menguat dan kebutuhan minyak untuk industri yang belum ada tanda-tanda mengalami peningkatan permintaan.

Di sisi lain, harga emas dunia semakin menguat ke level US$1.155,8 per ounce yang ditopang berpindah dana dari bursa komoditas minyak ke emas, sebagai alternatif investasi lindung nilai. Di dalam negeri, harga emas batangan berpeluang mencapai level Rp400.000 per gram bila harga emas dunia dapat kembali menyentuh level Rp1.200 per ounce. Hal tersebut mengalihkan minat investasi investor bursa saham jangka pendek, untuk sejenak mengkoleksi emas batangan.

Tidak ada komentar: