Jumat, Januari 25, 2008

Ulasan Pasar 21-25 Januari 2008

Indeks Harga Saham Gabungan dalam sepekan tercatat naik tipis 0,36% ditutup pada akhir perdagangan Jumat ini pada posisi 2.620,49. Kenaikan ini cukup menggembirakan mengingat di awal pekan dalam dua hari perdagangan IHSG terkoreksi sangat dalam hingga 4,8% pada hari Senin dan 7,7% pada hari Selasa dipengaruhi oleh kepanikan pelaku pasar terhadap ancaman resesi AS akibat krisis subprime mortgage yang mempersulit likuiditas dan memperlemah daya beli publik AS. Bursa global khususnya regional Asia Pasifik yang sudah sangat panik terdorong cut loss akhirnya semakin menambah kepanikan pelaku pasar di bursa efek Indonesia dan menekan indeks terkoreksi 226 poin pada penutupan sesi I perdagangan Selasa.

Ancaman inflasi dalam negeri dengan kenaikan harga bahan-bahan kebutuhan pokok seperti kedelai dan terigu juga memberikan pesimisme tersendiri pada pelaku pasar terhadap daya beli masyarakat yang berujung pada perkembangan pendapatan emiten dan kinerja keuangannya terutama di triwulan I/2008 ini.

Paket stimulus pajak bagi pebisnis dan masyarakat menengah ke bawah AS untuk meningkatkan investasi dan memperkuat daya beli publik AS serta keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga hingga 75 basis poin ke level 3,5% akhirnya memberikan sentimen positif tersendiri bagi pergerakan bursa global dan Asia Pasifik termasuk BEI dengan rebound yang cukup tajam. IHSG naik 7,92% ke posisi 2.476,28 pada Rabu dan rebound ini terus berlanjut hingga penutupan perdagangan Jumat yang membawa IHSG ke level 2.620,49. Harga saham yang telah jatuh pada hari Selasa, mendorong pelaku pasar untuk mengumpulkan kembali saham-saham tersebut dan mendongkrak IHSG dengan cepat berada kembali di level 2.600 dalam tiga hari.

Paket stimulus ekonomi AS tersebut juga memberikan angin segar bagi beberapa harga komoditas seperti minyak yang naik ke level US$90 per barel setelah di awal pekan berada pada level US$86 per barel. Kenaikan harga minyak akhirnya kembali mempengaruhi permintaan terhadap bahan bakar alternatif atau substitusi minyak seperti minyak sawit dan juga permintaan batubara. Harga CPO di bursa Malaysia naik ke level $991 metrik ton. Saham AALI naik 3,3% ke posisi Rp29.900 dan UNSP naik 5,4% ke posisi Rp2.450. Sedangkan dari emiten batubara, saham BUMI naik 10,2% ke posisi Rp5.950 dan PTBA naik 9,8% ke posisi Rp11.750

Dari sisi internal, pemangkasan The Fed diharapkan akan mempengaruhi Bank Indonesia untuk menyesuaikan level BI rate yang saat ini 8%. Pelaku pasar berharap BI rate yang lebih rendah lagi akan semakin memacu net interest margin perbankan dan peningkatan kredit modal kerja yang pada akhirnya akan menopang daya beli masyarakat di tengah ancaman inflasi dari harga kebutuhan pokok. Saham BMRI naik 6,5% ke posisi Rp3.300, BBCA naik 4,3% ke posisi Rp7.200, dan saham BBRI naik 4,5% ke posisi Rp7.000

Tidak ada komentar: