Rabu, Januari 23, 2008

Ulasan Pasar 23 Januari 2008

Pasar saham memberikan kejutan luar biasa pada perdagangan hari ini dengan rebound sebesar 7,9% atau 181,75 poin ke level 2.476,27. Setelah turun 7,7% pada penutupan hari selasa akibat sentimen negatif dari bursa global yang dilanda kekhawatiran resesi AS. Pergerakan IHSG yang naik tajam pada penutupan hari ini tidak lepas dari keputusan The Fed yang memangkas suku bunganya hingga 75 basis poin ke level 3,5%. Selain itu IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen positif dari Indeks Hangseng yang naik 10,72%, indeks Mumbai BSE naik 5,17%, dan KOSPI naik 1,21%.

Pemangkasan suku bunga The Fed ini adalah langkah lanjutan dari pihak AS karena beberapa hari sebelumnya pemerintah AS memberikan stimulus ekonomi berupa paket diskon pajak khususnya bagi pebisnis dan masyarakat berpendapatan menengah ke bawah dengan nilai US$150miliar atau sekitar 1% dari PDB. Namun langkah itu sempat dinilai terlambat oleh pelaku pasar karena rumor semakin dekatnya resesi AS sudah sangat kuat mempengaruhi investor global dan mendorong mereka untuk cut-loss dan semakin menekan harga saham bursa global termasuk Indonesia. Koreksi pasar saham yang sangat luar biasa pada hari selasa akhirnya memaksa The Fed untuk meredam gejolak pasar dengan memangkas The Fed lebih cepat dari jadwal FOMC yang semestinya digelar pada akhir bulan ini.

Pemangkasan suku bunga The Fed dinilai cukup berhasil meredam gejolak pasar dan bahkan banyak bursa yang mencetak gain signifikan akibat aksi beli oleh pelaku pasar karena harga-harga saham yang telah anjlok sebelumnya. Pemangkasan The Fed diharapkan akan memperlonggar likuiditas di AS, memperbaiki daya beli publik AS yang bermuara pada stabilnya lalu lintas ekspor kawasan Asia Pasifik ke AS.

Selain itu, pemangkasan The Fed yang luar biasa tersebut juga cukup memberikan sentimen positif bagi kebijakan bank sentral seperti Bank Indonesia yang diproyeksi akan menurunkan BI rate karena selisih dengan The Fed telah cukup besar, meski ancaman inflasi dalam negeri dari kenaikan harga bahan pokok masih ada. Namun, penurunan BI rate diharapkan akan semakin memperlonggar likuiditas dalam negeri dan memperbaiki daya beli masyarakat yang pada akhirnya juga akan memberikan efek positif bagi pendapatan emiten di BEI. Saham BMRI naik 13,3% ke posisi Rp2.975 dan saham BBCA 5,6% ke posisi Rp6.650.

Dari internal emiten, saham Bakrie Telecom naik 4,6% setelah induknya yaitu Bakrie&Brothers berencana untuk membeli saham BTEL senilai Rp1,6Triliun untuk kepentingan ekspansi usaha Bakrie Telecom.

Tidak ada komentar: