Jumat, Agustus 29, 2008

Ulasan Pasar 28 Agustus 2008

Ulasan Pasar 29 Agustus 2008
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham ditutup naik 13,78 poin (0,65%) ke level 2.144,85 dari penutupan perdagangan rabu dengan penopang IHSG terutama dari saham batu bara yang bergerak naik mengikuti sentimen kenaikan harga minyak di bursa New York. Kenaikan harga komoditas CPO mendongkrak saham Astra Agro Lestari (AALI) dengan tambahan sentimen peningkatan penjualan produk turunan kelapa sawit menjelang bulan puasa.

Saham Bumi Resources (BUMI) bergerak naik Rp150 (2,8%) ke level Rp5.500 dan saham PTBA bergerak naik Rp100 (0,71%) ke level Rp14.250 seiring kenaikan harga minyak dunia yang melonjak 0,5% hingga menembus level $118 per barel dalam empat hari terakhir dan meningkatkan ekspektasi kebutuhan batu bara sebagai pengganti minyak. Di sisi lain, saham perbankan tergerus oleh rally kenaikan harga minyak tersebut yang berpotensi meningkatkan ekspektasi laju inflasi dan BI rate. Saham Bank Niaga (BNGA) ditutup turun Rp10 (-1,12%) ke posisi Rp 3.150 dan saham Bank BRI turun Rp150 (-2,56%) ke posisi Rp5.700.

Harga kontrak CPO di bursa Malaysia kemarin melanjutkan rally dalam tiga hari terakhir dengan kenaikan sebesar 3,9% ke level $742 per metrik ton. Saham AALI naik Rp550 (3,13%) ke posisi Rp18.100. Selain itu, aksi beli saham produsen kelapa sawit tersebut didorong oleh sentimen menghadapi bulan puasa yang akan dibarengi oleh naiknya permintaan masyarakat atas produk turunan kelapa sawit seperti minyak goreng. Kenaikan harga komoditas juga mendongkrak harga saham emiten produsen karet, Bakrie Sumatera Plantations (UNSP). Harga karet alam di bursa Tokyo naik 1,2% ke level 315,7 yen atau US$2.896 per ton karena naiknya harga minyak dunia menjadikan karet alam sebagai alat lindung nilai (hedging) oleh pelaku pasar dipengaruhi spekulasi berkurangnya stok di Jepang. Saham UNSP ditutup naik Rp10 (0,95%) ke level Rp1.060.

Sentimen aksi korporasi ikut mewarnai perdagangan bursa kamis kemarin. Bakrie Telecom berencana untuk membeli saham Indosat sebanyak 25% untuk memperluas area layanan bisnis CDMA (Esia) yang telah dilayani oleh Indosat (Starone). Saham BTEL kemarin ditutup naik Rp5 (1,75%) ke posisi Rp290.

Saham Astra Internasional (ASII) bergerak naik oleh sentimen kinerja semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 8% menjadi Rp4,7 triliun yang ditopang oleh pendapatan bersih perseroan selama semester pertama tahun ini sebesar 46% menjadi Rp46,3 triliun. Laba bersih per saham dasar (earning per share) ASII naik 81% menjadi Rp1.174 dari posisi Rp649 di semester I tahun lalu. Sentimen positif saham ASII juga ditopang oleh kinerja Bank Permata (BNLI) di mana Astra Internasional memiliki 44,505% saham Bank Permata. Laba bersih Bank Permata naik 41,2% menjadi Rp273 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp193 miliar. Laba bersih per saham naik menjadi Rp35,30 dari posisi tahun lalu Rp25,01. Rasio LDR (loan to deposit ratio) naik menjadi 93,7% dari tahun lalu sebesar 83,1%. Saham ASII kemarin ditutup naik Rp350 (1,76%) ke posisi Rp20.200.

Kamis, Agustus 28, 2008

Ulasan Pasar 27 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali bergerak menguat oleh beberapa aksi korporasi emiten migas dan gain saham-saham batu bara yang dipengaruhi oleh kenaikan tipis harga minyak dunia di bursa New York sebesar 0,4% ke level $116,68 per barel. Saham Bumi Resources ditutup ke level Rp5.350 naik Rp100 (1,9%), saham PTBA ke level Rp14.150 naik Rp200 (1,43%) dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) ke level Rp26.300 naik Rp650 (2,53%). IHSG ditutup di level 2.131,06 naik 23,51 poin (1,12%)

Saham MEDC ditutup naik Rp150 (3,39%) ke level Rp4.575. Grup Medco bekerjasama dengan Dedini Agro, salah satu produsen utama etanol Brasil, menggarap proyek hulu dan hilir bioetanol berbasis tebu di Merauke, Papua dengan nilai investasi US$2 miliar.

Aksi korporasi juga mewarnai saham ELSA. PT Elnusa Tbk (ELSA) melalui anak usahanya, Elnusa Patra Retail, mengakuisisi PT Radiant ramok Senabing dan Gulfstream Resources Ramok Senabing sebagai pemegang partisipasi kerja Blok TAC Ramok Senabing. Langkah akuisisi tersebut untuk memuluskan target pertumbuhan perseroan dari pendapatan jasa hulu migas yang pada tahun ini mencatat lonjakan kontrak menjadi sebesar US$259 juta dari porsi kontrak jasa hulu migas 2008 yang dibukukan sebesar US$146 juta. Saham ELSA ditutup ke posisi Rp290 naik Rp5 (1,75%).

IHSG ikut tertopang oleh saham perbankan seperti Bank BCA (BBCA) dan Bank BRI (BBRI). Sentimen suku bunga SBI 9% yang berdampak suku bunga pinjaman yang tinggi ikut memberikan ekspektasi positif bagi pendapatan perbankan menyambut kebutuhan dana kas menjelang bulan puasa. Saham BBCA naik Rp150 (5,08%) ke level Rp3.100 dan BBRI naik Rp100 (1,74%) ke level Rp5.850.

Saham Mobile-8 (FREN) kemarin ditutup naik ke posisi Rp120 melonjak tajam sebesar 69,01% setelah pada hari selasa di-suspend oleh otoritas bursa menyusul rencana akuisisi oleh Bakrie Telecom. Saham Global Mediacom, induk PT Mobile-8, ditutup naik Rp15 (4,48%) ke level Rp350.

Saham PT AGIS Tbk (TMPI) mencatat kenaikan sebesar 1,9% ke posisi Rp270 setelah muncul rencana aksi koporasi AGIS untuk membeli 30% saham PT Erafone Artha Retailindo dan Comstas Mobile Pte Ltd.dalam rangka diversifikasi usaha.

Rabu, Agustus 27, 2008

Ulasan Pasar 26 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan bergerak melemah pada perdagangan kemarin yang merupakan koreksi teknikal merealisasikan gain sejak pekan lalu. IHSG kemarin ditutup melemah 19,68 poin (-0,92%) ke level 2.107,55. IHSG sejak rabu pekan kemarin hingga senin awal pekan ini telah naik 84,72 poin (4,15%). IHSG kemarin tertekan oleh saham Bumi Resources melanjutkan koreksi sebesar Rp150 (-2,78%) ke level Rp5.250 dan saham PTBA yang terkoreksi oleh aksi profit taking jangka pendek sebesar Rp50 (-0,36%) ke level Rp13.950, setelah sehari sebelumnya naik Rp400 (2,9%). Realisasi gain jangka pendek juga terjadi pada saham Astra Internasional (ASII) yang terkoreksi Rp200 (-1%) setelah naik Rp350 (1,78%) pada senin karena harga minyak dunia yang tiba-tiba terkoreksi 5% dalam sehari ke level $114 per barel.

Saham emiten CPO kembali tergerus oleh koreksi harga komoditas CPO di bursa Malaysia. Harga CPO kembali turun sebesar 4,4% ke level $732 per metrik ton. Harga CPO sejak akhir pekan lalu telah tertekan 8,9% ke level $732 per metrik ton pada perdagangan kemarin. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp400 (-2,22%) ke level Rp17.650 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp50 (-0,86%) ke level Rp5.750

Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) bergerak naik ke posisi Rp2.425 naik Rp25 (1,04%). Selama semester I/2008, Perusahaan Gas Negara mencatat kenaikan laba bersih sebesar 45% menjadi Rp1,45 triliun dari semester I tahun lalu Rp1 triliun ditopang oleh kenaikan pendapatan usaha perseroan sebesar 51% menjadi Rp5,83 triliun dari sebelumnya Rp3,85 triliun. Laba bersih per saham (earning per share) naik 43,2% menjadi Rp63 per saham dari posisi Rp44 per saham di semester I tahun lalu.

Saham Bakrie Telecom (BTEL) naik Rp20 (7,69%) ke level Rp280. Bakrie Telecom mengakuisisi 15,8% saham Mobile-8 (FREN) dan bahkan berpeluang untuk melakukan merjer antara Mobile-8 dan Bakrie Telecom yang akan membentuk perusahaan telekomunikasi baru berbasis CDMA dengan nilai aset mencapai Rp12,6 triliun seiring rencana Global Mediacom (BMTR) yang secara bertahap akan melepas saham Mobile-8 (FREN), untuk memfokuskan diri ke bisnis media. Saham BMTR kemarin ditutup naik Rp10 (3,08%) ke level Rp335, sedangkan saham FREN diberhentikan sementara oleh bursa (suspended)

Saham Bank BRI bergerak melemah karena penambahan saham baru BBRI di bursa sebagai hasil dari konversi saham MSOP tahap III yang sejumlah 312.500 lembar, sehingga saham BBRI yang tercatat di bursa efek Indonesia menjadi 12.205.112.450 lembar saham. Saham BBRI kemarin ditutup di posisi Rp5.750 turun Rp100 (-1,71%).

Dari sektor barang konsumsi, Indofood Sukses Makmur (INDF) berencana untuk mengakuisisi saham perusahaan pengolahan susu PT Indolakto dengan membeli terlebih dulu dari Pastilla Investment Ltd. 100% saham Drayton Pte. yang menguasai 68,57% saham Indolakto. Saham INDF ditutup tidak berubah di posisi Rp1.960 setelah sehari sebelumnya terkoreksi Rp20 (-1%).

Selasa, Agustus 26, 2008

Ulasan Pasar 25 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham di penutupan awal pekan ini kembali bergerak naik tipis melanjutkan bullish pekan kemarin, meskipun di sesi I perdagangan sempat turun oleh profit taking atas saham komoditas sebagai imbas kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke posisi $114 per barel. IHSG kemarin ditutup di level 2,127,22 atau naik tipis 6,73 poin (0,32%)

Saham yang berusaha mengangkat IHSG adalah saham Astra Internasional (ASII). Saham ASII ditutup naik Rp350 (1,78%) ke posisi Rp20.000 menyusul koreksi lanjutan harga minyak yang berpeluang memperlambat laju inflasi dan memperkuat daya beli masyarakat dengan turunnya biaya impor suku cadang otomotif. Di samping itu, kebutuhan kendaraan roda dua atau roda empat menjelang hari raya Idul Fitri berpotensi meningkatkan pendapatan usaha Astra Internasional melalui anak usahanya.

Saham Telekomunikasi Indonesia juga menjadi penopang IHSG kemarin dengan berita positif rencana Telkom untuk membeli sebagian saham Bakrie Telecom milik PT Bakrie & Brothers. Selain Telkom, perusahaan investasi asal Rusia, Altimo, juga menjajaki kemungkinan membeli saham Bakrie Telecom. Saham TLKM kemarin ditutup naik Rp100 (1,27%) ke posisi Rp7.950 dan saham BTEL naik Rp10 (4%) ke posisi Rp260. Saham BTEL mencatat kenaikan EPS (laba bersih per saham) sebesar 23,5% selama semester I/2008 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Bakrie Telecom naik 59,5% menjadi Rp62 miliar dari posisi tahun lalu sebesar Rp39 miliar yang dtopang oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 90% dari sebesar Rp650 miliar tahun lalu naik menjadi Rp1,2 triliun di semester I tahun ini.

Di sisi lain, profit taking menekan saham Bumi Resources (BUMI) sebesar Rp50 (-0,52%) dan saham Indo Tambangraya Megah yang tertekan Rp300 (-1,17%) setelah selama tiga hari terakhir menjelang akhir pekan lalu BUMI naik 10,1% dan ITMG naik 15,5% oleh sentimen harga minyak yang menembus level $120 per barel. Harga batu bara di Newcastle Port turun sebesar 1,1% ke posisi $162,15 per ton (22/8) dari posisi $163,90 per ton (15/8).

Dari sektor perkebunan, saham Astra Agro Lestari (AALI) ikut tertekan sebesar Rp150 (-0,82%) dan saham London Sumatera terkoreksi Rp100 (-1,69%) menyusul melemahnya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 4,4% ke level $769 per metrik ton yang dipengaruhi oleh koreksi harga minyak. Saham AALI telah naik 14,1% dan LSIP naik 9,3% sejak rabu hingga jumat pekan kemarin.

Pergerakan harga di pasaran global ikut menekan saham komoditas lainnya seperti INCO dan TINS. Harga nikel di bursa London terkoreksi 3% ke level $20.850 per ton akibat koreksi harga minyak, begitu juga harga timah yang terkoreksi sebesar 4,1% ke level $20.900 per ton. Saham International Nickel (INCO) turun Rp75 (-1,9%) ke level Rp3.900 dan saham Timah turun Rp50 (-1,9%) ke level Rp2.650.

Ulasan Pasar 25 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham di penutupan awal pekan ini kembali bergerak naik tipis melanjutkan bullish pekan kemarin, meskipun di sesi I perdagangan sempat turun oleh profit taking atas saham komoditas sebagai imbas kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke posisi $114 per barel. IHSG kemarin ditutup di level 2,127,22 atau naik tipis 6,73 poin (0,32%)

Saham yang berusaha mengangkat IHSG adalah saham Astra Internasional (ASII). Saham ASII ditutup naik Rp350 (1,78%) ke posisi Rp20.000 menyusul koreksi lanjutan harga minyak yang berpeluang memperlambat laju inflasi dan memperkuat daya beli masyarakat dengan turunnya biaya impor suku cadang otomotif. Di samping itu, kebutuhan kendaraan roda dua atau roda empat menjelang hari raya Idul Fitri berpotensi meningkatkan pendapatan usaha Astra Internasional melalui anak usahanya.

Saham Telekomunikasi Indonesia juga menjadi penopang IHSG kemarin dengan berita positif rencana Telkom untuk membeli sebagian saham Bakrie Telecom milik PT Bakrie & Brothers. Selain Telkom, perusahaan investasi asal Rusia, Altimo, juga menjajaki kemungkinan membeli saham Bakrie Telecom. Saham TLKM kemarin ditutup naik Rp100 (1,27%) ke posisi Rp7.950 dan saham BTEL naik Rp10 (4%) ke posisi Rp260. Saham BTEL mencatat kenaikan EPS (laba bersih per saham) sebesar 23,5% selama semester I/2008 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Bakrie Telecom naik 59,5% menjadi Rp62 miliar dari posisi tahun lalu sebesar Rp39 miliar yang dtopang oleh kenaikan pendapatan usaha sebesar 90% dari sebesar Rp650 miliar tahun lalu naik menjadi Rp1,2 triliun di semester I tahun ini.

Di sisi lain, profit taking menekan saham Bumi Resources (BUMI) sebesar Rp50 (-0,52%) dan saham Indo Tambangraya Megah yang tertekan Rp300 (-1,17%) setelah selama tiga hari terakhir menjelang akhir pekan lalu BUMI naik 10,1% dan ITMG naik 15,5% oleh sentimen harga minyak yang menembus level $120 per barel. Harga batu bara di Newcastle Port turun sebesar 1,1% ke posisi $162,15 per ton (22/8) dari posisi $163,90 per ton (15/8).

Dari sektor perkebunan, saham Astra Agro Lestari (AALI) ikut tertekan sebesar Rp150 (-0,82%) dan saham London Sumatera terkoreksi Rp100 (-1,69%) menyusul melemahnya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 4,4% ke level $769 per metrik ton yang dipengaruhi oleh koreksi harga minyak. Saham AALI telah naik 14,1% dan LSIP naik 9,3% sejak rabu hingga jumat pekan kemarin.

Pergerakan harga di pasaran global ikut menekan saham komoditas lainnya seperti INCO dan TINS. Harga nikel di bursa London terkoreksi 3% ke level $20.850 per ton akibat koreksi harga minyak, begitu juga harga timah yang terkoreksi sebesar 4,1% ke level $20.900 per ton. Saham International Nickel (INCO) turun Rp75 (-1,9%) ke level Rp3.900 dan saham Timah turun Rp50 (-1,9%) ke level Rp2.650.

Senin, Agustus 25, 2008

Harga komoditas dongkrak indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Perdagangan bursa selama sepekan terakhir bergerak naik dengan kenaikan IHSG sebesar 35,34 poin (1,7%) ditutup pada level 2.120,49 di akhir pekan. Di hari pertama perdagangan (19/8), bursa masih melanjutkan koreksinya sebesar 42,65 poin (-2,05%) ditutup di level 2.042,50 dipengaruhi koreksi harga minyak dunia di bursa New York yang menyentuh level $112 per barel.

IHSG bergerak rebound sejak perdagangan rabu hingga jumat dengan kenaikan sebesar 77,99 poin (3,8%) dipengaruhi oleh technical rebound saham-saham komoditas khususnya batu bara yang bergerak naik karena harga yang telah oversold dalam empat bulan terakhir. Saham Bumi Resources (BUMI) naik 10,1%, saham PTBA naik 9,7%, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik 15,5% selama tiga hari berturut-turut. Kenaikan tersebut juga dipengaruhi pergerakan harga minyak dunia yang naik 6% untuk pengiriman September hingga menyentuh level $121 per barel.

Secara teknikal, indikator MACD saham BUMI mulai memasuki areal positif pada rabu mengakhiri tekanan jual sejak 5 Agustus dan mulai membuka signal beli. Saham BUMI ditutup di level Rp5.450, saham PTBA di level Rp13.600, dan saham ITMG di level Rp25.750 pada akhir pekan kemarin.

Saham Medco Energi International bergerak naik sebesar 7,9% selama tiga hari hingga akhir pekan kemarin. Selain karena kenaikan harga minyak dunia, naiknya saham MEDC juga ditopang oleh aksi korporasi Medco Energi yang bekejasama dengan Kuwait Energy Company untuk membentuk perusahaan migas multinasional Somalia Petroleum Company dengan presentase kepemilikan Medco bersama Kuwait Energy adalah sebesar 24,5%.

Saham Timah (TINS) ikut bergerak naik sebesar 21,35% sejak rabu, dipengaruhi adanya rencana pembatasan ekspor dari Indonesia, produsen timah kedua terbesar di dunia setelah China, yang akan menekan produksi timah 90.000 ton per tahun mulai tahun ini untuk menjaga keseimbangan harga timah di pasar dunia. Saham TINS di akhir pekan ditutup di level Rp2.700.

Dari emiten kelapa sawit, saham Astra Agro Lestari (AALI) bergerak naik 14,1% dan saham London Sumatera (LSIP) naik 9,3% sejak rabu. Pelaku bursa menyambut baik pernyataan Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia yang memperkirakan Pungutan Ekspor (PE) kelapa sawit untuk September 2008 akan turun menjadi 10% dari pungutan pada Agustus ini yang sebesar 15%. Penurunan itu dipengaruhi oleh harga rata-rata CPO di bursa Rotterdam yang sebesar US$977,28 per ton di bulan ini serta merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan No.72/PMK.011/2008 yang menetapkan PE sebesar 10% jika rata-rata harga kelapa sawit US$850-US$1.100 per ton, dan PE sebesar 15% jika rata-rata harga kelapa sawit US$1.100-US$1.200 per ton. Di akhir pekan, saham AALi ditutup di level Rp18.200 dan saham LSIP ditutup di level Rp5.900.

Jumat, Agustus 22, 2008

Ulasan Pasar 21 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pasar saham melanjutkan rebound di perdagangan kemarin dengan kenaikan IHSG sebesar 18,55 poin (0,90%) ke level 2.088,25. Sektor pertambangan batu bara dan perkebunan kelapa sawit masih mendominasi kenaikan IHSG pada penutupan kemarin.

Harga saham PTBA bergerak naik Rp650 (5%) ke posisi Rp13.650 dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp1.300 (5,6%) ke posisi Rp24.500, sedangkan saham Bumi Resources bergerak naik tipis Rp50 (0,95%) ke posisi Rp5.300. Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia memperkirakan produksi batu bara Indonesia akan meningkat 15% menjadi 270 juta ton tahun depan, dan untuk produksi tahun 2008 ini berada di level 234 juta ton.

Secara teknis, saham batu bara seperti BUMI telah oversold hingga ke level terendah dalam empat bulan terakhir di posisi Rp4.950 pada selasa (19/8). Bila merujuk pada indikator Bollinger, harga saham BUMI telah memperlihatkan upaya untuk bergerak bullish sejak rabu dengan volume perdagangan sebanyak 143 juta lembar saham. Namun, pada perdagangan kamis kemarin volume transaksi melemah menjadi 100 juta lembar dan kenaikan hanya sebesar Rp50, dapat disimpulkan bahwa pelaku pasar akan segera profit taking untuk kenaikan dalam dua hari terakhir tersebut, karena kondisi pasar yang masih labil seiring belum adanya signal bullish pada harga minyak. Kenaikan produksi batu bara sebesar 15% tahun depan juga dikhawatirkan akan melemahkan harga jual batu bara di luar negeri serta semakin menekan harga jual domestik.

Harga saham International Nickel ikut bergerak naik oleh sentimen naiknya harga nikel di bursa London sebesar 2,7% ke level $19.925 dan saham INCO kemarin ditutup pada level Rp3.825 atau naik Rp100(2,7%).

Dari sektor perkebunan kelapa sawit, saham Astra Agro Lestari (AALI) bergerak naik Rp700 (4,29%) ke level Rp17.000 dan saham London Sumatera (LSIP) naik Rp200 (3,6%) ke level Rp5.750. Faktor utama yang mendongkrak kenaikan harga kedua saham CPO itu adalah Pungutan Ekspor (PE) kelapa sawit untuk September 2008 yang dipastikan turun oleh Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia menjadi 10% dari pungutan pada Agustus ini sebesar 15%. Penurunan itu dipengaruhi oleh harga rata-rata CPO di bursa Rotterdam sebesar US$977,28 per ton dan merujuk pada Peraturan Menteri Keuangan No.72/PMK.011/2008 yang menetapkan PE sebesar 10% jika rata-rata harga kelapa sawit US$850-US$1.100 per ton, sedangkan US$1.100-US$1.200 per ton, maka PE menjadi sebesar 15%

Kamis, Agustus 21, 2008

Ulasan Pasar 20 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham mencatat technical rebound pada perdagangan kemarin merespon harga saham-saham komoditas pertambangan khususnya batu bara yang bergerak naik karena harga yang telah oversold dalam enam bulan terakhir. IHSG ditutup di level 2.069,70 naik 27,20 poin (1,33%).

Harga saham Bumi Resources (BUMI) naik Rp300 (6,06%) ke level Rp5.250, saham PTBA naik Rp600 (4,84%) ke level Rp13.000, dan saham Indo Tambangraya Megah naik Rp900 (4,04%) ke level Rp23.200. Kenaikan harga saham batu bara mengikuti naiknya harga minyak dunia sebesar 1,5% ke level $114,53 per barel untuk pengiriman September dan sempat menyentuh level $115 per barel.

Harga saham perbankan ditutup bervariatif, saham Bank Mandiri ditutup naik Rp125 (4,46%) ke level Rp2.925 dan saham Bank Niaga naik Rp30 (3,37%) ke level Rp920. Sedangkan saham Bank BRI ditutup turun Rp50 (-0,85%) ke level Rp5.800 dan Bank BCA tidak berubah di level Rp2.975.

Harga saham kelapa sawit, Astra Agro Lestari bergerak rebound seiring naiknya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 3,4%. Harga saham AALI naik Rp350 (2,19%) ke level Rp16.300 dan saham London Sumatera (LSIP) naik Rp150 (2,78%) ke level Rp5.550.

Selain sentimen positif naiknya harga minyak ke level $114 per barel, saham Medco Energi bergerak naik sebesar Rp100 (2,4%) ke level Rp4.200 oleh aksi korporasi Medco yang bekejasama dengan Kuwait Energy Company membentuk perusahaan migas multinasional Somalia Petroleum Company dengan presentase kepemilikan Medco bersama Kuwait Energy adalah sebesar 24,5%.

Rabu, Agustus 20, 2008

Ulasan Pasar 19 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di hari pertama perdagangan setelah libur panjang, bursa saham kembali terpukul dengan berlanjutnya koreksi harga minyak di bursa New York yang menyentuh level $112 per barel sehingga tidak ada ruang bagi saham komoditas khususnya batu bara untuk bergerak naik atau memberikan signal naik. IHSG ditutup pada level 2.042,50 turun 42,65 poin (-2,05%) dari penutupan akhir pekan sebelumnya.

Saham Bumi Resources kembali ditutup turun Rp100 (-1,98%), PTBA turun Rp350 (-2,75%), dan ITMG turun Rp700 (-3,04%). Transaksi pelaku pasar didominasi oleh panic selling untuk mengurangi margin call, sehingga mendorong mereka untuk melepas saham-saham unggulan di sektor lainnya seperti perbankan dan semen untuk menutupi loss di sektor komoditas. Harga minyak dunia yang melemah sebenarnya akan memberikan sentimen positif kepada saham perbankan dan juga saham emiten semen, seiring laju inflasi yang melambat dan meningkatnya daya beli masyarakat.

Harga saham Bank Mandiri (BMRI) turun Rp100 (-3,45%) ke posisi Rp2.800, Bank BRI (BBRI) turun Rp250 (-4,10%) ke posisi Rp5.850, dan Bank BCA turun Rp100 (-3,25%) ke posisi Rp2.975. Dari emiten semen, saham Semen Gresik turun Rp125 (-3,33%) ke level Rp3.625 dan saham Indocement Tunggal Perkasa turun Rp150 (-2,40%) ke level Rp6.100.

Harga batu bara di Newscastle Port Australia sejak awal Agustus terkoreksi 18,54% melemah ke level $156,16 per ton (8/8) meski di akhir pekan kemarin kembali naik 5% ke $163,90. Harga CPO di bursa Malaysia turun 11,3% ke $715 per ton selama sepekan terakhir. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp650 (-3,92%) ke posisi Rp15.950 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp500 (-8,47%) ke posisi Rp5.400.

Sentimen negatif bursa regional ikut menekan IHSG pada perdagangan kemarin. Indeks Nikkei-225 turun –2,28%, , indeks Hangseng turun –2,13%, dan indeks STI turun –1,75%.

Selasa, Agustus 19, 2008

Ulasan Pasar 11-15 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin, bursa saham mengalami koreksi sebesar 110,78 (-5,04%) ditutup pada level 2.085,15 tertekan oleh koreksi harga saham batu bara dan perkebunan akibat koreksi harga minyak dunia. Harga minyak dunia di bursa New York turun 5% ke level $113 per barel, harga CPO turun 11,3% ke $715 per ton, harga batu bara di Newscastle Port Australia sejak awal Agustus terkoreksi 18,54% melemah ke level $156,16 per ton (8/8) meski di akhir pekan kemarin kembali naik 5% ke $163,90.

Di awal pekan, IHSG ditutup melemah 62,01 poin (-2,8%) ke level 2.133,92. Harga saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp500 (-8,85%) ke posisi Rp5.150, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (-4,15%) ke posisi Rp12.700, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,21%) ke posisi Rp26.600. Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) ikut menyumbang pelemahan IHSG dengan koreksi Rp75 (-3,61%) ke posisi Rp2.000 setelah Indofood memperkirakan penurunan produksi sebesar 10% tahun ini akibat melemahnya permintaan. Bursa juga kembali terkoreksi di penutupan selasa sebesar 76,34 poin (-3,6%) ke level 2.057,58 karena panic selling pelaku pasar yang melepas saham-saham komoditas (cutloss).

Di perdagangan rabu IHSG mulai naik ditutup di level 2.063,52 atau naik sebesar 5,94 poin (0,29%) oleh faktor selective buying pelaku bursa terhadap saham perbankan, meskipun di sisi lain mereka masih menghindari saham batu bara dan CPO karena belum ada signal naik dari harga minyak. Saham Bank BCA naik Rp200 (7,14%), saham Bank Mandiri naik Rp125 (4,55%), dan saham Bank BRI naik Rp250 (4,31%). Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan inflasi di pertengahan tahun depan akan melambat ke level 6,5%. Saham International Nickel (INCO) ikut mendongkrak IHSG dengan rencana korporasi yang akan membangun pabrik pengolah nikel senilai US$1,2 miliar di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Saham INCO naik Rp50 (1,4%) ke level Rp3.625.

Saham Medco Internasional bergerak naik 2,4% ke level Rp4.275, setelah sehari sebelumnya terkoreksi 13,02% ke level Rp4.175. Medco Energi Internasional menjajaki opsi dividen khusus senilai US$50 juta atau setara dengan Rp140 per saham, menyusul divestasi tujuh anak perusahaannya hingga akhir tahun ini.

Bursa kembali rebound pada perdagangan kamis oleh naiknya saham-saham komoditas yang telah oversold. IHSG ditutup naik 43,12 poin (2,09%) ke level 2.106,64. Saham PTBA naik Rp1.500 (12,35%), BUMI naik Rp400 (8%), dan ITMG naik Rp1.300 (5,71%). Selain oleh faktor oversold, saham batu bara naik oleh sentimen positif harga kontrak minyak untuk bulan September di bursa New York yang naik 2,7% ke $116 per barel. Harga kontrak CPO di bursa Malaysia untuk pengiriman Oktober juga naik sebesar 3,3% ke posisi $790 per ton. Saham AALI naik Rp1.700 (10,62%) dan LSIP naik Rp350 (5,74%).

Secara teknis, saham LSIP bergerak rebound setelah koreksi 24,05% sejak awal Agustus akibat koreksi harga CPO di bursa Malaysia yang membawa LSIP menyentuh posisi oversold indikator RSI di level 21 saat harga di Rp6.000 (12/8). Kinerja semester I/2008 LSIP yang mencatat kenaikan laba bersih lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp525 miliar ikut mendongkrak LSIP. Technical rebound juga dialami AALI yang sejak awal Agustus terkoreksi sebesar 24,7% dan membawa ke posisi oversold dengan indikator RSI menyentuh level terendah yaitu 20.

Akuisisi PT Tambang Batu Bara Bukit Asam atas 51% saham Internasional Prima Coal di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki cadangan batu bara sebanyak 45 juta ton, ikut menopang naiknya PTBA sebesar 12,35% ke level Rp13.650 pada perdagangan kamis.

Di akhir pekan, IHSG kembali terkoreksi karena harga minyak kembali turun ke $113 per barel dan juga oleh kebijakan pemerintah yang akan menerapkan aturan jaminan pasokan batu bara dalam negeri dengan harga jual dalam negeri lebih rendah dari harga ekspor. Harga saham PTBA turun 6,59% ke level Rp12.750, BUMI turun 6,48% ke level Rp5.050, dan ITMG turun 4,37% ke level Rp23.000. Di sisi lain, kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke level $113 per barel memperkuat ekspektasi akan melambatnya inflasi dan naiknya pertumbuhan kredit perbankan menjelang akhir tahun karena adanya peningkatan daya beli masyarakat. Saham BBCA naik 4,24% ke Rp3.075, saham BNGA naik 2,15% ke Rp950, saham BDMN naik 1,89% ke Rp5.400, saham BBRI naik 1,67% ke Rp6.100, dan saham BMRI naik 0,87% ke Rp2.900

Ulasan Pasar 11-15 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan kemarin, bursa saham mengalami koreksi sebesar 110,78 (-5,04%) ditutup pada level 2.085,15 tertekan oleh koreksi harga saham batu bara dan perkebunan akibat koreksi harga minyak dunia. Harga minyak dunia di bursa New York turun 5% ke level $113 per barel, harga CPO turun 11,3% ke $715 per ton, harga batu bara di Newscastle Port Australia sejak awal Agustus terkoreksi 18,54% melemah ke level $156,16 per ton (8/8) meski di akhir pekan kemarin kembali naik 5% ke $163,90.

Di awal pekan, IHSG ditutup melemah 62,01 poin (-2,8%) ke level 2.133,92. Harga saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp500 (-8,85%) ke posisi Rp5.150, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (-4,15%) ke posisi Rp12.700, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,21%) ke posisi Rp26.600. Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) ikut menyumbang pelemahan IHSG dengan koreksi Rp75 (-3,61%) ke posisi Rp2.000 setelah Indofood memperkirakan penurunan produksi sebesar 10% tahun ini akibat melemahnya permintaan. Bursa juga kembali terkoreksi di penutupan selasa sebesar 76,34 poin (-3,6%) ke level 2.057,58 karena panic selling pelaku pasar yang melepas saham-saham komoditas (cutloss).

Di perdagangan rabu IHSG mulai naik ditutup di level 2.063,52 atau naik sebesar 5,94 poin (0,29%) oleh faktor selective buying pelaku bursa terhadap saham perbankan, meskipun di sisi lain mereka masih menghindari saham batu bara dan CPO karena belum ada signal naik dari harga minyak. Saham Bank BCA naik Rp200 (7,14%), saham Bank Mandiri naik Rp125 (4,55%), dan saham Bank BRI naik Rp250 (4,31%). Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan inflasi di pertengahan tahun depan akan melambat ke level 6,5%. Saham International Nickel (INCO) ikut mendongkrak IHSG dengan rencana korporasi yang akan membangun pabrik pengolah nikel senilai US$1,2 miliar di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Saham INCO naik Rp50 (1,4%) ke level Rp3.625.

Saham Medco Internasional bergerak naik 2,4% ke level Rp4.275, setelah sehari sebelumnya terkoreksi 13,02% ke level Rp4.175. Medco Energi Internasional menjajaki opsi dividen khusus senilai US$50 juta atau setara dengan Rp140 per saham, menyusul divestasi tujuh anak perusahaannya hingga akhir tahun ini.

Bursa kembali rebound pada perdagangan kamis oleh naiknya saham-saham komoditas yang telah oversold. IHSG ditutup naik 43,12 poin (2,09%) ke level 2.106,64. Saham PTBA naik Rp1.500 (12,35%), BUMI naik Rp400 (8%), dan ITMG naik Rp1.300 (5,71%). Selain oleh faktor oversold, saham batu bara naik oleh sentimen positif harga kontrak minyak untuk bulan September di bursa New York yang naik 2,7% ke $116 per barel. Harga kontrak CPO di bursa Malaysia untuk pengiriman Oktober juga naik sebesar 3,3% ke posisi $790 per ton. Saham AALI naik Rp1.700 (10,62%) dan LSIP naik Rp350 (5,74%).

Secara teknis, saham LSIP bergerak rebound setelah koreksi 24,05% sejak awal Agustus akibat koreksi harga CPO di bursa Malaysia yang membawa LSIP menyentuh posisi oversold indikator RSI di level 21 saat harga di Rp6.000 (12/8). Kinerja semester I/2008 LSIP yang mencatat kenaikan laba bersih lebih dari tiga kali lipat menjadi Rp525 miliar ikut mendongkrak LSIP. Technical rebound juga dialami AALI yang sejak awal Agustus terkoreksi sebesar 24,7% dan membawa ke posisi oversold dengan indikator RSI menyentuh level terendah yaitu 20.

Akuisisi PT Tambang Batu Bara Bukit Asam atas 51% saham Internasional Prima Coal di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki cadangan batu bara sebanyak 45 juta ton, ikut menopang naiknya PTBA sebesar 12,35% ke level Rp13.650 pada perdagangan kamis.

Di akhir pekan, IHSG kembali terkoreksi karena harga minyak kembali turun ke $113 per barel dan juga oleh kebijakan pemerintah yang akan menerapkan aturan jaminan pasokan batu bara dalam negeri dengan harga jual dalam negeri lebih rendah dari harga ekspor. Harga saham PTBA turun 6,59% ke level Rp12.750, BUMI turun 6,48% ke level Rp5.050, dan ITMG turun 4,37% ke level Rp23.000. Di sisi lain, kembali terkoreksinya harga minyak dunia ke level $113 per barel memperkuat ekspektasi akan melambatnya inflasi dan naiknya pertumbuhan kredit perbankan menjelang akhir tahun karena adanya peningkatan daya beli masyarakat. Saham BBCA naik 4,24% ke Rp3.075, saham BNGA naik 2,15% ke Rp950, saham BDMN naik 1,89% ke Rp5.400, saham BBRI naik 1,67% ke Rp6.100, dan saham BMRI naik 0,87% ke Rp2.900

Jumat, Agustus 15, 2008

Ulasan Pasar 14 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham mengalami technical rebound oleh naiknya harga-harga saham unggulan terutama sektor komoditas pertambangan dan perkebunan yang telah oversold sejak awal pekan. IHSG ditutup naik 43,12 poin (2,09%) ke level 2.106,64. Di sisi lain, pelaku pasar melepas saham-saham perbankan dan mengalihkan dana ke saham komoditas.

Aksi jual terhadap saham perbankan dipengaruhi oleh ekspektasi Bank Indonesia terhadap level BI rate yang masih akan bergerak naik ke level 9,5% dan nilai rupiah terhadap dolar AS yang bergerak melemah 0,2% ke level Rp9.205/US$ dari level Rp9.180/US$ kemarin. Saham Bank BCA melemah 1,67%, saham Bank Danamon melemah 0,93%, dan saham Bank BRI melemah 0,83%

Saham Bumi Resources (BUMI) bergerak naik Rp400 (8%), PT Tambang batu bara bukit asam (PTBA) naik Rp1.500 (12,35%) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp1.300 (5,71%). Selain oleh faktor oversold, saham-saham batu bara bergerak naik oleh sentimen positif pergerakan harga kontrak minyak untuk bulan September di bursa New York yang bergerak naik ke level $116 per barel atau naik 2,7%. Naiknya harga minyak tersebut juga diikuti oleh naiknya harga kontrak nikel untuk pengiriman tiga bulan mendatang sebesar 7,7% ke level $19.500 per ton. Harga saham International Nickel (INCO) bergerak naik Rp400 (11%) dan saham Aneka Tambang (ANTM) naik Rp60 (3,2%).

Rencana akuisisi PT Tambang batu bara bukit asam sebesar 51% saham atas sebuah perusahaan pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki cadangan batu bara sebanyak 45 juta ton, ikut menopang kenaikan harga PTBA sebesar 12,35% ke level Rp13.650.

Dari sektor perkebunan kelapa sawit, saham Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp1.700 (10,62%), London Sumatera (LSIP) naik Rp350 (5,74%), dan Bakrie Sumatera (UNSP) naik Rp90 (8,57%). Harga minyak dunia yang mencatat rebound sebesar 2,7% tersebut ikut mendongkrak harga kontrak CPO di bursa Malaysia untuk pengiriman Oktober sebesar 3,3% ke posisi $790 per ton. Secara teknis, sejak awal Agustus hingga perdagangan rabu kemarin saham AALI telah mengalami koreksi sebesar 24,7% dan indeks RSI saham AALI pada perdagangan rabu menyentuh level terendah yaitu 20 mengindikasikan harga akan kembali bergerak naik.

Saham London Sumatera naik ke level Rp6.450, selain oleh kenaikan harga kontrak CPO, kinerja semester I/2008 PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera mencatat kenaikan laba bersih lebih dari tiga kali lipat menjadi sebesar Rp525 miliar.

Kenaikan laba bersih sebesar tiga kali lipat di semester I/2008 juga dicatat oleh emiten perusahaan perkapalan Berlian Laju Tanker (BLTA) yang mencatat laba bersih sebesar Rp1,02 triliun. Saham BLTA ditutup naik Rp40 (2,3%) ke level Rp1.790.

Kamis, Agustus 14, 2008

Ulasan Pasar 13 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

IHSG kemarin ditutup rebound tipis sebesar 5,94 poin (0,29%) ke level 2.063,52.ditopang oleh selective buying pelaku bursa terhadap saham-saham perbankan, meskipun di sisi lain pelaku bursa masih menghindari koleksi saham-saham pertambangan batu bara seiring harga minyak yang masih stabil di level US$113 per barel dan belum menampakkan signal naik.

Harga saham perbankan seperti saham Bank Mandiri naik Rp125 (4,55%), Bank BRI naik Rp250 (4,31%), dan saham Bank BCA naik Rp200 (7,14%). Gubernur Bank Indonesia Boediono kemarin mengatakan inflasi di pertengahan tahun depan akan melambat ke level 6,5%. Level BI rate diprediksi akan berada di bawah level saat ini 9%.

Saham International Nickel (INCO) ikut mendongkrak IHSG dengan sentimen rencana aksi korporasi yang akan membangun pabrik nikel senilai US$1,2 miliar di Sulawesi. Saham INCO naik Rp50 (1,4%) ke level Rp3.625.

Saham Medco Internasional bergerak rebound 2,4% ke level Rp4.275, setelah sehari sebelumnya terkoreksi sebesar 13,02% ke level Rp4.175. Di tengah koreksi harga minyak dunia, Medco Energi Internasional menjajaki opsi dividen khusus senilai US$50 juta atau setara dengan Rp140 per saham, menyusul divestasi tujuh anak perusahaannya hingga akhir tahun ini.

Saham London Sumatera (LSIP) bergerak rebound Rp100 (1,67%) ke level Rp6.100 setelah sejak awal bulan ini terkoreksi 24,05% akibat koreksi harga minyak dunia dan harga CPO di bursa Malaysia. Koreksi tersebut membawa LSIP menyentuh posisi oversold dengan indikator RSI di level 21 ketika harga ditutup pada posisi Rp6.000 (12/8).

Saham Truba Alam Manunggal (TRUB) terkoreksi Rp150 (-22%) ke level Rp530 setelah perusahaan berencana untuk melepas saham baru senilai Rp3,78 triliun untuk membeli perusahaan telekomunikasi. Pelaku pasar merespon negatif rencana tersebut karena berpotensi mengurangi porsi pemegang saham lama (dilusi).

Dari emiten batu bara, harga saham Bumi Resources (BUMI) ditutup tidak berubah dari level penutupan sehari sebelumnya yaitu Rp5.000. Sedangkan saham PT Tambang batu bara bukit asam (PTBA) masih melanjutkan koreksi sebesar Rp150 (-1,22%) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) ditutup turun Rp2.250 (-9%).

Rabu, Agustus 13, 2008

Panic Selling tekan indeks saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham masih melanjutkan koreksi dengan lebih tajam di penutupan kemarin sebesar 76,34 poin (-3,6%) ke level 2.057,58 dipengaruhi panic selling pelaku pasar (cutloss) yang melepas saham-saham pertambangan khususnya batu bara dan juga saham otomotif Astra Internasional untuk mengurangi margin call sejak awal pekan ini. Saham Telekomunikasi Indonesia juga tidak luput dari aksi jual pelaku pasar merespon kondisi bursa yang tidak menentu, meskipun minyak dunia bergerak melemah ke level $113 per barel dan berpotensi memperlambat laju inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat hingga akhir tahun. Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) terkoreksi 3,2% ke level Rp7.500 dan saham Astra Internasional (ASII) turun 6,5% ke level Rp20.300 per lembar saham.

Saham Bumi Resources (BUMI) secara teknis telah berada dalam posisi bearish sejak akhir pekan kemarin, berdasarkan indikator Bollinger, semakin tertekan oleh harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya dan berpotensi menekan permintaan dunia untuk komoditas bahan bakar pengganti minyak seperti batu bara. Harga batu bara di Newscastle Port Australia bergerak melemah ke level $156,16 per ton pekan kemarin dan sejak awal Agustus telah terkoreksi 18,54% Harga saham BUMI kemarin melemah Rp150 (-2,91%) ke level Rp5.000, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp400 (-3,15%) ke level Rp12.300, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp1.600 (-6,02%) ke level Rp25.000.

Koreksi teknis juga terjadi pada emiten kelapa sawit yaitu Astra Agro Lestari (AALI) yang berada di posisi bearish sejak awal bulan ini. Koreksi harga minyak berpotensi menurunkan permintaan CPO untuk pembuatan biofuel. Harga komoditas kelapa sawit di bursa Malaysia turun sebesar 4,1% ke level $770 per ton dari posisi $806 per ton sehari sebelumnya Harga CPO di bursa Malaysia telah melemah sebesar 4% dalam sepekan terakhir sebelum menyentuh level $806 per ton. Harga saham AALI turun Rp1.500 (-8,52%) ke level Rp16.100 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp250 (-4,00%) ke level Rp6.000.

Harga nikel di bursa London yang terkoreksi 1,1% ke level $17.800 memberikan sentimen negatif bagi saham International Nickel (INCO) yang turun sebesar 7,7% ke level Rp3.575. saham Bayan Resources (BYAN) yang mengawali perdagangannya di bursa selasa kemarin, ditutup terkoreksi 6% ke posisi Rp5.450

Selasa, Agustus 12, 2008

Ulasan Pasar 11 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham melanjutkan bearish hingga penutupan perdagangan di awal pekan ini sebesar 62,01 poin (-2,8%) ke level 2.133,92 tertekan oleh panic selling pelaku bursa merespon harga minyak yang semakin terkoreksi menuju ke level $116 per barel atau melemah $3 per barel dari akhir pekan kemarin.

Faktor lain adalah nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS sebesar Rp100 dalam tiga hari terakhir ke level Rp9.175/US$ mendorong investor asing untuk melepas aset yang berdenominasi rupiah. Di penutupan kemarin, investor asing mencatat netsell sebesar Rp148 miliar. Sektor pertambangan memberikan porsi terbesar dalam pelemahan IHSG kemarin yaitu sebesar 43,25% diikuti oleh sektor keuangan dan perbankan sebesar 11,29%.

Saham Bumi Resources (BUMI) yang secara teknis telah berada dalam posisi bearish dalam tiga hari terakhir, berdasarkan indikator Bollinger, semakin tertekan oleh harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya yang memperbesar peluang turunnya permintaan dunia untuk komoditas bahan bakar pengganti minyak seperti batu bara. Harga batu bara di Newscastle Port Australia bergerak melemah ke level $156,16 per ton pekan kemarin dan sejak awal Agustus telah terkoreksi 18,54% Harga saham BUMI kemarin melemah Rp500 (-8,85%) ke level Rp5.150, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (-4,15%) ke level Rp12.700, dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,21%) ke level Rp26.600.

Koreksi teknis juga terjadi pada emiten kelapa sawit yaitu Astra Agro Lestari (AALI) yang berada di posisi bearish sejak awal bulan ini. Koreksi harga minyak berpotensi menurunkan permintaan CPO untuk pembuatan biofuel. Harga CPO di bursa Malaysia telah melemah sebesar 4% dalam sepekan terakhir ke level $806 per ton. Harga saham AALI turun Rp900 (-4,86%) ke level Rp17.600 dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp400 (-6,02%) ke level Rp6.250.

Saham Indofood Sukses Makmur (INDF) tertekan Rp75 (-3,61%) ke level Rp2.000 setelah di akhir pekan kemarin, Indofood Sukses Makmur memperkirakan penurunan produksi sebesar 10% tahun ini akibat melemahnya permintaan.

Dari sektor perbankan, saham Bank BRI turun Rp200 (-3,31%) ke level Rp5.850 dan saham Bank Mandiri (BMRI) turun Rp100 (-3,42%) ke level Rp2.825. Nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS akan memperbesar biaya dana pihak ketiga dalam valuta asing khususnya dolar AS.

Senin, Agustus 11, 2008

Penurunan harga minyak tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan, bursa saham terkoreksi 2,4% dipicu oleh merosotnya harga minyak dunia ke level $119 per barel dan harga komoditas batu bara di pasaran internasional. Harga saham batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan (1/8) melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton atau anjlok sebesar 17,65% sejak 11 Juli. IHSG ditutup pada level 2.195,93 di akhir pekan kemarin.

Merespon harga batu bara yang melemah di pasaran internasional, pada penutupan rabu (6/8) saham Bumi Resources (BUMI) terkoreksi hingga ke level Rp5.250 atau turun Rp900 (-14,63%) dari penutupan akhir pekan sebelumnya. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp1.100 (–8,3%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp3.300 (–11,6%). Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI terlihat melemah di penutupan senin (4/8), memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI hingga pada perdagangan kamis setelah pelaku bursa kembali memburu saham tersebut karena kondisi harga yang telah oversold sampai penutupan rabu. Secara teknis, harga saham BUMI telah menyentuh level 31 mendekati level terendah indeks RSI (relative strenght index) untuk kembali rebound. Kebijakan pemerintah yang menetapkan Indonesian Coal Index menambah sentimen positif karena diharapkan akan mengurangi fluktuasi harga jual dan memberikan kestabilan penjualan produsen dalam memenuhi kebutuhan domestik. Hingga akhir pekan, saham BUMI kembali bergerak naik ke posisi Rp5.650, saham PTBA ke posisi Rp13.250 dan saham ITMG bergerak naik ke posisi Rp27.200.

Data inflasi Juli yang sebesar 11,9% atau lebih tinggi dari inflasi Juni yang sebesar 11,03% serta kenaikan BI rate sebesar 25bps menjadi 9% tidak mempengaruhi pelaku bursa dalam mengkoleksi saham-saham unggulan sektor perbankan. Hal ini disebabkan, kinerja fundamental perbankan selama semester I/2008 mencatat hasil yang cukup positif di tengah kenaikan BBM pada bulan Mei sebesar 28,7% dan laju inflasi yang menguat sejak awal tahun ini seiring tren kenaikan harga minyak dunia dan komoditas pangan. Harga saham Bank Mandiri, Bank BCA, Bank Danamon, dan Bank BRI sejak awal pekan hingga perdagangan kamis rata-rata naik 3%.

Kinerja Bank Mandiri selama semester I/2008 mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64%. ROA di semester I/2008 tercatat sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%.

Pada perdagangan akhir pekan, saham perbankan terkoreksi oleh faktor teknis. Saham BMRI ditutup di level Rp2.925, BBCA di level Rp2.950, BDMN di level Rp5.400, dan BBRI di level Rp6.050. Indeks RSI saham BMRI bahkan telah mendekati level puncak overbought yaitu 70, tepatnya mencapai level 67 di perdagangan rabu.

Aksi korporasi PT Timah untuk meningkatkan likuiditas sahamnya di bursa berupa stock split 1:10 mewarnai perdagangan akhir pekan kemarin dan mendongkrak saham TINS naik Rp35 (1,2%) ke posisi Rp2.975.

Jumat, Agustus 08, 2008

Ulasan Pasar 7 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham bergerak rebound pada perdagangan kemarin, ditutup naik tipis 11,81 poin (0,54%) ke level 2.199,01. Kenaikan tersebut ditopang oleh faktor teknis kondisi harga saham batu bara Bumi Resources (BUMI) yang telah oversold. Saham perbankan juga bergerak naik menopang IHSG seiring harga minyak dunia yang bertahan di bawah level $120 per barel dan kemarin sempat menyentuh level $118 per barel.

Saham BUMI bergerak naik Rp100 (1,9%) ke posisi Rp5.350 setelah pelaku bursa kembali memburu saham tersebut dalam kondisi harga yang oversold hingga penutupan rabu sebelumnya. Secara teknis, harga saham BUMI telah menyentuh level 31 di penutupan rabu mendekati level terendah indeks RSI (relative strenght index) untuk kembali rebound. Kebijakan pemerintah yang menetapkan Indonesian Coal Index sebagai acuan harga jual domestik dalam Rencana Kerja dan Anggaran Belanja untuk proyeksi Penerimaan APBN ikut memberikan sentimen positif bagi harga saham emiten batu bara kemarin. Indeks harga jual batu bara tersebut akan mengurangi fluktuasi harga jual domestik dan memberikan kestabilan penjualan produsen untuk memenuhi kebutuhan domestik karena selama ini harga jual batu bara domestik cenderung diputuskan sendiri oleh masing-masing produsen mengacu pada harga yang sedang berlaku di pasaran internasional.

Harga saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) sebagai BUMN yang bergerak di bidang pertambangan batu bara ikut naik sebesar Rp500 (4,12%) ke posisi Rp12.650 dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) bergerak naik Rp450 (1,79%) ke posisi Rp25.600.

Harga minyak dunia yang bergerak stabill di kisaran $119 per barel dan bahkan sempat menyentuh level $118 per barel kemarin memberikan sentimen positif berkurangnya tekanan inflasi akibat biaya impor dalam semester kedua tahun ini. Hal tersebut akan berdampak naiknya daya beli masyarakat dan permintaan kredit konsumsi perbankan. Saham Bank BRI (BBRI) naik Rp200 (3,31%) dan saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp150 (2,8%). Dari sektor industri dasar, saham emiten semen Indocement Tunggal Perkasa (INTP) naik Rp100 (1,64%), saham Holcim Indonesia (SMCB) naik Rp30 (2,75%), dan saham Semen Gresik (SMGR) naik Rp25 (0,63%). Turunnya harga minyak diharapkan akan berdampak positif bagi biaya produksi emiten semen, selain pada penjualan seiring membaiknya daya beli masyarakat.

Kamis, Agustus 07, 2008

Ulasan Pasar 6 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham ditutup naik tipis sebesar 1,59 poin (0,07%) ke level 2.187,20 kemarin meskipun masih diwarnai oleh koreksi tipis atas harga saham batu bara Bumi Resources (BUMI), PT Tambang batu bara bukit asam (PTBA), dan Indo Tambangraya Megah (ITMG). Saham sektor konsumsi seperti Unilever Indonesia (UNVR) dan Gudang Garam (GGRM) bergerak naik oleh ekspektasi membaiknya daya beli masyarakat seiring harga minyak dunia yang melemah berada di level $119 per barel tertekan oleh berkurangnya permintaan terhadap komoditas tersebut karena melemahnya daya beli masyarakat AS. Berdasarkan data Departemen Perdagangan AS, tingkat belanja masyarakat melemah sebesar 0,2% pada bulan Juni.

Harga saham BUMI masih melanjutkan koreksi sebesar Rp50 (-0,94%) dan tidak sebesar sehari sebelumnya yaitu Rp550. Koreksi harga BUMI yang semakin melemah kemarin dipengaruhi oleh kondisi BUMI yang telah oversold secara teknis dalam sebulan terakhir. Indeks RSI (relative strengt index) telah berada di posisi 31 pada penutupan selasa sebelumnya.

Investor asing memburu saham GGRM dan UNVR seiring ekspektasi membaiknya penjualan di semester kedua tahun ini dengan harga minyak yang cenderung melemah. Harga saham GGRM naik Rp250 (4%) dan UNVR naik Rp100 (1,45%).

Saham perbankan seperti Bank Mandiri (BMRI) memasuki masa koreksi teknis seteah bergerak naik dalam sebulan terakhir sejak harga minyak dunia bergerak melemah. Saham BMRI terkoreksi tipis Rp50 (-1,63%) ke level Rp3.025 per saham. Indeks RSI saham BMRI berada di level 67 atau dalam kondisi overbought.

Tekanan terhadap IHSG masih disumbang oleh saham-saham perkebunan kelapa sawit seperi Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) mengikuti tren penurunan harga CPO di bursa Malaysia. Kemarin harga CPO di bursa Malaysia kembali turun 4,8% ke level $840. Saham AALI turun Rp1.000 (-5%) dan LSIP turun Rp350 (-4,9%).

Saham Jasa Marga (JSMR) bergerak naik Rp30 (2,4%) seiring rencana perusahaan untuk membelanjakan Rp5 triliun untuk memulai pembangunan tiga ruas jalan tol di Pulau Jawa.

Rabu, Agustus 06, 2008

Ulasan Pasar 5 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali anjlok dengan koreksi sebesar 42,06 poin (-1,89%) ke level 2.185,62. Koreksi sebesar itu dipicu oleh aksi jual investor asing terhadap saham pertambangan. Investor asing mencatat net sell atas saham Bumi Resources (BUMI) sebanyak 124 juta lembar tertinggi kedua setelah saham Bakrie & Brothers yang mencatat net sell sebanyak 173 juta lembar. Secara keseluruhan, investor asing mencatat nilai jual bersih sebesar Rp758 miliar di penutupan kemarin.

Harga minyak yang terus turun dan menyentuh level di bawah $120 per barel tepatnya $119,24 per barel semakin menekan harga saham pertambangan dan prospek penjualan komoditas bahan bakar alternatif untuk minyak seperti batu bara tersebut dalam semester kedua tahun ini.

Harga batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan (1/8) telah melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton. Harga batu bara tersebut telah terkoreksi sebesar 17,65% sejak 11 Juli lalu. Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI sudah melemah dari areal positif dan memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI sejak akhir pekan yang lalu.

Harga saham BUMI kemarin terkoreksi Rp550 (-9,4%), saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp850 (-6,51%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp2.600 (-9,14%).

Saham emiten kelapa sawit kembali melanjutkan koreksi mengikuti penurunan harga CPO di bursa Malaysia yang kembali anjlok sebesar 5% ke level $840 per metrik ton. Sehari sebelumnya, harga CPO di bursa tersebut juga telah anjlok sebesar 3%. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp850 (-4,04%), saham London Sumatera turun Rp300 (-4,03%), dan saham Bakrie Sumatera (UNSP) turun Rp50 (-3,82%).

Harga minyak yang melemah ikut menekan harga komoditas nikel di bursa London kemarin sebesar 1,5% ke level $18,025 per metrik ton. Harga saham International Nickel (INCO) turun Rp225 (-5,2%) dan saham Aneka Tambang (ANTM) turun Rp150 (-6,5%).

Kenaikan BI rate sebesar 25bps menjadi 9% tidak mempengaruhi laju kenaikan saham Astra Internasional (ASII) dan saham unggulan perbankan seperti Bank BRI (BBRI) dan Bank Danamon (BDMN). Harga saham ASII ditutup naik Rp250 (1,16%), harga saham BBRI ditutup naik Rp150 (2,54%) dan saham BDMN ditutup naik Rp50 (0,94%). Harga saham Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BCA (BBCA) ditutup tidak berubah dari penutupan sehari sebelumnya. Harga minyak yang bergerak melemah diharapkan akan menekan laju inflasi hingga akhir tahun dan memperbaiki daya beli masyarakat serta meningkatkan permintaan masyarakat terhadap kredit perbankan terutama kredit konsumsi.

Selasa, Agustus 05, 2008

Ulasan Pasar 4 Agustus 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Faktor merosotnya harga komoditas batu bara di pasaran internasional menjadi pemicu utama turunnya harga saham batu bara dan juga indeks harga saham gabungan kemarin. IHSG ditutup pada level 2.227,67 terkoreksi 21,07 poin (-0,94%) pada perdagangan awal pekan ini. Selain oleh harga komoditas, koreksi indeks bursa regional ikut memberikan sentimen negatif bagi perdagangan kemarin. Indeks Nikkei turun 1,23%, Hangseng turun 1,52%, indeks Straits Times turun 1,03%, dan indeks KLCI turun 0,9%.

Harga batu bara di Newcastle Port Australia pada akhir pekan kemarin melanjutkan koreksi selama tiga pekan terakhir ke level $160,4 per ton. Harga batu bara tersebut telah terkoreksi sebesar 17,65% sejak 11 Juli lalu. Pelaku bursa dalam negeri pun segera merespon koreksi lanjutan tersebut dengan melepas saham Bumi Resources (BUMI) hingga ke level Rp5.850 atau turun Rp300 (-4,88%) dari penutupan akhir pekan kemarin. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) turun Rp550 (–4,04%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp900 (–3,07%), dan saham Adaro Energy (ADRO) turun Rp40 (–2,45%). Secara teknikal, indikator MACD untuk pergerakan harga saham BUMI terlihat melemah di areal positif sejak akhir pekan sebelumnya hingga penutupan kemarin, memberikan sinyal bearish bagi pergerakan BUMI sampai ada sentimen positif dari harga batu bara internasional. Harga minyak dunia yang masih berkisar di level $124-$125 per barel sejak pekan lalu ikut menekan harga batu bara dan memberikan tekanan bagi pergerakan harga saham BUMI dan emiten batu bara lainnya.

Harga CPO di bursa Malaysia turun 3% seiring mulai stabilnya harga minyak dunia di level $125 per barel sejak pekan lalu. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp200 (-0,94%), saham London Sumatera (LSIP) turun Rp200 (-2,6%), dan saham Bakrie Sumatera (UNSP) turun Rp40 (-3%).

Di sisi lain, data inflasi Juli yang sebesar 11,9% atau lebih tinggi dari inflasi Juni yang sebesar 11,03% tidak mempengaruhi pelaku bursa dalam mengkoleksi saham-saham unggulan sektor perbankan. Harga saham Bank Mandiri (BMRI) ditutup naik Rp100 (3,36%) dan saham Bank BCA (BBCA) ditutup naik Rp75 (2,56%). Tampak bahwa pasar tidak terlalu mengkhawatirkan level BI rate di awal Agsutus ini yang berpotensi dinaikkan menyentuh level 9%. Hal ini disebabkan, kinerja fundamental perbankan selama semester I/2008 mencatat hasil yang cukup positif di tengah kenaikan BBM pada bulan Mei dan laju inflasi yang menguat sejak awal tahun ini seiring tren kenaikan harga minyak dunia dan komoditas pangan.

Di semester I tahun ini, Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008 ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64% berbanding lurus dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. Posisi kredit tumbuh sebesar Rp33,3 triliun di antaranya penyaluran kredit UMKM yang tumbuh 44,62% (yoy) dari Rp14,22 triliun menjadi Rp20,56 triliun.ROA di semester I/2008 tercatat sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%.

Senin, Agustus 04, 2008

Inflasi tekan indeks saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham selama sepekan terakhir bulan Juli bergerak rebound sejak awal pekan, namun di akhir pekan terkoreksi akibat profit taking pelaku pasar dan juga sentimen negatif laju inflasi Juli yang berada di level 11,9% (yoy) atau lebih tinggi dari posisi laju inflasi Juni yang sebesar 11,03% (yoy). IHSG naik tipis selama sepekan sebesar 3,41 poin (0,2%) dan ditutup pada level 2.248,75 pada Jumat kemarin.

Di awal pekan, IHSG bergerak naik oleh saham pertambangan, perbankan, dan telekomunikasi yang telah oversold sejak pekan sebelumnya. IHSG ditutup naik 30,33 poin (1,4%) ke level 2.275,68. Selain karena faktor oversold, harga minyak dunia yang tetap berkisar di level $124 per barel memberikan ekspektasi positif terhadap laju inflasi dalam negeri dalam semester kedua tahun ini. Saham Bumi Resources (BUMI) ditutup naik Rp400(6,72%). Indikator RSI (Relative Strenght Index) berada di posisi 40,61 atau berada dalam area oversold sejak awal Juli. Selain itu, indikator MACD semakin melemah di areal negatif yang memberikan sinyal beli untuk saham BUMI.

Faktor teknikal juga mendongkrak saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dengan kenaikan sebesar Rp250 (3,23%). Indikator Bollinger menunjukkan pergerakan harga TLKM berada di sekitar upperline yang memberikan sinyal bullish untuk saham TLKM. Saham perbankan seperti saham Bank BNI (BBNI) dan Bank BCA (BBCA) juga bergerak di sekitar upperline Bollinger. Harga saham BBNI ditutup naik Rp60 (4,41%) dan saham BBCA ditutup naik Rp25 (0,85%). Harga minyak dunia yang belum beranjak naik melewati $125 sejak akhir pekan sebelumnya diharapkan akan meringankan laju inflasi di bulan September (bulan puasa). Pelaku bursa pun mengekspektasikan level BI rate akan tetap di posisi 8,75% hingga akhir tahun. Daya beli masyarakat dan permintaan kredit konsumsi perbankan diharapkan akan membaik di semester kedua tahun ini.

Di perdagangan selasa, bursa saham naik tipis 3,01 poin (0,1%) di level 2.278,68 setelah pada sesi pertama perdagangan terkoreksi 18 poin oleh profit taking saham batu bara, perbankan dan sahamTLKM. Saham TLKM bergerak turun Rp100 (-1,25%) setelah indikator RSI menyentuh level 60,41 (overbought) di perdagangan senin.

Di perdagangan kamis, bursa kembali bergerak positif ke posisi 2.304,51 naik 25,82 poin (1,1%). Harga minyak yang melemah ke posisi $122 per barel memberikan ekspektasi positif bagi perbaikan daya beli hingga akhir tahun. Harga batu bara internasional di Newcastle Port yang ikut bergerak turun di akhir pekan (25/7) ke level $174,70 per ton diharapkan akan meningkatkan penjualan batu bara karena harga telah bergerak menuju keseimbangan pasar. Saham BUMI naik Rp300 (4,65%), saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) naik Rp400 (3,02%), dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp850 (2,99%).

Laporan keuangan Bank Mandiri (BMRI) dan Bank BRI (BBRI) mencatat kinerja positif di semester I/2008 di tengah daya beli masyarakat yang sempat melemah di bulan Mei lalu karena kenaikan harga BBM. Saham BMRI naik Rp50 (1,71%) dan Saham BBRI naik Rp50 (0,8%). Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008 ditopang oleh kenaikan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 sebesar 53,64% berbanding lurus dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. ROA di semester I/2008 sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%. Laba bersih Bank BRI naik 19% ke posisi Rp2,82 triliun, pendapatan bunga bersih naik 17,8% serta laba operasional naik 22,6%. Kenaikan pendapatan bunga ditopang oleh LDR yang naik 77,01% dari posisi 72,73% di tahun lalu.

Di hari yang sama, saham Semen Gresik naik Rp50 (1,2%). Semen Gresik mencatat kenaikan laba bersih sebesar 63% pada semester I/2008. Dari sektor otomotif, saham Astra Internasional (ASII) naik Rp350 (1,58%). Astra Internasional mencatat laba bersih Rp4,7 triliun atau naik 80% di semester I/2008 yang ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 46%. ROE naik dari 11,07% naik menjadi 16,01% dan ROA naik dari 4,4% menjadi 6,4%. PER saham Astra Internasional selama setahun terakhir sebesar 16,39 kali atau lebih rendah dari posisi semester I tahun lalu yang sebesar 26,04 kali.

Di akhir pekan, sentimen negatif level inflasi Juli yang sebesar 11,9% mendorong pelaku bursa untuk melakukan profit taking. Saham ASII terkoreksi turun Rp500 (-2,22%), BBRI turun Rp200 (-3,38%), BUMI turun Rp600 (-8,89%), PTBA turun Rp50 (-0,37%), dan TLKM turun Rp50 (-0,65%). Investor mengantisipasi pengumuman Rapat Dewan Guberbur Bank Indonesia pekan depan yang tentunya akan mempertimbangkan level inflasi Juli untuk posisi BI rate di awal Agustus.

Jumat, Agustus 01, 2008

Ulasan Pasar 31 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham bergerak positif di perdagangan kemarin ditutup pada posisi 2.304,51 naik 25,82 poin (1,1%) tertopang oleh aksi beli investor terhadap saham pertambangan, perbankan, industri dasar dan otomotif.

Harga minyak yang bergerak melemah ke posisi $122 per barel memberikan sentimen positif bagi perbaikan daya beli hingga akhir tahun. Harga batu bara internasional di Newcastle Port yang ikut bergerak turun di akhir pekan kemarin ke level $174,70 per ton diharapkan akan meningkatkan penjualan batu bara karena harga telah bergerak menuju keseimbangan pasar. Saham Bumi Resources (BUMI) naik Rp300 (4,65%), saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) naik Rp400 (3,02%), dan saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) naik Rp850 (2,99%).

Dari internal bursa, selain harga minyak yang bergerak melemah, laporan keuangan perbankan yang memaparkan kinerja positif perbankan selama semester I/2008 memberikan sentimen positif bagi saham perbankan seperti Bank Mandiri dan Bank BRI. Kinerja positif perbankan tersebut di tengah daya beli masyarakat sempat melemah di bulan Mei lalu karena kenaikan harga BBM. Harga saham Bank Mandiri kemarin bergerak naik Rp50 (1,71%) ke posisi Rp2.975. Bank Mandiri mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008. Kenaikan itu ditopang oleh meningkatnya LDR (Loan to Deposit Ratio) menjadi 59,53% dibandingkan semester I/2007 yang sebesar 53,64% berbanding lurus dengan naiknya jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. ROA di semester I/2008 sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%. Laba bersih Bank BRI naik 19% ke posisi Rp2,82 triliun, pendapatan bunga bersih naik 17,8% dan laba operasional naik 22,6%. Kenaikan pendapatan bunga ditopang oleh LDR yang naik 77,01% dari posisi 72,73% tahun lalu. Kemarin saham BBRI ditutup naik Rp50 (0,8%) ke posisi Rp6.100

Semen Gresik mencatat kenaikan laba bersih sebesar 63% pada semester I/2008 dan harga saham SMGR kemarin naik Rp50 (1,2%) ke posisi Rp4.100. Dari sektor otomotif, IHSG terdongkrak oleh kenaikan harga saham Astra Internasional yang naik Rp350 (1,58%) ke posisi Rp22.550 setelah laporan keuangan semester I/2008 Astra Internasional mencatat laba bersih Rp4,7 triliun atau naik 80% yang ditopang oleh kenaikan penjualan sebesar 46%. ROE naik dari 11,07% naik menjadi 16,01% dan ROA naik dari 4,4% menjadi 6,4%. PER saham Astra Internasional selama setahun terakhir sebesar 16,39 kali lebih rendah dari posisi semester I tahun lalu yaitu 26,04 kali.