Senin, Oktober 19, 2009

Ulasan pasar edisi 15 Oktober 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pergerakan positif indeks pada perdagangan Selasa dilanjutkan pada perdagangan Rabu dengan kenaikan signifikan sebesar 1,72% membawa indeks ke level 228,87 sekaligus membuka level support baru untuk tren bullish hingga akhir pekan. Tercatat hanya saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang bergerak negatif tertekan oleh profit taking oleh faktor jenuh beli (overbought).

Selain saham TLKM, 26 saham dalam indeks BISNIS-27 bergerak positif. Secara fundamental, aksi beli investor ditopang pergerakan harga minyak dunia yang mencapai level US$75 per barel dan harga emas yang semakin melejit menyentuh level US$1.060 per ounce, mengindikasikan minat hedging investor global semakin tinggi. Perilaku tersebut sekaligus mengindikasikan perekonomian dunia yang akan semakin membaik dan sekaligus memperlemah dolar AS sebagai mata uang “safe heaven”. Rencana The Fed untuk mengakhiri kebijakan suku bunga rendah, memperkuat indikasi akan naiknya laju inflasi di AS serta awal dari mulai panasnya ekonomi di negara yang menjadi sumber krisis likuiditas 2008 tersebut.

Nilai rupiah yang menguat ke level Rp9.375/US$ meningkatkan aksi beli investor dengan harapan potensi rugi kurs emiten karena utang berdenominasi dolar AS, dapat dikurangi dan memperbaiki laba bersih di tahun 2009. Penguatan rupiah juga berdampak positif bagi turunnya biaya impor bahan produksi dan meningkatkan Gross Profit Margin emiten.

Sejalan dengan penguatan rupiah, harga minyak dan emas yang menguat memberikan sentimen positif bagi saham-saham di sektor pertambangan dan energi.
Penguatan rupiah terhadap dolar AS dijadikan pemicu aksi beli investor asing yang berorientasi jangka pendek dengan memanfaatkan fluktuasi rupiah dengan harapan mendapatkan keuntungan kurs selain dari capital gain. Posisi rupiah yang kembali mendekati posisi resistance nya yaitu level Rp9.370/US$ untuk kedua kali dalam sepekan terakhir membuka peluang akan semakin terapresiasi ke level Rp9.200 menjelang pengumuman kabinet pemerintah.

Tidak ada komentar: