Senin, Oktober 26, 2009

Ulasan Pasar edisi 20 Oktober 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Faktor perkembangan politik menjadi sentimen utama pergerakan indeks BISNIS-27 di awal pekan ini. Setelah bergerak melemah sejak pembukaan perdagangan, indeks BISNIS-27 akhirnya ditutup menguat tipis ke level 229,9i atau naik tipis 0,35% dari posisi penutupan akhir pekan kemarin.

Investor menantikan komposisi susunan kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang mulai memberikan kepastian menjelang penutupan perdagangan sesi II Senin kemarin, dengan kabinet yang dinilai cukup representatif bagi perbaikan pasar modal dan pertumbuhan ekonomi.

Posisi Menko Perekonomian yang kemungkinan besar dipegang oleh Hatta Rajasa yang berlatar belakang ilmu perminyakan, memperkuat asumsi pembangunan infrastruktur dan energi menjadi salah satu faktor prioritas dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi KIB jilid II. Ekspektasi tersebut sejalan dengan harapan pelaku pasar yang menginginkan perbaikan infrastruktur untuk mengurangi biaya transaksi ekonomi.
Faktor pergerakan harga minyak dunia juga memberikan kontribusi positif bagi kenaikan saham-saham pertambangan dan energi, sekaligus merupakan saham-saham utama penopang indeks BISNIS-27 kemarin. Saham Adaro Energi Tbk (ADRO), Aneka Tambang Tbk (ANTM), Internasonal Nickel Indoesia Tbk (INCO), dan PT Tambang Batubara bukit Asam Tbk (PTBA) bergerak positif. Harga minyak dunia bertahan di level US$78 per barel kemarin.

Rencana pemerintah yang akan menurunkan porsi royalti atau Dana Hasil Produksi Batubara (DHPB) batubara berkalori rendah, dari yang selama ini 13,5% per ton menjadi hanya 9% dan 7,5% per ton memberikan sentimen positif pada saham PTBA, mengingat produksi PTBA sebagian besar merupakan batu bara berkalori rendah yaitu di bawah 5.000 kkal/kg. Perinciannya, porsi royalti batubara berkalori 4.600 kilo kalori per kilogram (kkal/kg)-5.000 kkal/kg menjadi 9% per ton. Sementara batubara berkalori kurang 4.600 kkal/kg menjadi 7,5%. Dari kebijakan tersebut, PTBA berpotensi menghemat biaya dan menaikkan keuntungannya.

Tidak ada komentar: