Senin, Oktober 19, 2009

Ulasan Pasar edisi 9 Oktober 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Penguatan rupiah akhirnya mulai mendapat perhatian khusus dari Bank Indonesia yang tampaknya mulai mengintervensi apresiasi rupiah yang cukup cepat dalam sepekan terakhir. Batas apresiasi rupiah terhadap dolar AS semakin dekat dan mendorong profit taking investor yang sudah dimulai sejak Rabu pekan ini.

Rupiah pada pedagangan Kamis kemarin sempat menyentuh level Rp9.370/US$ dan akhirnya ditutup di level Rp9.409/US$. Indeks BISNIS-27 turun ke level 227,09 atau melemah 1,39% dari penutupan Rabu sebelumnya. Tekanan jual pada saham-saham yang sensitif dengan fluktuasi rupiah mendominasi koreksi indeks Kamis kemarin.

Saham perbankan indeks BISNIS-27 seluruhnya bergerak melemah, dengan saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan koreksi paling tinggi yaitu 4,57%. Saham Bank Mandiri Tbk (BMRI) tertekan 1,49% dan saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tertekan 1,75%. Saham Astra Internasional Tbk (ASII) melemah 2,59%.

Di sisi lain, saham Aneka Tambang Tbk (ANTM) bergerak menguat oleh sentimen kenaikan harga emas dunia yang melonjak oleh aksi hedging pelaku pasar mengantisipasi inflasi dan merespon melemahnya dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia seperti euro dan yen. Harga emas di pasar spot London berhasil menembus level psikologis US$1.050 per ounce atau tertinggi sepanjang sejarah. Harga saham ANTM naik 2,88%.

Selain karena lonjakan harga emas, minat Aneka Tambang untuk mengakuisisi saham tambang BHP Billiton di Kalimantan mendapat respon positif dari pelaku pasar.

Tidak ada komentar: