Senin, Oktober 26, 2009

Ulasan Pasar Sepekan edisi 26 Oktober 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Indeks BISNIS-27 mengalami koreksi mingguannya yang pertama pada pekan kemarin sejak sebulan terakhir dan ditutup di level 225,37 pada perdagangan akhir pekan atau melemah tipis 1,63% dari posisi penutupan Jumat sepekan sebelumnya (16/10) di level 229,11. Pada Oktober ini, indeks juga tercatat mencapai level tertingginya yaitu 230,63 pada 6 Oktober.

Indeks nampaknya akan bergerak kembali menyentuh level 230 dalam sepekan mendatang. Koreksi indeks pekan kemarin lebih disebabkan sentimen sesaat koreksi penguatan rupiah terhadap dolar AS yang telah mencapai level Rp9.300/US$ pada pekan sebelumnya yang sekaligus tertinggi di tahun ini, memicu aksi beli investor asing dan mendongkrak indeks ke level 230,63.

Rupiah terdepresiasi ke level Rp9.500/US$ memicu aksi lepas saham investor asing dalam tiga hari berturut-turut sejak Selasa hingga Kamis dan mengakumulasi koreksi indeks sebesar 3,54% ke level 221,86 pada penutupan Kamis, atau level terendah sejak awal Oktober. Rupiah yang melemah akan menurunkan nilai investasi investor asing para pemegang dolar AS.

Selain faktor depresiasi rupiah, perkembangan harga minyak menjadi perhatian utama investor. Harga minyak melanjutkan tren bullish ke level US$81 per barel meningkatkan ancaman inflasi dalam negeri, terutama untuk harga BBM nonsubsidi. Selain itu, level BI rate yang sulit diturunkan lebih rendah dari posisi sekarang 6,5% membuat imbal hasil yang diharapkan investor semakin besar dan mempersempit ruang kenaikan harga saham. Akibatnya, saham akan semakin sulit memiliki posisi beli yang lebih panjang. Kondisi tersebut yang menyebabkan orientasi investasi di Bursa Efek Indonesia menjadi sangat pendek dan fluktuatif dalam hitungan bulanan.

Indeks berbalik arah di akhir pekan dengan rebound signifikan sebesar 1,58% yang ditopang oleh saham Astra Internasional Tbk (ASII), saham emiten pertambangan dan energi seperti Adaro Energy Tbk (ADRO), dan saham-saham perbankan seperti Bank Mandiri Tbk (BMRI), Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Saham ASII naik 4,15% ditutup di level Rp32.650 per saham dan masih berpotensi naik mencapai level resistance yaitu Rp34.000 per saham, kemudian saham ADRO naik sebesar 6,58%, saham BBNI naik 3,32%, saham BMRI naik 2,73%, saham BBRI naik 2,7%.

Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam Tbk (PTBA) bergerak naik 2,04% dalam sepekan oleh rencana penurunan Dana Bagi Hasil Produksi untuk batu bara berkalori rendah dan penjualan dalam negeri yang merupakan pangsa pasar utama produksi PTBA. Selain itu, prospek positif penjualan PTBA akan berdampak naiknya pasokan dari PT Pamapersada Nusantara yang merupakan anak usaha dari United Tractors Tbk (UNTR). United Tractors Tbk sendiri merupakan anak usaha dari Astra Internasional Tbk (ASII). Pergerakan harga saham ASII lebih dipengaruhi oleh prospek kinerja anak usahanya di tengah ancaman inflasi yang menekan penjualan kendaraan bermotor terutama roda empat.

Tidak ada komentar: