Senin, Oktober 26, 2009

Ulasan Pasar edisi 23 Oktober 2009
Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks BISNIS-27 terkoreksi untuk ketiga kalinya pada perdagangan Kamis kemarin. Koreksi indeks pekan ini dimula sejak Selasa. Pada perdagangan Kamis kemarin, indeks BISNIS-27 ditutup di level 221,86 atau melemah 1,7%, lebih dalam dari koreksi dua hari sebelumnya yang sekaligus menandakan potensi koreksi akan terjadi hingga akhir pekan ini.

Aksi jual investor asing yang dipicu valuasi saham yang sudah cukup mahal dengan pergerakan rupiah yang berbalik melemah terhadap dolar AS menuju level Rp9.500/US$ setelah sebelumnya pada pekan kemarin mencapai level Rp9.300/US$, menekan hamper seluruh saham di dala portofolio BISNIS-27.

Sentimen susunan kabinet telah mencapai puncaknya pada Rabu sebelumnya, sehingga motif sell on news berkontribusi terhadap koreksi indeks hingga Kamis kemarin.
Faktor harga komoditas emas dan minyak dunia yang melemah setelah mencapai posisi US$1.060 per ounce untuk emas dan US$80 per barel untuk minyak di awal pekan ini, memicu aksi koreksi sesaat atau jangka pendek di bursa saham. Sentimen melambungnya harga emas dan minyak dalam dua pekan terakhir telah memicu aksi beli jangka pendek investor di bursa saham. Saat harga emas dan minyak terkoreksi seperti saat ini, dijadikan momentum untuk melepas saham dan merealisasikan gain.

Tekanan jual diperkuat oleh koreksi indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang melemah 0,92% dan juga indeks regional Asia Pasifik yang melemah indeks Hang Seng sebesar 0,48%, indeks STI Singapura sebesar 0,39%, dan indeks Nikkei-225 sebesar 0,64%.

Namun, saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) sepanjang perdagangan Kamis kemarin, bergerak menguat di tengah koreksi bursa. Kondisi tersebut dipengaruhi pasar batu bara PTBA yag pada tahun ini lebih banyak diarahkan bagi pemenuhan kebutuha domestic dibandingkan ekspor, ditambah dengan sentimen penurunan dana hasil produksi untuk batubara berkalori rendah dibawah 5.000 kkal/kg yang merupakan mayoritas produksi PTBA.

Tidak ada komentar: