Selasa, Juni 24, 2008

Regional dan sentimen inflasi tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Di perdagangan awal pekan ini, bursa saham ditutup melemah 9,03 poin (-0,38%) ke level 2.362,74. Pelemahan ini disebabkan sentimen negatif pergerakan indeks regional yang juga terkoreksi seperti Hangseng -0,13%, STI -0,75%, Nikkei 225 –0,61%, KOSPI -0,89%. Indeks DJIA pada akhir pekan ditutup turun 220,4 poin (-1,83%). Harga minyak dunia di bursa New York yang terus menanjak hingga ke level $136,78 per barel naik $1,42 per barel dari posisi akhir pekan sebelumnya.

IHSG juga tertekan oleh aksi jual investor terhadap saham perbankan sepekan menjelang pengumuman inflasi Juni yang diprediksi mencerminkan tingkat kenaikan harga sebenarnya setelah kenaikan BBM pertengahan Mei lalu. Investor pemegang saham bank cenderung mengantisipasi kerugian lebih besar dengan menjual saham-saham nya saat ini (cut loss). Di penutupan kemarin, saham BMRI turun Rp50 (-1,8%), BDMN turun Rp150 (-3,1%), BBRI turun Rp175 (-3,6%), dan BBCA Rp125 (-5%). Sentimen negatif inflasi juga menerpa saham semen seperti INTP dan SMGR yang masing-masing turun Rp150 (-2,65%) dan Rp25 (-0,6%).

Polemik usulan BAPEPAM-LK mengenai aturan tender offer yang mewajibkan pemegang saham baru yang menguasai saham minimal 50% untuk menyisakan minimal 20% saham publik agar tidak terjadi go private sebuah emiten, memberikan sentimen negatif bagi pemegang saham seperti ISAT yang sebelumnya mengkoleksi saham ISAT untuk bisa diikutkan tender offer dari Qatar Telecom dengan harga premium. Investor pemegang saham ISAT kemarin melanjutkan aksi lepas saham ISAT dan merealisasikan capital gain yang dibentuk sejak transaksi pembelian saham Indosat oleh Qatar Telecom dari STT awal Juni lalu sebesar 17,7%. Saham ISAT kemarin ditutup pada posisi Rp6.000.

Di sisi lain, IHSG juga mendapat topangan dari kenaikan harga saham pertambangan batu bara seperti BUMI dan PTBA setelah harga batu bara di Newcastle Port naik 1,5% ke level $162,66 per metrik ton. Saham BUMI naik Rp50 (0,6%) ke posisi Rp8.500 dan PTBA naik Rp200 (1,2%) ke posisi Rp16.700. Tren kenaikan harga minyak dunia terus mendongkrak harga batu bara internasional. Harga batu bara di Newcastle Australia sejak akhir pekan pertama Juni telah naik 2,6% atau $4,13 per metrik ton.

Tidak ada komentar: