Rabu, Juni 18, 2008

Ulasan Pasar 17 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali terkoreksi pada perdagangan kemarin tertekan oleh aksi profit taking pelaku pasar terhadap saham Bumi Resources dan juga aksi jual saham Telekomunikasi Indonesia. Saham BUMI mencatat net loss oleh investor asing sebesar 23,9 juta lembar saham dan TLKM mencatat net loss 7,4 juta lembar saham. IHSG ditutup turun 20,07 poin (0,84%) ke posisi 2.377,98.

Pelaku pasar mengkhawatirkan inflasi yang masih mengancam dari pergerakan fluktuatif harga minyak dunia yang diprediksi akan mencapai level $150 dan bahkan $200 per barel. Pasar melakukan pola trading jangka pendek dengan melakukan selective buying tetap pada saham pertambangan dan alternatif minyak lainnya seperti perkebunan CPO. Harga komoditas internasional batu bara dan CPO berada dalam kondisi bullish. Harga batu bara di Newcastle sebesar $160,23 per ton dan CPO telah naik 5,3% di awal pekan ini. Harga saham BUMI bergerak turun disebabkan secara teknis BUMI mengalami kondolidasi setelah menyentuh level Rp8.550, setelah posisi ini pelaku pasar cenderung merealisasikan gain yang dibentuk sejak 4 Juni.

Realisasi keuntungan tersebut juga didorong oleh aksi jual investor asing terhadap saham BUMI yang cenderung mengurangi portofolio rupiahnya untuk mengantisipasi pelemahan rupiah terhadap dolar AS karena harga minyak yang berada dalam tren naik. Saham BUMI kemarin ditutup turun Rp50 (0,61%) ke level Rp8.100 per lembar saham. Saham AALI kemarin terkoreksi Rp850 (3,1%) setelah sehari sebelumnya mencatat gain sebesar Rp2.100 (8,3%) dalam tiga hari perdagangan hingga awal pekan ini.

IHSG masih tertekan oleh saham Telekomunikasi Indonesia hingga perdagangan kemarin disebabkan sentimen negatif inflasi yang akan menggerus daya beli masyarakat dan pendapatan usaha Telekomunikasi Indonesia. Selain itu, rupiah yang melemah terhadap dolar akan meningkatkan belanja modal perusahaan dan memperbesar nilai hutang. Sedangkan di sisi lain, perusahaan telekomunikasi menghadapi persaingan tarif yang makin ketat dan berpotensi menggerus EBITDA perusahaan telekomunikasi. Saham TLKM ditutup turun Rp150 (2%) dan ISAT ditutup turun Rp100 (1,6%). Saham ISAT juga tertekan oleh aksi profit taking jangka pendek pelaku pasar setelah naik Rp1.000 (17,7%) pada 10 Juni.

Selain tekanan, IHSG juga mendapat topangan dari pergerakan saham United Tractors yang kemarin ditutup naik Rp550 (4,5%) ke posisi Rp12.750 setelah perusahaan mengumumkan kenaikan penjualan untuk lima bulan pertama tahun ini sebesar 42% atau sebesar 1.987 unit dari level 1.402 unit dalam periode yang sama tahun sebelumnya. Anak usaha United Tractors yang bergerak dalam usaha kontrak pertambangan yaitu PT Pamapersada Nusantara mencatat kenaikan produksi dari kontrak pertambangan batu bara menjadi sebesar 24,3 juta ton dalam lima bulan pertama 2008 dari level 19,3 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan anak usaha United Tractors lainnya yang memiliki pertambangan batu bara sendiri yaitu PT Dasa Eka Jasatama mencatat penjualan sebesar 1,72 juta ton dalam lima bulan pertama tahun ini.

Tidak ada komentar: