Rabu, Juni 11, 2008

Ulasan Pasar 10 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Indeks harga saham gabungan kemarin ditutup turun 36,26 poin (1,5%) ke posisi 2.373,82 terkoreksi oleh aksi profit taking pada saham BUMI dan juga aksi jual investor asing atas beberapa saham unggulan seperti Astra Internasional dan juga saham perbankan. Koreksi IHSG tersebut juga disebabkan oleh beralihnya dana investor asing untuk membeli saham Indosat semenjak dibuka kembali saham tersebut kemarin setelah di perdagangan hari senin di-suspend terkait rencana akuisisi oleh Qatar Telecom sebanyak 40,8% saham ISAT yang dimiliki anak usaha SingTel yaitu Asia Mobile Holding dengan harga premium Rp7.388.

Di penutupan kemarin, investor asing mencatat kenaikan volume buy saham ISAT sebanyak 258% ke posisi 46 juta lembar saham dari 12 juta lembar saham di penutupan akhir pekan lalu. Saham Indosat kemarin ditutup naik Rp1.000 (17,7%) ke posisi Rp6.650 dari penutupan Jumat (6/6) di posisi Rp5.650 per lembar saham.

Saham Astra Internasional masih melanjutkan koreksinya seiring ekspektasi pasar terhadap inflasi yang masih tinggi hingga satu atau dua bulan mendatang seiring harga minyak dunia yang masih fluktuatif bergerak di atas $130 per barel. Selain itu, BI rate yang masih berpotensi naik di awal Juli ikut memberikan sentimen negatif bagi realisasi pelunasan kredit kendaraan bermotor Astra. Saham ASII kemarin ditutup melemah Rp550 (2,78%) ke posisi Rp19.250. Secara teknis, posisi harga saham ASII tersebut telah memasuki areal negatif MACD lebih kuat dibandingkan penutupan sebelumnya sejak 4 Juni lalu dan memberikan signal jual bagi pasar.

Saham Telkom kemarin ditutup naik Rp50 (0,63%) setelah harga TLKM secara teknis dengan merujuk pergerakan line MA(5) atau jangka pendek bergerak naik menyentuh line MA(10) yang berada di atasnya membentuk signal beli. Selain itu, saham TLKM juga telah cenderung overbought seiring indikator RSI menyentuh level 30 kemarin. Harga TLKM bergerak naik tipis menjelang RUPS 20 Juni mendatang dengan salah satu agendanya adalah rencana buy back saham Telkom dan rencana akuisisi saham Telkomsel sebesar 35% dari SingTel.

Saham Perbankan masih tertekan oleh harga minyak dunia yang masih bergerak di atas level $133 per barel yang berpotensi menguatkan laju inflasi dalam tahun ini. Saham BBRI turun Rp250 (4,67%), BMRI turun Rp75 (2,7%), dan BBCA turun Rp25 (0,93%).

Saham BUMI terkoreksi akibat profit taking investor setelah menyentuh level tertingginya pada perdagangan kemarin yaitu Rp8.750. Saham BUMI dibuka pada level Rp8.700 kemarin atau naik Rp250 dari penutupan senin setelah muncul berita positif penemuan cadangan batubara sebesar 442 juta ton di daerah Pedayak Kalimantan Timur, di dalam areal penambangan PT Kaltim Prima Coal yang juga merupakan anak usaha Bumi Resources. Sentimen negatif harga minyak yang turun 3,11% dalam dua hari perdagangan dari level penutupan tertingginya $138,54 per barel ikut memberikan tekanan aksi profit taking terhadap BUMI kemarin. Saham BUMI kemarin ditutup turun Rp300 (3,55%) ke posisi Rp8.150. Secara teknis, saham BUMI terkoreksi setelah membentuk double bottom sejak 19 Mei lalu dan kemarin telah melewati posisi jual yaitu Rp8.550.

Tidak ada komentar: