Selasa, Juni 03, 2008

Ulasan Pasar 2 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Pergerakan indeks harga saham gabungan pada perdagangan awal bulan Juni ini ditutup turun sebesar 16,58 poin (0,68%) dari penutupan akhir Mei ke level 2.427,77 terimbas oleh koreksi atas saham perbankan dan telekomunikasi merespon data inflasi Mei yang telah dirilis BPS pada perdagangan sesi II kemarin. Data inflasi BPS mencatat laju inflasi untuk bulan Mei sebesar 10,38% (y-o-y) naik 142bps dari level inflasi April sebesar 8,96% (y-o-y) dengan penyebab utama adalah kenaikan BBM

IHSG tertekan oleh koreksi saham Bank Mandiri yang ditutup turun Rp50 (1,72%) ke level Rp2.850 dan saham Bank Danamon yang turun Rp200 (3,51%) ke level Rp5.500. Pasar mengkhawatirkan koreksi atas kinerja perbankan khususnya Bank Mandiri dan Bank Danamon dalam kondisi melemahnya daya beli masyarakat akibat inflasi dan kecenderungan Bank Indonesia yang akan kembali menaikkan BI rate dari level saat ini 8,25%. Pendapatan bunga dari kredit konsumsi berpotensi menurun seiring suku bunga kredit yang naik menyesuaikan level BI rate dan naiknya biaya dana pihak ketiga.

Namun, tidak semua saham perbankan mengalami koreksi pada penutupan kemarin. Saham Bank BRI ditutup naik Rp150 (2,59%) ke posisi Rp5.950 per lembar saham. Kenaikan harga saham BBRI disebabkan faktor teknikal harga BBRI yang telah menyentuh level terendah sejak akhir April. Indikator RSI juga menunjukkan posisi harga BBRI yang cenderung oversold di level 45 dan sudah saatnya bergerak naik. Indikator MACD juga telah menyentuh level terendah di areal negatif sejak akhir April dan kembali bergerak ke areal positif seiring langkah Bank BRI yang memilih untuk melakukan ekspansi kredit tanpa menaikkan suku bunga agar dapat menjaga net interest margin bank dengan segmen UKM dan kelas menengah bawah tersebut.

Dari sektor telekomunikasi, saham Telekomunikasi Indonesia dan Indosat bergerak turun karena sentimen negatif inflasi Mei yang mengindikasikan pelemahan daya beli masyarakat yang berpotensi menekan pengeluaran masyarakat untuk konsumsi telekomunikasi. Saham TLKM ditutup turun Rp150(1,85%) dan ISAT turun Rp50(0,87%).

Harga minyak dunia yang sedang berkonsolidasi menurun ke level $126 per barel mendorong koreksi atas saham alternatif minyak seperti BUMI dan AALI. Saham BUMI terkoreksi Rp300 (3,73%) dan AALI terkoreksi Rp750 (2,84%).

Dari sektor konsumsi, IHSG mendapat topangan dari saham Ades Waters Indonesia dan Gudang Garam. Saham ADES ditutup naik Rp230 (29,5%) ke posisi Rp1.010 setelah muncul informasi mengenai rencana akuisisi 91,94% saham ADES yang dikuasai oleh Waters Partners Bottling SA oleh Sofos Pte Ltd dan PT Aureos Sequel Indonesia Advisers melalui Nestle SA dan Refreshment Product Services yang akan membeli saham Waters Partner Bottiling SA. Pasar juga merespon positif rencana RUPS Gudang Garam yang akan digelar 21 Juni mendatang seiring kenaikan laba bersih tahun 2007 sebesar 43,24% atau reversal dari kondisi tahun 2006 yang mencatat penurunan laba bersih sebesar 46,67%. Laba bersih Gudang Garam tahun 2007 tercatat Rp1,4 triliun dibandingkan tahun 2006 yang sebesar Rp1,01 triliun.
Laju inflasi yang meningkat tajam di bulan Mei ini memberikan persepsi negatif pada investor asing atas nilai asset mereka yang berdenominasi rupiah. Nilai rupiah dikhawatirkan melemah terhadap dolar AS dan memicu aksi jual investor asing terhadap saham pertambangan seperti BUMI yang terkoreksi Rp300 (3,7%).

Tidak ada komentar: