Jumat, Juni 27, 2008

Ulasan Pasar 26 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan kemarin ditutup naik 9,53 (0,4%) ke level 2.350,89. IHSG sempat ditutup naik 17,76 poin (0,8%) pada sesi pertama perdagangan kemarin. Bursa bergerak naik setelah ditopang oleh sentimen The Fed yang memutuskan menahan tingkat suku bunganya di level 2% yang juga mencerminkan ancaman inflasi di AS masih dapat diterima oleh pasar AS. Tertahannya suku bunga The Fed mengurangi kekhawatiran pelaku pasar dalam negeri terhadap naiknya level BI rate yang akan diumumkan pekan depan. Saham perbankan seperti saham Bank BRI (BBRI) naik Rp325 (6,74%), Bank Danamon (BDMN) naik Rp150 (3,21%), bank BCA (BBCA) naik Rp50 (2,11%), dan Bank Mandiri (BMRI) naik Rp25 (0,93%).

Sentimen positif juga didapat dari harga minyak yang bergerak turun 1,8% ke level $134,55 per barel dan rencana Bank BRI yang menargetkan pertumbuhan kreditnya menjadi 24% tahun ini dari level 20% di tahun 2007. Selain itu, aksi emiten perbankan lainnya seperti Bank BNI yang meminjamkan dana sebesar US$288,5 juta kepada Perusahaan Listrik Negara untuk pembangunan pembangkit listrik ikut memberikan sentimen positif bagi saham perbankan.

Dari sektor perkebunan, bursa ikut terkerek oleh aksi beli atas saham emiten kelapa sawit seperti Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) setelah harga CPO di bursa Malaysia naik 1% ke level 3,538 Ringgit. Pelaku pasar tetap memburu saham CPO meskipun sehari sebelumnya mendapat sentimen negatif dari langkah pemerintah yang menaikkan pajak ekspor CPO. Saham AALI naik Rp300 (1,08%) dan LSIP naik Rp100 (0,98%).

Saham Duta Pertiwi Nusantara (DPNS) ditutup naik Rp140 (35%) dan merupakan saham yang memberikan gain terbaik pada perdagangan kemarin seiring rencana perusahaan yang akan menginvestasikan dana sebesar US$100 juta untuk membangun pertambangan batubara di Muara Berlian, Jambi, Sumatera. PT Duta Pertiwi Nusantara tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten yang bergerak di bidang industri dasar kimia.

Bursa tertekan oleh penurunan harga saham Bumi Resources (BUMI) yang terkoreksi sebesar Rp100 (-1,19%) dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (domestic market obligation/DMO) kepada pengusaha batubara sehubungan meningkatnya permintaan batubara dalam negeri yang naik menjadi 52,57 juta ton pada tahun ini dari level 50,05 juta ton tahun 2007 serta kebutuhan di tahun 2009 yang sebesar 75,4 juta ton.

Tidak ada komentar: