Kamis, Juni 19, 2008

Ulasan Pasar 18 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali bergerak melemah dengan koreksi 13,40 poin (0,6%) ditutup pada level 2.364,58 tertekan saham BUMI yang bergerak fluktuatif tertekan aksi profit taking investor asing ke posisi Rp8.050 atau turun Rp50 (0,62%) dan juga saham-saham perbankan yang masih bergerak melemah.

Di tengah ancaman inflasi dan fluktuasi harga minyak dunia, laba bersih perbankan terancam turun. NPL bank yang berpotensi melemah memaksa perbankan mengalokasikan dana cadangan lebih besar untuk menutup kredit macet yang disebabkan oleh kesulitan yang dihadapi pengusaha akibat naiknya ongkos produksi dan memburuknya perekonomian yang menekan belanja masyarakat. Laba bersih yang menurun juga disebabkan oleh net interest margin yang semakin menipis karena naiknya biaya dana pihak ketiga seiring kenaikan BI rate ke level 8,5% dan berpotensi kembali dinaikkan awal bulan Juli mendatang bila The Fed menaikkan suku bunganya, tetapi di sisi lain suku bunga kredit tetap ditahan atau sulit dinaikkan agar tidak memberatkan nasabah dan menaikkan rasio NPL. Permintaan kredit pun cenderung tetap atau sulit meningkat karena para pengusaha mengambil sikap menunggu dan menghentikan ekspansinya untuk sementara waktu karena kondisi perekonomian yang tidak mendukung. Daya beli masyarakat yang melemah oleh inflasi juga menyebabkan turunnya permintaan kredit konsumsi. Saham perbankan seperti BBNI turun 3,17%, BCIC turun 1,25%, dan BDMN turun 0,51%.

IHSG juga tertekan oleh koreksi saham AALI setelah pasar mendapat sentimen negatif dari koreksi harga CPO di bursa Malaysia yang turun 2,3% ke level 3.640 Ringgit dalam dua hari perdagangan. Saham AALI turun Rp250 (0,94%) ke level Rp26.350.

Saham PTBA bergerak mendongkrak IHSG ditopang sentimen positif batas akhir kepemilikan hak dividen (cum dividen) yang jatuh pada 18 Juni kemarin. PTBA berencana membagikan dividen sebesar Rp164,97 per saham dari laba bersih tahun 2007.

Pelaku pasar mulai memburu saham TLKM yang telah berada di posisi oversold dengan indikator RSI berada di level 26 pada 17 Juni. Aksi beli TLKM dipicu oleh semakin dekatnya RUPS yang akan digelar pada 20 Juni mendatang dengan salah satu agendanya adalah buy back saham. Telekomunikasi Indonesia berencana melakukan buyback sebanyak 339,4 juta lembar dengan harga Rp8.838 per lembar saham. Saham TLKM ditutup naik Rp150 (2%). Rencana buy back saham juga mendongkrak pergerakan harga saham Tunas Baru Lampung (TBLA) yang ditutup naik sebesar Rp20 (2,8%) ke posisi Rp740. Tunas Baru Lampung akan menganggarkan dana sekitar Rp300 miliar untuk membeli 10% saham beredarnya.

Aksi korporasi juga mewarnai perdagangan saham Tri Polyta Indonsia (TPIA) yang berencana untuk mengkonversi saham di American Depository Receipts menjadi saham beredar di Bursa Efek Indonesia yang tentunya akan meningkatkan likuiditas saham TPIA di BEI Sentimen positif juga datang dari kinerja Tri Polyta di kuartal I/2008 yang mencatat kenaikan 54% laba bersih dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp57 miliar. Saham TPIA ditutup naik Rp100 (3,3%) ke level Rp3.100 per lembar saham.

Tidak ada komentar: