Senin, Juni 23, 2008

Pasar panik karena aturan tender offer

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan, bursa saham bergerak melemah dengan koreksi IHSG sebesar 26,64 poin (1,1%) ke level 2.371,78 dari level 2.398,42 di akhir pekan sebelumnya (13/6). Pada akhir pekan, bursa saham terkoreksi akibat kepanikan para investor menghadapi rencana BAPEPAM-LK yang akan mengeluarkan aturan baru yang mewajibkan pelaku tender offer meninggalkan 20% saham perusahaan yang dibeli pada publik.

Peraturan tersebut dinilai pasar akan merugikan pemegang saham minoritas yang berpotensi kurang diprioritaskan untuk diikutkan dalam tender offer. Sehubungan munculnya rencana tersebut, bursa saham tertekan oleh koreksi beberapa saham yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan tender offer terkait akuisisi oleh pemegang saham mayoritasnya yang baru, seperti saham APEX oleh Mitra Rajasa, saham TPIA oleh Barito Pacific, saham ISAT oleh Qatar Telecom, saham ADES oleh Sofos Pte Ltd, saham BBIA oleh United Overseas Bank Ltd, dan saham TSPC oleh Bogamulia Nagadi. Saham APEX ditutup turun Rp175 (8,64%), saham TPIA ditutup turun Rp100 (3,23%), saham ISAT ditutup turun Rp200 (3,17%), dan saham TSPC ditutup turun Rp10 (1,49%) pada akhir pekan kemarin. Saham BBIA ditutup tidak berubah pada posisi Rp1.200 dan saham ADES masih berstatus suspended.

Bursa juga tertekan oleh koreksi pelaku pasar terhadap saham perbankan yang dipengaruhi gejolak inflasi dan fluktuasi harga minyak dunia. Laba bersih perbankan berpotensi tergerus seiring NPL perbankan yang berpotensi meningkat, akan memaksa perbankan mengalokasikan dana cadangan yang lebih besar untuk menutup kredit macet. Di samping itu, net interest margin juga akan menipis karena naiknya biaya dana pihak ketiga yang disebabkan naiknya BI rate ke level 8,5% yang dapat kembali dinaikkan di awal bulan Juli mendatang bila inflasi Juni lebih tinggi dari Mei yang sebesar 10,38% (yoy). Namun di sisi lain perbankan juga berusaha menahan suku bunga kredit agar tidak memberatkan nasabah dan meningkatkan rasio NPL. Permintaan kredit pun cenderung sulit meningkat karena para pengusaha mengambil sikap menunggu dan menghentikan ekspansinya untuk sementara waktu karena daya beli masyarakat yang melemah. Harga saham Bank Internasional turun 16,5%, saham Bank Mandiri turun 6,5%, dan saham Bank BCA turun 4,8% dalam sepekan.

IHSG juga tertekan aksi profit taking saham BUMI setelah mencapai gain sebesar 17,9% pada 18 Juni. BUMI secara teknis memasuki masa kondolidasi setelah menyentuh level Rp8.550 pada 12 Juni seiring pelaku pasar mengambil posisi short-term trading dalam kondisi bursa yang berfluktuasi oleh gejolak inflasi dan harga minyak dunia.

Namun, IHSG juga mendapat topangan dari kebijakan dividen Perusahaan Gas Negara yang akan membagikan dividen sebesar 50% dari laba bersih 2007 dan rencana stock split sebesar 1:5 yang akan efektif pada Agustus mendatang serta cum dividen saham PTBA yang jatuh pada 18 Juni. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam berencana membagikan dividen sebesar Rp164,97 per saham dari laba bersih tahun 2007.

Pada perdagangan rabu (18/6) pelaku pasar juga mulai memburu saham TLKM yang telah berada di posisi oversold dengan indikator RSI berada di level 26 pada 17 Juni. Aksi beli TLKM dipicu oleh rencana buyback sebanyak 339,4 juta lembar di harga Rp8.838. Di samping itu, Telekomunikasi Indonesia dalam RUPS 20 Juni menyetujui pembagian dividen sebesar 55% dari laba bersih 2007. Dalam tiga hari perdagangan hingga akhir pekan kemarin, saham TLKM berhasil mencetak gain sebesar Rp400 (5,4%) ke posisi Rp7.750.

Tidak ada komentar: