Senin, Juni 16, 2008

Koreksi saham Bumi dan emiten bank tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pada perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG ditutup melemah 10,59 poin (0,44%) ke level 2.398,42 tertekan oleh koreksi saham BUMI, BMRI, BBCA, dan BBRI. Dalam sepekan, IHSG tercatat melemah tipis 3,82 poin (0,16%) karena pola perdagangan jangka pendek para pelaku pasar terhadap saham pertambangan batu bara.

Di awal pekan, bursa saham melanjutkan rebound naik 7,84 poin (0,33%) oleh sentimen kenaikan harga minyak 13,3% ke level $138,54 per barel dari posisi 4 Juni yang berdampak terjaganya ekspektasi pasar terhadap permintaan batu bara dunia dan naiknya harga batu bara di Newcastle Port ke level $158,53 per metrik ton. Rencana Bumi Resources yang akan meningkatkan volume buy back sahamnya dari 1% menjadi 3% atau 582,12 juta lembar saham dan penemuan cadangan batu bara di Kalimantan dalam areal penambangan PT Kaltim Prima Coal sebesar 442juta ton yang meningkatkan cadangan batu bara Bumi Resources sebesar 32% ikut memberikan sentimen positif saham BUMI hampir 7% ke level Rp8.450. Secara teknis, saham BUMI berupaya menyempurnakan double bottom sejak posisi 19 Mei Rp8.550 dan indikator MACD yang semakin melemah di areal negatif yang ikut membentuk signal beli. IHSG juga terdongkrak saham AALI yang ditutup naik Rp1.150 (4,7%) ke level Rp25.600 setelah harga CPO di bursa Malaysia merespon kenaikan harga minyak dunia dan ditutup naik 6,4% dalam dua hari perdagangan ke level RM3.660. Perdagangan awal pekan juga diwarnai penghentian sementara perdagangan saham Indosat menanggapi pembelian 40,8% saham Indosat oleh Qatar Telecom.

IHSG terkoreksi 36,26 poin (1,5%) ke 2.373,82 di perdagangan hari kedua oleh aksi profit taking dan aksi jual investor asing atas beberapa saham unggulan seperti saham BUMI, ASII, dan saham perbankan karena beralihnya sebagian dana investor asing untuk membeli saham Indosat yang dibuka kembali setelah sebelumnya di-suspend terkait rencana akuisisi Qatar Telecom atas 40,8% saham Indosat dengan harga premium Rp7.388. Investor asing mencatat kenaikan volume buy saham ISAT sebanyak 258% ke posisi 46 juta lembar saham dari 12 juta lembar saham dalam sehari perdagangan. Saham Indosat ditutup naik Rp1.000 (17,7%) ke posisi Rp6.650 dari penutupan Jumat (6/6). Sentimen negatif harga minyak yang turun 3,11% dalam dua hari perdagangan dari level penutupan tertingginya $138,54 per barel ikut mendorong aksi profit taking saham BUMI. Saham ASII melanjutkan koreksinya ke posisi Rp19.250 seiring posisi ASII yang secara teknis memasuki areal negatif MACD yang makin kuat sejak 4 Juni lalu dan memperkuat signal jual ASII bagi pasar.

IHSG naik tipis 0,97 poin (0,04%) ke level 2.374,78 di penutupan rabu tertopang oleh pergerakan teknikal saham perbankan yang telah menyentuh level oversold sejak pengumuman inflasi dan kenaikan BI rate 25bps awal bulan ini. Indeks sektoral perbankan ditutup naik 0,8% tertopang oleh saham Bank Mandiri dan Bank BRI. Tetapi di sisi lain, sektor pertambangan tercatat turun 0,6% tertekan oleh koreksi saham Bumi Resources ke level Rp8.050. BUMI bergerak ke masa konsolidasi membentuk bearish flag seiring harga minyak yang terkoreksi 4% di NYMEX ke level $132,97. Wacana pengenaan pajak ekspor batu bara untuk mengamankan kebutuhan domestik terutama PLN ikut memberikan sentimen negatif saham BUMI, meskipun di sisi lain beredar kabar Bumi Resources menaikkan penawarannya atas saham Herald Resources sebesar 9% atau menjadi A$2,8 per lembar saham.

IHSG melanjutkan rebound di hari keempat dengan kenaikan 34,22 poin (1,4%) ke level 2.409,01. Aksi beli investor asing terhadap saham BUMI yang telah turun Rp400 sejak senin, berhasil membawa BUMI berada ke posisi penutupan tertingginya pada 19 Mei yaitu Rp8.550. Rencana Bumi Resources untuk menaikkan harga jual rata-rata batu bara tahun ini sebesar 10% menjadi $77 per ton ikut memberikan sentimen positif selain harga minyak yang kembali bergerak naik ke level $136,38 (3,9%). Sentimen harga minyak tersebut juga mendongkrak saham PTBA sebesar Rp200 (1,4%) ke level Rp15.000. IHSG juga tertopang oleh gain saham UNTR sebesar Rp650 (5,5%) setelah perusahaan merencanakan right issue untuk menambah dana akuisisi dua perusahaan tambang batu bara dan pembiayaan modal kerja anak perusahaan. Selain UNTR, saham TINS juga menopang IHSG dengan kenaikan Rp550 (1,6%) seiring rencana PT Timah Tbk untuk membagikan 50% laba bersih tahun 2007 sebagai dividen dan juga rencana stock split TINS sebesar 1:10.

Di akhir pekan, saham BUMI terkoreksi 4,09% meskipun telah beredar hasil RUPS Bumi Resources yang menyetujui rencana buyback saham sebanyak 3% dan pembagian dividen Rp111 per saham atau 29% dari laba bersih 2007. Koreksi ini lebih disebabkan oleh aksi profit taking dalam masa kondolidasi saham BUMI seiring bearish flag sejak rabu yang kemudian akan bergerak naik menuju level Rp11.600 sesuai harga premium 35% dari harga tertinggi pekan kemarin Rp8.550 seiring rencana buyback saham. Di sisi lain, TINS terus menguat Rp450 (1,3%) menahan koreksi IHSG setelah RUPS pada kamis menyetujui pembagian dividen sebesar 50% dari laba bersih 2007 dan stock split 1:10 yang akan efektif pada Juli mendatang. Saham BMRI turun 0,88%, BBCA turun 0,95%, dan BBRI turun 0,96%. Saham PTBA turun 2,3% dan ASII naik 1,5%. Saham Indosat ditutup pada posisi Rp6.500 per lembar saham pada akhir pekan kemarin.

Tidak ada komentar: