Senin, Juni 30, 2008

Inflasi dan aturan tender offer tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham selama sepekan terkoreksi 39,67 poin (-1,7%) ke level 2.332,11 tertekan oleh koreksi akhir pekan yang dibayangi krisis listrik dan kebijakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri oleh pemerintah (domestic market obligation/DMO) untuk komoditas batu bara yang bertujuan mengamankan kebutuhan batu bara dalam negeri terutama untuk pasokan listrik PT Perusahaan Listrik Negara. Beberapa pembangkit listrik PLN mengalami gangguan pasokan bahan bakar batu bara yang berdampak pemadaman listrik di Jawa-Bali dan mengganggu kegiatan industri. Harga batubara yang bergerak naik 2,6% ke level $162 pada 20 Juni dan harga minyak yang semakin naik menyentuh $141 per barel di akhir pekan kemarin semakin memberatkan ongkos PLN dan juga meningkatkan laju inflasi hingga akhir tahun ini.

Inflasi Juni berdasarkan prediksi Bank Indonesia yang akan lebih tinggi dari sebelumnya ikut menekan bursa di akhir pekan kemarin, meski sebelumnya pada hari kamis bursa sedikit terdongkrak oleh tertahannya The Fed di level 2% yang berpeluang menahan BI rate. Namun, laju inflasi Juni yang akan mencerminkan dampak penuh dari kenaikan harga BBM pertengahan Mei lalu kembali meningkatkan peluang naiknya BI rate setelah awal bulan Juni ini dinaikkan 25 bps ke level 8,5%. Harga saham perbankan langsung terimbas dengan rata-rata penurunan sebesar 2,4%. Saham Bank Niaga turun -1,01%, saham Bank BNI turun -1,63%, saham Bank BRI turun -1,94%, saham Bank Danamon turun -3,11%, dan saham Bank Mandiri turun -3,7% di akhir pekan kemarin.
Sejak awal pekan, IHSG telah tertekan 9,03 poin (-0,38%) ke level 2.362,74 akibat polemik aturan tender offer BAPEPAM-LK yang mewajibkan pengendali baru meninggalkan minimal 20% saham milik publik. Aturan tersebut berpotensi kurang memprioritaskan pemegang saham minoritas untuk ikut serta dalam proses tender. Saham Indosat (ISAT) menekan bursa dengan koreksi sebesar Rp300 (4,7%).

IHSG sedikit tertopang di perdagangan hari kedua naik 2,63 poin (0,11%) ke level 2.365,38 oleh pengkajian kembali aturan tender offer oleh BAPEPAM-LK dengan kemungkinan adanya ketentuan mekanisme penawaran umum kedua (secondary offering) dalam setahun atau dua tahun untuk menjaga likuiditas perdagangan di bursa. Ketentuan itu juga memungkinkan penawaran tender yang tanpa batas, sehingga pengendali baru bisa menyerap seluruh saham emiten milik publik. Selain itu, bursa juga mendapat sentimen positif dari rencana pemerintah dan DPR yang akan menurunkan tarif pajak dividen dari 20% menjadi 15% mulai tahun 2009.

Sentimen positif rencana akuisisi saham Bank Bukopin oleh tiga investor asing yaitu Rabobank Group, Actis Internasional dan satu perusahaan investasi dari Eropa, memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk mengkoleksi saham perbankan yang telah oversold pada penutupan senin.

Di penutupan hari ketiga, bursa ditutup terkoreksi 24,02 poin (-1%) ke level 2.341,36. Investor mencermati pergerakan bursa Dow Jones yang terkoreksi akibat melemahnya Consumer Confidence Index AS ke level 50,4 untuk bulan Juni, dari posisi bulan Mei yang sebesar 58,1.

Di perdagangan kamis, bursa tertekan penurunan harga saham Bumi Resources (BUMI) yang terkoreksi sebesar Rp100 (-1,19%) dipengaruhi kebijakan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik (domestic market obligation/DMO) kepada pengusaha batubara sehubungan meningkatnya permintaan batubara dalam negeri yang naik menjadi 52,57 juta ton pada tahun ini dari level 50,05 juta ton tahun 2007 serta kebutuhan di tahun 2009 yang sebesar 75,4 juta ton.

Di akhir pekan, meskipun tertekan oleh krisis listrik dan inflasi Juni, bursa mendapat topangan dari kenaikan harga saham Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP) setelah bursa mendapat sentimen positif dari potensi kenaikan harga CPO di pasaran internasional karena makin terbatasnya pasokan CPO dari Indonesia dan Malaysia menjelang bulan puasa di awal September dan hari raya Idul Fitri. Indonesia sebagai produsen terbesar CPO dunia akan menaikkan pajak ekspor CPO menjadi 20% mulai Juli untuk mengamankan kebutuhan pasokan dalam negeri. Saham AALI naik Rp600 (-2,13%) ke level Rp28.800 dan saham LSIP naik Rp50 (-0,48%) ke level Rp10.400. Harga CPO di bursa Malaysia naik 2,1% ke level 3,610 Ringgit.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Kenapa BI rate naik tapi harga saham bank turun ?