Kamis, Juli 31, 2008

Ulasan Pasar 29 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham akhirnya ditutup naik tipis 3,01 poin (0,1%) pada perdagangan selasa kemarin di level 2.278,68 setelah sebelumnya di sesi perdagangan pertama terkoreksi 18 poin oleh profit taking saham pertambangan batu bara dan perbankan serta saham Telekomunikasi Indonesia yang telah mencetak gain sejak akhir pekan lalu karena faktor teknis dan kondisi yang oversold sebelumnya. Sentimen positif dari penurunan harga minyak memperkuat technical rebound tersebut.

Harga saham Bank Mandiri kembali bergerak naik Rp25 (0,86%) terdongkrak laporan keuangan semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 22% atau Rp470 miliar dari level Rp2,1 triliun semester I/2007 menjadi Rp2,6 triliun di semester I/2008. Bank Mandiri mencatat peningkatan penyaluran dana pihak ketiga di semester I/2008 yang ditandai dengan meningkatnya LDR (Loan to Deposit Ratio) sebesar 59,53% dibandingkan semester I/2007 yang sebesar 53,64% berbanding lurus dengan naiknya jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun sebesar Rp224 triliun atau naik 12% dari jumlah tahun lalu yang sebesar Rp200 triliun. ROA di semester I/2008 sebesar 2,62% naik dari posisi semester I/2007 yang sebesar 2,42% dan ROE sebesar 21,63% naik dari posisi tahun lalu yang sebesar 18,83%. Saham Bank lainnya seperti Bank BCA ditutup naik Rp25 (0,84%) dan Bank Permata (BNLI) naik Rp10 (1,15%). Saham BBNI, BBRI, dan BDMN ditutup tidak berubah dari posisi sehari sebelumnya.

Saham Bumi Resources dan PT Tambang batu bara bukit asam kembali ditutup naik masing-masing 1,57% dan 0,76% setelah harga minyak dunia sedikit naik sebesar $1 per barel ke level $125 per barel. Harga saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) ikut ditutup naik Rp500 (1,79%).

Saham Telekomunikasi Indonesia bergerak turun oleh koreksi teknis sebesar Rp100 (-1,25%) ke level Rp7.900 setelah indikator RSI menyentuh level 60,41 (overbought) pada 28 Juli dan harga saham TLKM sejak 17 Juli telah naik 19,4%. Saham Excelcomindo Pratama (EXCL) naik Rp100 (4,6%) ke level Rp2.275 setelah mencatat kenaikan laba bersih 14 kali lipat atau sebesar Rp631 miliar pada semester I/2008 dari posisi Rp41 miliar di semester I tahun lalu.

Kenaikan laba bersih di semester I/2008 juga berhasil mengangkat harga saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) yang naik sebesar Rp100 (1,69%) ke level Rp6.000. Laba bersih Indocement naik sebesar 114% atau sebesar Rp770 miliar dibandingkan dengan posisi semester I tahun lalu yang sebesar Rp360 miliar. Laba per saham naik Rp209,37 dari posisi semester I tahun lalu yang sebesar Rp97,83 dan PER (price to earning ratio) turun ke level 26,03 kali dibandingkan dengan semester I tahun lalu 68,88 kali. Sejak akhir pekan lalu, saham INTP bergerak di upperline indikator Bollinger hingga perdagangan selasa yang memberikan sinyal bullish untuk saham tersebut. Pergerakan harga minyak yang stabil di level $124 sampai $125 per barel akan berbanding lurus dengan perbaikan daya beli masyarakat dan permintaan untuk properti seiring inflasi yang lebih terkendali. Harga saham Semen Gresik (SMGR) ikut ditutup naik Rp150 (3,85%) dan Holcim Indonesia (SMCB) naik Rp10 (0,88%).

Selasa, Juli 29, 2008

Ulasan Pasar 28 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham bergerak rebound di awal perdagangan pekan terakhir Juli ini dengan mencetak gain sebesar 30,33 poin (1,4%) dari level penutupan IHSG akhir pekan lalu. IHSG kemarin ditutup di level 2.275,68 ditopang oleh kenaikan harga saham pertambangan, perbankan, dan telekomunikasi yang telah berada di level harga oversold pada akhir pekan kemarin. Selain itu, harga minyak dunia yang tetap berkisar di level $124 per barel memberikan sentimen positif pada bursa terhadap laju inflasi dalam negeri.

Saham Bumi Resources (BUMI) ditutup naik Rp400(6,72%) ke level Rp6.350. Secara teknikal, indikator RSI (Relative Strenght Index) berada di posisi 40,61 atau masih berada dalam area oversold sejak awal Juli. Selain itu, indikator MACD semakin melemah di areal negatif yang memberikan sinyal beli untuk saham BUMI.

Faktor teknikal juga mendongkrak saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) kemarin dengan kenaikan sebesar Rp250 (3,23%) ke level Rp8.000. Indikator Bollinger menunjukkan pergerakan harga TLKM berada di sekital upperline yang memberikan sinyal bullish untuk saham Telekomunikasi Indonesia. Begitu juga dengan saham perbankan seperti saham Bank BNI (BBNI) dan Bank BCA (BBCA) yang bergerak di sekitar upperline Bollinger. Harga saham BBNI kemarin ditutup naik Rp60 (4,41%) dan saham BBCA ditutup naik Rp25 (0,85%). Harga minyak dunia yang belum beranjak naik melewati $125 sejak akhir pekan kemarin memberikan sentimen positif membaiknya laju inflasi di bulan September. Pelaku bursa pun mengekspektasikan level BI rate yang tetap di posisi 8,75% hingga akhir tahun. Daya beli masyarakat dan permintaan kredit konsumsi dari perbankan diharapkan akan membaik di semester kedua tahun ini.

Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) bergerak naik Rp250 (2,1%) ke level Rp12.000 per lembar saham seiring rencana Perusahaan Gas Negara untuk melepas saham pemerintah sebanyak 254 juta saham. Secara teknis, saham PGAS berpotensi bullish seiring indikator RSI yang masih dalam area oversold dalam sebulan terakhir.

Jumat, Juli 25, 2008

Saham bank penggerak pasar

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Saham-saham sektor perbankan masih menjadi motor penggerak indeks harga saham gabungan hingga penutupan perdagangan kemarin. Sekitar 62% penggerak IHSG kemarin berasal dari saham-saham sektor finansial. Di sisi lain, sektor pertambangan terutama saham-saham batu bara menjadi penghambat kenaikan IHSG. Saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp50 (-0,8%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,09%). Faktor penurunan harga minyak di bursa New York masih menjadi sentimen negatif saham-saham energi alternatif minyak. Harga minyak melanjutkan koreksi ke level $124,32 per barel untuk pengiriman bulan September atau turun 5% dalam sepekan. IHSG naik 31,21 poin (1,4%) ke level 2.257,05.

Saham perbankan seperti saham Bank BNI (BBNI) naik Rp110 (8,33%), Bank BRI naik Rp450 (7,56%), Bank BCA naik Rp150 (5,17%), Bank Mandiri naik Rp100 (3,45%), dan saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp150 (2,75%). Harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya diharapkan akan mengurangi risiko inflasi dan dapat menahan posisi BI rate di posisi saat ini yaitu 8,75%. Potensi inflasi di bulan puasa mendatang serta keperluan perayaan Idul Fitri dapat ditekan dengan harga minyak yang terus turun dan rupiah yang menguat terhadap dolar AS. Risiko inflasi yang berkurang mulai dapat diindikasikan dengan menguatnya rupiah atas dolar AS hingga perdagangan kemarin yang berada di posisi Rp9.132/US$ atau menguat 0,1% dari posisi sehari sebelumnya. Selain itu, investor asing juga kembali mengarahkan dananya ke bursa saham yang ditandai dengan netbuy sebesar Rp271 miliar. Pelaku bursa mengharapkan posisi BI rate tidak naik hingga akhir tahun bersamaan dengan kebutuhan pendanaan masyarakat untuk perayaan hari raya Idul Fitri dan libur akhir tahun yang sangat berpotensi meningkatkan pendapatan bunga dari kredit konsumsi.

Rencana China Construction Bank Corp. (CCB) untuk membeli 3,7% saham green shoe Bank BNI yang akan dilepas pemerintah dalam rangka privatisasi dan juga saham yang beredar di pasar hingga maksimal 20% masih memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga saham BBNI kemarin.

Secara teknikal, saham BMRI memasuki areal bullish yang ditunjukkan oleh indikator MACD yang semakin meningkat di areal positif sejak awal pekan ini. Saham BDMN bahkan berhasil menembus upperline indikator bollinger pada perdagangan rabu yang memberikan sinyal bullish dan kondisi tersebut berhasil diwujudkan dengan kenaikan lanjutan saham BDMN hingga 2,75% di penutupan kemarin. Di akhir pekan ini, saham-saham perbankan tersebut rawan aksi profit taking untuk mengantisipasi sentimen negatif pengumuman inflasi Juli.

Saham Aneka Tambang bergerak naik Rp125 (5,26%) ke posisi Rp2.500 setelah bursa mendapat sentimen positif dari rencana aksi korporasi Aneka Tambang untuk menyiapkan dana senilai US$450 juta untuk mengakuisisi tambang batu bara dan emas di Afrika dan memperbesar kepemilikan atas proyek Martabe milik Oxiana Ltd hingga 25%.

Ulasan Pasar 23 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham melanjutkan rebound di perdagangan kemarin dengan mencatat kenaikan sebesar 13,09 poin (0,6%) ke level 2.225,84. Saham perbankan dan Telekomunikasi Indonesia menjadi saham-saham utama penggerak kenaikan IHSG kemarin.

Saham Bank BNI (BBNI) naik 10,92%, saham Bank Danamon (BDMN) naik 9%, dan saham Bank Mandiri (BMRI) naik 4,5%. Harga minyak dunia untuk pengiriman September berada di level $126 per barel, sehingga mengurangi risiko inflasi di bulan puasa dan Idul Fitri. Risiko inflasi yang berkurang diharapkan akan dapat menahan posisi BI rate di posisi saat ini yaitu 8,75%. Sektor perbankan mengharapkan posisi BI rate tidak bergerak naik hingga akhir tahun bersamaan dengan kebutuhan pendanaan masyarakat untuk perayaan hari raya Idul Fitri dan liburan akhir tahun yang sangat berpotensi meningkatkan pendapatan bunga dari kredit konsumsi.

Saham BBNI terdongkrak oleh minat China Construction Bank Corp. (CCB) untuk membeli 3,7% saham green shoe Bank BNI yang akan dilepas pemerintah dalam rangka privatisasi dan juga saham yang beredar di pasar hingga maksimal 20%.

Secara teknikal, saham BMRI memasuki areal bullish yang ditunjukkan oleh indikator MACD yang semakin meningkat di areal positif sejak awal pekan ini hingga perdagangan kemarin, begitu juga dengan saham BDMN. Saham BDMN bahkan berhasil menembus upperline indikator bollinger yang memberikan sinyal bullish hingga akhir pekan ini menjelang pengumuman inflasi Juli dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk menentukan level BI rate pekan depan. Di akhir pekan ini, saham-saham perbankan tersebut rawan aksi profit taking untuk mengantisipasi sentimen negatif pengumuman inflasi Juli.

Dari sektor otomotif, saham Astra Internasional (ASII) ikut terdongkrak naik oleh sentimen turunnya harga minyak yang akan menekan biaya impor. Saham ASII naik Rp1.100 (5,37%) ke posisi Rp21.600.

Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) masih melanjutkan tren naiknya dengan mencatatkan gain sebesar Rp50 (0,65%) ke posisi Rp7.700. Saham TLKM memasuki masa rawan koreksi setelah naik Rp1.000 (15%) dalam empat hari perdagangan terakhir. Indikator RSI juga telah mencapai 55,76 yang merupakan level tertinggi dalam empat bulan terakhir dan telah memasuki areal overbought.

Harga minyak dunia yang melemah di level $126 per barel menurunkan ekspektasi pasar terhadap permintaan energi alternatif seperti batu bara. Saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp300 (-4,72%) ke level Rp6.050. Selain batu bara, permintaan CPO untuk penggunaan biofuel diprediksi ikut berkurang. Saham Astra Agro Lestari turun Rp1.500 (-6,85%) ke level Rp20.400. Harga CPO untuk pengiriman Oktober turun 5,9% di bursa Malaysia.

Rabu, Juli 23, 2008

Ulasan Pasar 22 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham melanjutkan reboundnya pada perdagangan kemarin dengan kenaikan IHSG sebesar 17,69 poin (0,8%) ke level 2.212, 75. Teknikal rebound saham pertambangan batu bara dan telekomunikasi mewarnai pergerakan IHSG kemarin.

Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) bergerak naik Rp550 (7,8%) ke posisi Rp7.650. Kenaikan harga saham TLKM ini dipengaruhi oleh faktor harga TLKM yang telah oversold selama sebulan terakhir. Indikator MACD di penutupan perdagangan awal pekan ini semakin melemah di areal negatif menuju areal positif dan pergerakan tersebut berhasil diwujudkan pada posisi penutupan kemarin yang memasuki areal positif. Indikator Bollinger mendekati upperline yang memberikan sinyal bullish untuk saham TLKM pada perdagangan kemarin. Faktor aksi korporasi Telekomunikasi Indonesia ikut menjadi pendongkrak saham TLKM kemarin. PT Telekomunikasi Indonesia segera mengantongi dana sebesar Rp9,3 triliun pada 27 Juli mendatang dari pinjaman sindikasi perbankan untuk membangun 6.000 base tranceiver station (BTS) yang akan dipakai Telkomsel dan Telkom.

Bursa masih merespon sentimen kenaikan harga minyak yang naik tipis 1,7% ke level $131 per barel dengan kembali mengkoleksi saham Bumi Resources (BUMI) dan PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA). Saham BUMI naik tipis Rp50 (0,79%) ke posisi Rp6.350 dan saham PTBA naik Rp450 (3,46%) ke posisi Rp13.450 per lembar saham.

Dari sektor perbankan, koreksi teknikal dialami oleh saham Bank BRI (BBRI) dan saham Bank Danamon (BDMN) yang terkoreksi akibat profit taking pelaku pasar setelah bergerak rebound dalam empat hari terakhir. Rupiah yang melemah terhadap dolar AS sejak akhir pekan kemarin dan harga minyak yang kembali bergerak naik ikut memberikan sentimen negatif dan mendorong pelaku pasar untuk merealisasikan gain saham BBRI dan BDMN. Rupiah melemah 18 poin ke level Rp9.153/US$ sejak akhir pekan kemarin. Rupiah yang bergerak melemah terhadap dolar AS akan menambah beban bunga dalam valuta asing. Saham BBRI turun Rp150 (-2,52%) dan saham BDMn turun Rp100 (-1,96%)

Dari sektor perkebunan, saham Bisi Internasional (BISI) naik Rp125 (2,9%) ke level Rp4.425. Laba bersih Bisi Internasional tercatat naik 327% di semester I/2008 ke posisi Rp205,8 miliar dari posisi Rp48,1 miliar di semester I/2007. Laba bersih per saham (EPS) naik menjadi Rp69 dari posisi Rp18 di semester I/2007.

Selasa, Juli 22, 2008

Emiten pertambangan dongkrak indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan rebound terimbas oleh kenaikan harga saham batu bara dan perkebunan kelapa sawit. Selain itu, harga minyak yang naik 1,6% ke level $130,96 per barel ikut memberikan sentimen positif bagi kenaikan harga saham batu bara dan CPO. IHSG ditutup naik 22,78 (3,43%) ke level 2.195,07. Indeks regional seperti Hangseng naik 3,01%, dan Strait Times naik 2,51%.

Pelaku bursa kembali mengkoleksi saham-saham pertambangan dan perkebunan kelapa sawit yang telah terkoreksi tajam sepekan kemarin, saham Bumi Resources (BUMI) terkoreksi 11,3%, saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) terkoreksi 15,6%, dan bahkan saham Astra Agro Lestari (AALI) terkoreksi sebesar 21,4% serta London Sumatera (LSIP) turun 18%.

Di perdagangan awal pekan ini, saham BUMI mencatat kenaikan 6,8% ke level Rp6.300 dan saham PTBA naik 5,69% ke level Rp13.000. Saham AALI naik 3,76% ke level Rp22.100 dan saham LSIP naik 6,85% ke level Rp7.800. Saham Adaro Energy naik 2,4% ke posisi Rp1.680 per lembar saham.

Saham Internasional Nickel (INCO) bergerak naik 3,1% ke level Rp4.125. Secara teknikal, indeks RSI saham INCO telah berada pada posisi 19 atau oversold di akhir pekan kemarin setelah selama sepekan penuh terkoreksi 26%. Harga minyak yang kembali naik tipis 1,6% berpotensi ikut meningkatkan harga nikel di bursa London. Di akhir pekan kemarin harga nikel di London Metal Exchange turun 1,81% ke level $20.308 per ton setelah sehari sebelumnya naik 1,82%.

Dari sektor perbankan, saham Bank BRI (BBRI) naik 4,39% ke level Rp5.950, saham Bank Danamon (BDMN) naik 3,03% ke level Rp5.100, dan saham Bank Mandiri naik 2,78% ke level Rp2.775. Kenaikan harga saham Bank Danamon dipengaruhi oleh kinerja Bank tersebut selama semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ke posisi Rp1,16 triliun dari posisi Rp1,02 triliun. Posisi Loan to Deposit Ratio/LDR naik ke level 91,7% dibandingkan dengan semester I/2007 yang sebesar 75,52%. Meningkatnya kinerja Bank Danamon tersebut terjadi di tengah daya beli masyarakat yang melemah oleh kenaikan harga BBM dalam semester I tahun ini dan pelaku bursa mengharapkan emiten bank lainnya juga akan mencatat kinerja yang sama dengan Bank Danamon untuk semester I/2008 ini.

Senin, Juli 21, 2008

Emiten batu bara dan CPO tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa selama sepekan ditutup melemah tajam 135,09 poin (5,9%) ke level 2.141,14 dari posisi 2.276,23 pada 11 Juli. Koreksi terbesar terjadi pada penutupan bursa hari kamis sebesar 50,41 poin (2,3%) dan akhir pekan kemarin sebesar 26,58 poin (1,2%).

Melemahnya IHSG selama sepekan dipicu oleh koreksi harga minyak dunia yang turun ke level $129 per barel atau 10,8% dalam sepekan karena masyarakat dunia terutama di AS mulai melakukan penghematan penggunaan minyak seiring harga yang terlampau mahal sebelumnya yaitu di atas level $140 per barel. Konsumsi minyak AS dua pekan lalu turun sebesar 5,2%.

Bagi pelaku bursa di Indonesia, koreksi harga minyak tersebut memberikan ekspektasi negatif bagi emiten produsen batu bara dan kelapa sawit. Harga minyak yang bergerak turun akan menekan permintaan terhadap batu bara dan juga CPO sebagai bahan bakar alternatif. Ekspektasi tersebut dikuatkan oleh terkoreksinya harga batu bara di Newcastle Port pada 11 Juli yang turun 3,6% ke posisi $187,7 per ton dari posisi $194,79 sepekan sebelumnya. Selama empat pekan berturut-turut sejak awal Juni, harga batu bara telah bergerak bullish dengan kenaikan mencapai 22,9%.

Saham-saham emiten batu bara segera tertekan oleh aksi jual pelaku pasar, saham Bumi Resources (BUMI) jatuh ke level terendahnya sejak 15 April 2008 yaitu Rp5.900 dan dalam sepekan saham BUMI terkoreksi sebesar 11,3%. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) ikut terkoreksi sebesar 15,6% dalam sepekan dan ditutup di level Rp12.300 di akhir pekan kemarin. Saham ITMG turun 5,16% dalam sepekan ditutup pada posisi Rp29.400.

Saham emiten kelapa sawit (CPO) bergerak turun dipengaruhi terkoreksinya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 5,4% dalam sepekan dari level 3,587 Ringgit ke 3,392 Ringgit akhir pekan kemarin. Saham Astra Agro Lestari turun 21,4% dalam sepekan ditutup di level Rp21.300 pada akhir pekan kemarin dan saham London Sumatera turun 18% ditutup di level Rp7.300.

Di sisi lain, harga saham perbankan dan otomotif mencetak gain di akhir pekan. Saham Bank BCA naik 0,94%, saham Bank Mandiri naik 1,89%, saham Bank Danamon naik 4,76%, dan Bank BRI naik 6,54%. Harga minyak yang melemah diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan juga meningkatkan penyaluran kredit perbankan terutama untuk sektor konsumsi. Kenaikan harga saham Bank Danamon dipengaruhi oleh kinerja Bank tersebut selama semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ke posisi Rp1,16 triliun dari posisi Rp1,02 triliun. Posisi Loan to Deposit Ratio/LDR naik ke level 91,7% dibandingkan dengan semester I/2007 yang sebesar 75,52%. Meningkatnya kinerja Bank Danamon tersebut terjadi di tengah daya beli masyarakat yang melemah oleh kenaikan harga BBM dalam semester I tahun ini. Pelaku bursa mengharapkan emiten bank lainnya juga akan mencatat kinerja yang sama dengan Bank Danamon untuk semester I/2008 ini. Oleh karena itu, pergerakan bursa selama sepekan ke depan akan dipengaruhi oleh laporan keuangan semester I emiten perbankan

Saham Astra Internasional (ASII) bergerak naik 5% di akhir pekan kemarin dan ditutup pada posisi Rp20.900. Penjualan PT Astra Honda Motor selama semester I/2008 tercatat naik 52,2% dan penjualan PT Toyota Astra Motor juga tercatat naik 42%.

Jumat, Juli 18, 2008

Emiten tambang tekan indeks saham

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali terpuruk oleh koreksi saham-saham pertambangan setelah harga minyak terkoreksi 3% ke posisi $134,09 per barel. IHSG ditutup turun 50,41 poin (2,3%) ke posisi 2.167,71. Investor asing mencatat total transaksi net sell sebesar Rp255,9 miliar kemarin dengan aksi jual bersih terutama pada saham Bumi Resources sebanyak 28,05 juta lembar.

Harga minyak dunia terkoreksi akibat menurunnya konsumsi minyak di AS sebesar 5,2% pekan lalu, berdasarkan laporan dari Mastercard Inc. Koreksi harga minyak tersebut memperkuat ekspektasi pelaku pasar akan melemahnya laju kenaikan harga batu bara internasional. Berdasarkan data dari Globalcoal, harga batu bara telah turun 3,6% ke posisi $187,7 per ton pada 11 Juli dari posisi $194,79 sepekan sebelumnya. Selama empat pekan berturut-turut sejak awal Juni, harga batu bara bergerak bullish dengan kenaikan mencapai 22,9%.

Perkembangan harga minyak dan batu bara tersebut memberikan sentimen negatif bagi saham-saham emiten batu bara di bursa efek indonesia. Harga saham Bumi Resources turun 6,6% ke posisi terendahnya dalam dua minggu terakhir yaitu Rp6.350 dan saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam terkoreksi 6,8% ke posisi Rp13.650. Melemahnya harga minyak dunia juga memberikan koreksi harga nikel di bursa London Metal Exchange yang turun sebesar 2,2% ke posisi $22.400 per ton. Saham Internasional Nickel (INCO) turun 6,1% ke posisi Rp4.225 dan saham Aneka Tambang (ANTM) turun 5,1% ke posisi Rp2.775.

Emiten minyak di bursa ikut terkoreksi tajam, seperti saham Medco Energi Internasional (MEDC) turun 3,8% ke posisi Rp4.425 dan saham Energi Mega Persada (ENRG) turun 2,6% ke posisi Rp760.

Di sisi lain, menurunnya harga minyak disambut baik oleh investor dengan memburu saham-saham yang sensitif dengan inflasi seperti saham perbankan dan otomotif. Saham Bank BRI bergerak naik 1,9% ke posisi Rp5.350 dan saham Bank Mandiri naik 1% ke posisi Rp2.650. Saham Astra Internasional ditutup naik sebesar Rp550 (2,8%).

Kamis, Juli 17, 2008

Ulasan Pasar 16 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham bergerak rebound terdongkrak oleh transaksi perdana saham Adaro Energy (ADRO) dengan mencatat pembelian bersih tertinggi oleh investor asing sebesar 236,7 juta lembar. Saham Adaro Energy ditutup naik Rp630 (57%) ke posisi Rp1.730. Investor asing berperan besar dalam mendongkrak IHSG kemarin dengan mencatat total nilai transaksi bersih sebesar Rp 574,27 miliar. IHSG ditutup naik tipis 3,27 poin (2,7%) ke level 2.218,13.

Masuknya investor asing ke bursa dipengaruhi oleh nilai rupiah yang terus menguat terhadap dolar AS di kisaran Rp9.150/US$ dan ancaman krisis likuiditas yang menghantui perusahaan keuangan di AS membuat pemodal asing mengarahkan dana mereka ke bursa yang memiliki fundamental bagus untuk saham komoditas seperti batu bara dan kelapa sawit untuk jangka panjang seiring fluktuasi harga minyak dunia serta tidak langsung terkena dampak krisis likuiditas akibat suprime mortgage di AS.

Pada penutupan kemarin, saham Astra Agro Lestari ditutup turun Rp450 (-1,75%) ke level Rp25.300 akibat sentimen negatif data dari kantor bea dan cukai China menyatakan impor CPO China pada bulan Juni lalu turun ke level 300.000 ton dari level sebelumnya di bulan Mei yang sebesar 498.478 ton. Ancaman terhadap penjualan Astra Agra Lestari juga mempengaruhi saham Astra Internasional (AALI) sebagai induk Astra Agro Lestari. Harga saham ASII ditutup turun Rp400 (-2,03%). Astra Agro Lestari menyumbang 22% dari laba bersih Astra Internasional tahun 2007.

Saham Bank BCA (BBCA) ditutup naik Rp25 (0,95%), investor asing mencatat net buy untuk BBCA sebesar 12,3 juta lembar. Bank BCA memimpin kredit sindikasi kepada PT Elnusa Tbk yang sebesar US$95juta atau Rp870 miliar dengan porsi Bank BCA sebesar 41% diikuti oleh Bank Internasional Indonesia (BNII) sebesar 18%. Saham BNII ditutup tidak berubah pada posisi Rp480.

Saham Bumi Resources (BUMI) ditutup turun akibat profit taking pelaku pasar setelah sehari sebelumnya mencatat kenaikan signifikan sebesar Rp250 akibat sentimen positif keberhasilan Bumi Resources dalam meraih kendali di Herald Resources. Saham BUMI segera bergerak turun Rp100 (-1,45%) ke level Rp6.800 karena kembali tertekan oleh sentimen negatif harga batu bara di Newcastle Port yang turun ke level $187,7 per ton akhir pekan lalu setelah bergerak bullish selama empat pekan sebelumnya dari level $158,53 ke level $194,79 per ton di awal bulan ini. Selain itu, harga minyak yang kembali terkoreksi ke level di bawah $140 per barel tepatnya $138,58 per barel semakin menambah ekspektasi negatif jangka pendek untuk saham BUMI Resources sebagai emiten bahan bakar alternatif minyak.

Saham Gudang Garam (GGRM) ditutup turun Rp350 (-5,6%) ke level Rp5.900 karena kemarin (16/7) adalah tanggal ex-dividend untuk saham GGRM. Saham United Tractors (UNTR) ditutup turun Rp700 (-6,3%) seiring rencana perusahaan yang akan melepas saham senilai US$300 juta yang berpotensi mengurangi porsi kepemilikan pemegang saham sebelumnya. Rencana tersebut juga mempengaruhi saham Astra Internasional mengingat Astra Internasional memiliki porsi kepemilikan saham sebesar 58,45% dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 41,55% per 31 Desember 2007.

Rabu, Juli 16, 2008

Indeks turun ke level terendah dalam 3 bulan

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham terkoreksi tajam menuju level terendahnya selama tiga bulan terakhir karena sentimen negatif pergerakan bursa regional yang mengkhawatirkan masih berlanjutnya krisis kredit suprime mortgage di AS terkait krisis finansial yang menjerat perusahaan mortgage di AS yaitu Fannie May dan Freddie Mac. Indeks Hangseng turun –3,81%, STI turun –2,53%, dan Nikkei-225 turun -1,96%. IHSG ditutup terkoreksi 44,69 poin (-1,98%) ke level 2.214,85

Meskipun rupiah terus bergerak menguat terhadap dolar AS, investor asing bergerak meninggalkan bursa efek Indonesia untuk cut loss portofolio mereka terkait memburuknya bursa regional Asia Pasifik. Transaksi investor asing kemarin tercatat net loss Rp7,1 miliar. Selain itu, pelaku pasar menghadapi krisis listrik dan SKB mentari mengenai pengalihan jam kerja industri yang dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi dalam negeri khususnya manufaktur. Saham Astra Internasional terkoreksi (ASII) sebesar Rp500 (-2,47%) ke level Rp19.750. Koreksi atas saham ASII juga dipengaruhi oleh profit taking pemegang saham ASII yang telah mencetak gain 3,8% dalam sepekan terakhir tertopang sentimen positif data penjualan Astra Honda Motor dan Toyota Astra Motor untuk periode semester I/2008 yang mencatat kenaikan 52,2% dan 42%.

Saham perbankan bergerak turun dengan sentimen negatif turunnya indeks kepercayaan konsumen hasil survey Bank Indonesia untuk bulan Juni ke level 79,1 dari level 82,4 di bulan Mei yang memberikan sinyal makin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap daya beli mereka. Kondisi ini akan memicu pengetatan konsumsi oleh masyarakat yang berdampak pada menurunnya permintaan kredit konsumsi perbankan. Kenaikan BI rate awal bulan ini sebesar 25bps ke level 8,75% dan potensi meningkatnya BI rate ke level 9% untuk menjaga inflasi di bulan puasa dan lebaran, semakin menekan penyaluran kredit konsumsi dan pendapatan bunga kredit konsumsi perbankan. Harga saham Bank BCA turun Rp175 (-6,25%), saham Bank BRI turun Rp300 (-5,45%), saham Bank Mandiri turun Rp125 (-4,42%), dan saham Bank Danamon turun Rp175 (-3,57%).

Harga saham PT Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) bergerak naik Rp250 (1,75%) ke level Rp14.500 dan menahan koreksi IHSG kemarin setelah perusahaan melaporkan kinerja keuangan semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih lebih dari dua kali lipat menjadi Rp700 miliar, sedangkan di periode yang sama tahun lalu mencatat laba bersih sebesar Rp302 miliar. Kenaikan ini juga memberikan sentimen positif bagi saham Bumi Resources (BUMI) yang bergerak naik Rp250 (3,76%) ke level Rp6.900. Naiknya harga saham BUMI juga terkait dengan mundurnya Aneka Tambang sebagai pesaing Bumi Resources dalam mengakuisisi saham Herald Resources yang menjadikan Bumi Resources sebagai pemegang kendali di Herald Resources.

Rencana perombakan manajemen Indosat oleh Qatar Telecom memberikan sentimen positif pada bursa dan meningkatkan harga saham Indosat ke level Rp6.750 atau naik Rp200 (3,1%).

Selasa, Juli 15, 2008

Ulasan Pasar 14 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham kembali terkoreksi di penutupan perdagangan awal pekan ini sebesar 17,31 poin (-0,76%) ditutup pada level 2.259,54. Hasil survey indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia, koreksi harga CPO di bursa Malaysia, data penjualan mobil pasar domestik untuk bulan Juni, dan pergerakan indeks regional merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perdagangan bursa kemarin.

Indeks kepercayaan konsumen untuk bulan Juni turun ke level 79,1 dari level 82,4 di bulan Mei karena kenaikan harga pangan dan BBM. Pelaku pasar mencermati koreksi ini sebagai sinyal belum pulihnya daya beli masyarakat setelah kenaikan BBM Mei lalu dan mendorong mereka untuk tetap wait and see dan melakukan selective buying mengandalkan perkembangan fundamental emiten.

Harga komoditas CPO kembali bergerak melemah sebesar -1,6% ke level 3,519 Ringgit di bursa Malaysia sebagai akibat naiknya pasokan CPO di Malaysia dan Indonesia. Harga minyak dunia yang turun ke level $143,79 per barel dari posisi $147,27 pada 11 Juli juga memberikan sentimen negatif bagi harga CPO. Koreksi tersebut memberikan sentimen negatif harga saham Astra Agro Lestari (AALI) yang tertekan Rp750 (-2,8%) ke level Rp26.350 dan saham London Sumatera Indonesia yang turun Rp200 (-2,3%) ke level Rp8.700.

IHSG juga tertekan oleh saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) yang terkoreksi Rp350 (-4,6%) ke level Rp7.350 setelah investor melepas saham TLKM pada perdagangan kemarin karena bertepatan dengan batas ex-dividend 14 Juli. Tanggal 11 Juli merupakan batas akhir investor mendapatkan hak dividen atas kepemilikannya pada saham TLKM.

Bursa tergerak naik oleh kenaikan harga saham Astra Internasional yang ditutup naik Rp350 (1,8%) ke level Rp20.250 setelah bursa mendapat sentimen positif dari perkembangan penjualan PT Toyota Astra Motor di pasar domestik untuk bulan Juni yang tercatat naik 39% ke posisi 54.631 unit.

Wacana kebijakan pengenaan pajak ekspor batu bara dan kebijakan domestic market obligation/DMO untuk memprioritaskan kebutuhan batu bara dalam negeri memberikan dampak pada aksi jual saham emiten batu bara PT Tambang batu bara bukit asam (PTBA) yang akhirnya ditutup turun Rp350 (-2,4%) ke level Rp14.250. di samping itu, harga batu bara di Newscastle Port juga terkoreksi ke level $188 per ton dari tren bullish selama empat pekan berturut-turun dengan kenaikan 22,9% dari level $158,53 di pekan pertama Juni menjadi $194,79 di pekan pertama Juli dan turun ke level $188 di pekan kedua Juli. Saham Bumi Resources (BUMI) ditutup tidak berubah pada level Rp6.650.

Indeks regional Asia pasifik yang melemah rata-rata -1% ikut mempengaruhi perdagangan di bursa efek Indonesia. Indeks Thailand (SET) turun –1,81%, indeks Bombay (BSE) turun –1,29%, indeks STI turun –0,78%, indeks Hangseng turun –0,77%, dan indeks Nikkei-225 turun –0,23%.

Senin, Juli 14, 2008

Pengaruh minyak dominasi pergerakan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham selama sepekan kemarin terkoreksi 37,9 poin (-1,64%) ke level 2.276,85 beberapa faktor seperti koreksi harga minyak dunia dan data penjualan otomotif untuk periode semester I/2008 menjadi penggerak utama bursa selama sepekan.

Saham Bumi Resources terkoreksi 11,3% dalam sepekan karena bursa belum mendapat kepastian mengenai domestic market obligation/DMO untuk mengamankan pasokan listrik dalam negeri. Di sisi lain, harga batu bara di Rotterdam terus tertekan ke level $189 per metrik ton karena harga minyak yang sempat turun US$9 per barel di pertengahan pekan kemarin.

Dari sektor otomotif, koreksi IHSG dalam sepekan tertahan oleh saham Astra Internasional (ASII) yang bergerak naik Rp (5,96%) ke level Rp20.450 pada penutupan kamis setelah data PT Astra Honda Motor menunjukkan penjualan sepeda motor honda sebanyak 1.405.669 unit pada semester I/2008 atau naik 52,2% dari periode yang sama tahun lalu. Data penjualan PT Toyota Astra Motor juga mencatat kenaikan 42% di semester I/2008 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di akhir pekan, saham ASII terkoreksi Rp550 (-2,69%) ke level Rp19.900.

Sejak awal pekan, bursa melanjutkan koreksi karena cut loss investor yang panik merespon koreksi menjelang akhir pekan sebelumnya dan menghadapi krisis listrik dalam negeri. IHSG ditutup turun 10,93 poin (-0,5%).

Memasuki hari kedua, bursa kembali tertekan oleh koreksi saham pertambangan dan perkebunan kelapa sawit setelah harga minyak bergerak turun ke level $141 per barel dari level $145 per barel. Koreksi harga minyak memberikan sentimen negatif bagi pasar komoditas CPO di bursa komoditas Malaysia yang tertekan -3,3% ke level 3,512 Ringgit setelah sehari sebelumnya juga turun sebesar -2,4%. IHSG ditutup melemah 24,85 poin (-1,08%).

Pada perdagangan rabu, IHSG bergerak naik tipis 7,05 poin (0,3%), terdongkrak oleh saham-saham yang sensitif terhadap inflasi setelah harga minyak dunia di New York bergerak turun US$9 per barel ke level $136. Sentimen turunnya harga minyak tersebut segera disambut dengan aksi beli saham-saham perbankan, semen dan otomotif. Harga saham perbankan seperti Bank Mandiri ditutup naik Rp75 (2,8%) dan saham Bank BRI ditutup naik Rp250 (4,7%). Dari sektor semen, saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) naik Rp300 (5,5%) dan saham Holcim Indonesia (SMCB) naik Rp70 (6,3%).

Berita adanya pesaing Qatar Telecom dalam mengakuisisi sisa saham ISAT di publik ikut memberikan persepsi positif masih bergairahnya industri telekomunikasi di dalam negeri di tengah persaingan tarif yang makin ketat. Harga saham Indosat (ISAT) naik Rp200 (3,12%) dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp100 (1,37%).

Di akhir pekan, IHSG ditutup naik tipis 0,62 poin (0,03%) oleh gain harga saham perbankan dan Telekomunikasi Indonesia. Saham Bank BRI (BBRI) naik Rp250 (4,55%) ke level Rp5.750, saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp100 (2,04%) ke level Rp5.000, dan saham Bank Mandiri naik Rp50 (1,79%) ke level Rp2.850. saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp200 (2,67%) ke level Rp7.700.

Rupiah menguat terhadap dolar AS ke level Rp9.159/US$ mendorong investor asing masuk ke bursa saham yang ditunjukkan dengan net buy investor asing sebesar Rp115 miliar. Saham Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp200 ke level Rp27.100 setelah harga CPO di bursa Malaysia rebound tipis 0,5% ke level 3,530 Ringgit.

Di sisi lain, bursa juga diwarnai oleh profit taking saham Indosat yang bergerak ke level Rp6.500 atau turun sebesar Rp100 (-1,52%).

Jumat, Juli 11, 2008

Ulasan Pasar 10 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham tertekan oleh profit taking saham perbankan setelah pada perdagangan rabu bergerak naik oleh sentimen turunnya harga minyak dunia. IHSG ditutup turun tipis 9,79 poin (-0,43%) ke level 2.276,23. Harga saham Bank Danamon turun Rp25 (-0,51%), saham Bank BRI turun Rp100 (-1,79%), dan Bank BCA turun Rp75 (-2,63%).

Selain oleh saham perbankan, IHSG juga tertekan saham Bumi Resources yang turun sebesar Rp400 (-5,56%) ke level Rp6.800, saham PTBA turun Rp600 (-3,91%) ke level Rp14.750.

Bursa merespon turunnya harga minyak dengan melepas saham-saham alternatif minyak seperti batu bara yang selama ini berbanding lurus dengan kenaikan harga minyak dunia. Pertemuan G-8 yang mendorong transparensi pergerakan harga minyak dunia ikut menekan harga minyak hingga turun US$9 dalam 2 hari terakhir. Sentimen negatif turunnya harga minyak dan juga melemahnya perekonomian eropa di semester I/2008 ikut menekan harga batu bara di pasaran eropa yang turun -6%.

Saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) yang tergerus 5,5% pada perdagangan rabu, di penutupan kemarin rebound Rp300 (2,67%) ke level Rp11.550 terdorong investor domestik yang melakukan aksi beli saham PGAS sebesar 11,9 juta lembar setelah pelaku pasar asing melepasnya pada perdagangan rabu dengan volume 12,6 juta lembar.

Saham Astra Agro Lestari ditutup naik Rp300 (1,1%) ke level Rp26.900 setelah Astra Agro mengumumkan prediksi kenaikan produksi sebesar 18% pada bulan Juni karena meningkatnya hasil panen di Kalimantan.

Kamis, Juli 10, 2008

Ulasan Pasar 9 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan bergerak naik tipis 0,3% atau 7,05 poin terdongkrak oleh saham-saham yang sensitif terhadap inflasi setelah harga minyak dunia di New York turun -3,8% ke level $136 per barel. Sentimen turunnya harga minyak tersebut segera disambut dengan aksi beli saham-saham telekomunikasi, perbankan, semen dan otomotif. IHSG ditutup naik ke level 2.286,03

Harga saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp100 (1,37%) ke level Rp7.400, saham Indosat (ISAT) naik Rp200 (3,12%) ke level Rp6.600. Saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) naik Rp300 (5,5%) ke level Rp5.800 dan saham Holcim Indonesia (SMCB) naik Rp70 (6,3%) ke level Rp1.190. Harga saham ISAT juga ditopang berita adanya pesaing untuk Qatar Telecom dalam mengakuisisi sisa saham ISAT di publik yang memberikan persepsi positif masih bergairahnya industri telekomunikasi di dalam negeri di tengah persaingan tarif yang makin ketat saat ini. Harga saham perbankan seperti Bank Mandiri ditutup naik Rp75 (2,8%) ke level Rp2.775 dan saham Bank BRI ditutup naik Rp250 (4,7%) ke level Rp5.600.

Harga saham otomotif Astra Intersional (ASII) ditutup naik Rp700 (3,6%) ke level Rp20.200. Selain karena turunnya harga minyak dunia, saham Astra Internasional terdongkrak oleh data penjualan sepeda motor honda sebanyak 1.405.669 unit pada semester I/2008 atau lebih tinggi 52,2% dari periode yang sama tahun lalu

Harga minyak yang turun tajam sebesar –3,8% dalam sehari perdagangan juga memperkuat prediksi akan pecahnya bubble pergerakan harga minyak dunia dalam waktu dekat yang tentunya akan berbanding lurus dengan harga komoditas bahan bakar alternatif minyak seperti batu bara. Saham Bumi Resources ditutup turun Rp200 (-2,7%) ke level Rp7.200 dan saham Indo Tambangraya Megah turun Rp1.500 (-4,7%) ke level Rp30.500.

Perdagangan di bursa efek indonesia juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa regional Asia Pasifik yang mencatat kenaikan indeks rata-rata 1,2% setelah sehari sebelumnya terpukul oleh kekhawatiran masih rentannya pasar kredit suprime mortgage AS. Indeks Hangseng naik 2,76%, STI naik 1,07%, dan Nikkei naik 0,15%

Rabu, Juli 09, 2008

Ulasan Pasar 8 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali tertekan oleh koreksi saham pertambangan dan emiten perkebunan kelapa sawit setelah harga minyak bergerak turun ke level $141 per barel dari level $145 per barel dua hari yang lalu. Koreksi harga minyak memberikan sentimen negatif bagi pasar komoditas CPO di bursa komoditas Malaysia yang kembali ditutup turun -3,3% ke level 3,512 Ringgit setelah sehari sebelumnya juga ditutup turun sebesar -2,4%. Krisis listrik juga menjadi sentimen negatif ke bursa hingga perdagangan kemarin. Indeks harga saham gabungan ditutup melemah 24,85 poin (-1,08%) ke level 2.278,97

Sentimen penurunan harga CPO di pasaran internasional tersebut digunakan investor jangka pendek untuk melepas saham emiten kelapa sawit di bursa efek Indonesia kemarin. Harga saham Astra Agro Lestari ditutup turun Rp950 (-3,45%) ke level Rp26.600 dan harga saham London Sumatera ditutup turun Rp400 (-4,1%) ke level Rp9.350.

Koreksi harga minyak juga memicu aksi jual saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) yang ditutup turun Rp400 (-2,49%) ke level Rp15.650 dan saham Perusahaan Gas Negara yang ditutup turun Rp450 (-3,64%) ke level Rp11.900. Harga saham batu bara terkoreksi setelah kalangan industri dalam negeri khususnya dari sektor manufaktur meminta kepastian pasokan batu bara dalam negeri untuk tahun 2009 yang sebesar 60 juta ton melalui kebijakan DMO (domestic market oblgation/DMO) dari Departemen Perindustrian. Kebijakan DMO akan membuat produsen batu bara dalam negeri kurang menikmati kenaikan harga batu bara di pasaran internasional.

Saham otomotif Astra Internasional ditutup naik Rp150 (0,78%) ke level Rp19.500 setelah Astra Internasional melalui anak usahanya PT Astra Honda Motor membukukan penjualan sepeda motor honda sebanyak 1.405.669 unit pada semester I/2008 atau naik 52,2% dari periode yang sama tahun lalu. pergerakan harga saham Astra selasa kemarin melanjutkan rebound sejak awal pekan ini yang ditopang oleh data penjualan PT Toyota Astra Motor yang mencatat kenaikan 42% di semester I/2008 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sentimen negatif ke IHSG juga datang dari bursa regional Asia Pasifik yang terkoreksi akibat kekhawatiran pelaku pasar regional terhadap perusahaan mortgage AS yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac yang membutuhkan tambahan modal sebesar US$75 miliar dan mengingatkan kembali para pelaku pasar terhadap rentannya pasar suprime mortgage. Indeks Hangseng turun –3,16%, KOSPI turun –2,93%, Nikkei-225 turun –2,45%, dan STI turun –1,62%.

Selasa, Juli 08, 2008

Ulasan Pasar 7 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham kembali terkoreksi pada penutupan kemarin tertekan oleh aksi cut-loss investor yang panik merespon koreksi menjalang akhir pekan kemarin. IHSG ditutup turun 10,93 poin (-0,5%) ke level 2.303,82.

Pelaku pasar segera memangkas portofolio mereka dan merealisasikan gain menghadapi kondisi bursa yang tidak pasti oleh krisis listrik dalam negeri yang memaksa pelaku usaha untuk melakukan penghematan termasuk didalamnya pengurangan jam kerja industri yang akan difinalisasi dengan dikeluarkan SKB Menteri yang mengatur jam kerja industri. Selain itu, kekisruhan di PLTU Cilacap karena terhambatnya pasokan batu bara ke PLN karena masalah finansial memberikan sentimen negatif bagi kesanggupan domestik untuk membeli batu bara, sedangkan di sisi lain, pemerintah memberikan batasan ekspor kepada pengusaha batu bara. Kondisi ini sangat tidak sejalan dengan harga batu bara di pasaran internasional yang terus bergerak naik karena kenaikan harga minyak dunia. Harga batu bara di Newcastle Port telah mencapai $194,79 per ton atau naik 22,9% dalam sebulan terakhir.

Tekanan terhadap pasar batu bara dalam negeri tersebut mendorong pelaku pasar merealisasikan gain atas saham Bumi Resource (BUMI) yang sempat naik Rp350 pada akhir pekan lalu setelah terkoreksi cukup dalam pada penutupan sehari sebelumnya sebesar Rp1.150 ke level Rp7.150 pada penutupan kamis. Harga saham BUMI kembali terkoreksi Rp100 ke level Rp7.400 pada penutupan senin kemarin.

Di tengah kondisi bursa yang tidak menentu, harga CPO di bursa Malaysia yang bergerak turun 2,4% ke level 3,542 Ringgit memberikan sentimen negatif jangka pendek ke saham-saham emiten CPO Bursa Efek Indonesia seperti Astra Agro Lestari (AALI) dan London Sumatera (LSIP). Saham AALI ditutup turun Rp500 (-1,8%) ke level Rp27.500 dan LSIP turun Rp100 (-1%) ke level Rp9.750.

Namun, bursa juga diwarnai oleh perkembangan positif saham otomotif Astra Internasional (ASII) yang bergerak naik tipis Rp50 (0,26%) ke level Rp19.350 setelah melemah sejak awal pekan ini dari posisi Rp19.500 pada 2 Juli. Naiknya saham ASII ditopang oleh data penjualan PT Toyota Astra Motor untuk semester I/2008 ini yang mencatat kenaikan 42% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, data Gaikindo juga mencatat penjualan mobil pada bulan Juni naik menjadi 53.700 unit dari posisi bulan sebelumnya di level 50.698 yang disebabkan tingginya permintaan sebagai antisipasi konsumen atas kenaikan harga karena kenaikan BBM.

Senin, Juli 07, 2008

Indeks terombang-ambing oleh harga minyak dan batu bara

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Selama sepekan, bursa bergerak fluktuatif dengan koreksi tajam pada penutupan hari kamis sebesar 91,86 poin karena pelaku pasar mencermati perkembangan harga minyak dunia, batu bara, dan laju inflasi hingga dua bulan mendatang. Bursa melemah 17,36 poin (-0,74%) ke level 2.314,75 pada akhir pekan kemarin bila dibandingkan dengan penutupan akhir pekan sebelumnya yang berada di level 2.332,11.

Pelaku pasar cenderung bersikap wait and see sejak awal pekan karena mencermati laju inflasi Juni dan level BI rate. Laju inflasi Juni yang diumumkan sebesar 11,03% (yoy) awalnya cukup memberikan sentimen positif bagi investor untuk membeli saham-saham perbankan karena level tersebut jauh dibawah prediksi hasil survey ekonom oleh Bloomberg yang sebesar 12,6%. Saham Bank BCA ditutup naik Rp100 (4,04%), saham Bank BRI naik Rp200 (3,92%), saham Bank Danamon naik Rp150 (3,19%), dan saham Bank BNI naik Rp30 (2,48%). Pada penutupan selasa setelah pengumuman inflasi oleh BPS tersebut, bursa saham ditutup menguat sebesar 29,7 poin (1,3%) pada level 2.378,81.

Pelaku pasar juga merespon positif keputusan BAPEPAM-LK mengenai aturan tender offer bagi pengendali baru yang membeli lebih dari 50% saham emiten, wajib melakukan tender offer atas saham sisanya, namun dalam dua tahun kemudian wajib melepas kembali sejumlah sahamnya agar tetap 20% di publik.

Namun, Bursa terkoreksi pada penutupan rabu karena turunnya harga saham Bumi Resources (BUMI) dan PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) yang tertekan oleh rencana IPO (initial public offering) PT Bayan Resources yang memberikan altenatif baru bagi pelaku pasar untuk mengkoleksi saham emiten batu bara. PT Bayan Resources ditargetkan meraih dana IPO sebesar Rp6,4 triliun dengan melepas saham ke publik sebesar 25%.

Harga saham BUMI dan PTBA melanjutkan tekanan ke bursa pada perdagangan kamis, setelah harga batu bara internasional untuk pengiriman ke Amsterdam, Rotterdam, atau Antwerp tiba-tiba anjlok sebesar 12,6% ke posisi $190 per metrik ton untuk pengiriman tahun 2009 dan memberikan sentimen negatif bagi prospek harga batu bara di tahun mendatang. Pelaku pasar cenderung pesimis untuk pergerakan harga batu bara di tahun 2009 karena harga saat ini dinilai telah bergerak sangat cepat dan berpotensi turun karena semakin banyaknya emiten yang beralih menjadi produsen batu bara tetapi permintaan cenderung melemah karena harga yang semakin naik. Saham BUMI turun Rp1.150 (-14%) dan saham PTBA turun Rp1.200 (-7,3%). IHSG ditutup turun 91,86 poin (-3,9%) ke level 2.286,61

Koreksi bursa juga diperparah oleh kenaikan BI rate sebesar 25bps ke level 8,75% yang diikuti oleh ekspektasi kenaikan laju inflasi dalam dua bulan mendatang menjelang datangnya bulan puasa (bulan September) dan lebaran serta sentimen negatif kenaikan harga minyak untuk pengiriman Agustus 2008 yang menyentuh level $145 per barel. Laju kenaikan harga minyak tersebut berpotensi semakin memberatkan pemerintah karena akan melemahkan rupiah terhadap dolar AS mengingat Indonesia masih mengimpor sepertiga kebutuhan minyak dalam negeri. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan meningkatkan laju inflasi yang disebabkan naiknya biaya impor. Harga saham otomotif seperti Astra Internasional ditutup terkoreksi Rp200 (-1,03%). Saham perbankan seperti Bank Mandiri turun Rp100 (-3,67%), dan saham Bank BBRI turun Rp100 (-1,82%).

Selain koreksi harga saham perbankan dan otomotif, saham emiten semen juga ikut tertekan karena ekspektasi naiknya biaya produksi seiring kenaikan harga minyak dan biaya kredit perbankan yang semakin berat untuk keperluan ekspansi bila suku bunga acuan kredit terus dinaikkan. Selain itu, kenaikan BI rate juga akan memperlemah permintaan kredit masyarakat untuk kepemilikan properti. Saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) ditutup turun Rp200 (-3,7%) dan saham Semen Gresik ditutup turun Rp100 (-2,45%)..

Keputusan Bank Sentral Eropa yang menaikkan suku bunganya sebesar 25bps ke level 4,25% meningkatkan ekspektasi kenaikan harga minyak dalam jangka pendek menembus level $150 per barel seiring potensi dolar AS yang makin melemah terhadap euro.

Di akhir pekan, bursa bergerak rebound ditopang oleh aksi beli pelaku pasar terhadap saham BUMI, PTBA, dan emiten semen INTP yang sehari sebelumnya terkoreksi signifikan. Saham INTP naik Rp400 (7,69%), PTBA naik Rp750 (4,92%), saham BUMI naik Rp350 (4,9%). Saham Indosat (ISAT) ditutup naik Rp200 (3,17%) ke level Rp6.300 setelah Qatar Telecom mendapat kepastian proses tender offer hingga kepemilikannya atas saham ISAT mencapai 49%.

Jumat, Juli 04, 2008

Ulasan Pasar 3 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham turun 91,86 poin (-3,9%) ke level 2.286,61 terkoreksi oleh saham pertambangan batu bara dan CPO setelah harga batu bara untuk pengiriman ke Amsterdam, Rotterdam, atau Antwerp anjlok sebesar 12,6% ke posisi $190 per metrik ton untuk pengiriman tahun 2009. Selain itu, IHSG juga tertekan oleh saham perbankan dan manufaktur karena kenaikan BI rate sebesar 25bps kemarin.

Koreksi saham batu bara disebabkan kekhawatiran pelaku pasar komoditas atas pecahnya bubble kenaikan harga minyak dunia di tahun 2009 yang mulai terindikasi dari banyaknya demonstrasi menentang kenaikan harga minyak dunia di Eropa dan konversi penggunaan minyak dengan bioetanol yang menggunakan jagung, harga jagung di Chicago Board of Trade naik 0,9% ke level US$7,585 per bushel. Emiten CPO dalam negeri juga terkena imbas dari ekspektasi turunnya harga minyak dunia tahun depan yang akan mengurangi permintaan terhadap bahan bakar alternatif minyak lainnya seperti CPO. Saham Astra Agro Lestari (AALI) turun sebesar Rp1.050 (-3,56%) dan saham London Sumatera (LSIP) turun Rp300 (-2,94%). Harga saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp1.150 (14%) ke level Rp7.150 dan saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam turun Rp1.200 (7,3%).

Harga saham perbankan dan otomotif ikut menekan IHSG pada perdagangan kemarin setelah bank Indonesia mengumumkan kenaikan BI rate sebesar 25bps ke level 8,75% diiringi oleh ekspektasi kenaikan laju inflasi dalam dua bulan mendatang menjelang datangnya bulan puasa (bulan September) dan lebaran serta sentimen negatif kenaikan harga minyak untuk pengiriman Agustus 2008 yang menyentuh level $145 per barel. Kenaikan harga minyak tersebut akan memberatkan pemerintah dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS mengingat Indonesia masih mengimpor sepertiga kebutuhan minyak dalam negeri. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS tentu akan meningkatkan laju inflasi yang disebabkan naiknya biaya impor. Saham-saham perbankan seperti Bank Mandiri turun Rp100 (3,67%), dan saham Bank BBRI turun Rp100 (1,82%). Harga saham otomotif seperti Astra Internasional juga terkoreksi Rp200 (1,03%).

Selain oleh koreksi harga saham perbankan dan otomotif, saham emiten semen juga ikut menekan IHSG karena ekspektasi meningkatnya biaya produksi seiring kenaikan harga minyak dan kenaikan BI rate yang memberatkan biaya kredit perbankan untuk keperluan ekspansi emiten. Selain itu, kenaikan BI rate juga akan memperlemah permintaan kredit masyarakat untuk kepemilikan properti. Saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) turun Rp200 (-3,7%) dan saham Semen Gresik turun Rp100 (2,45%).

Harga minyak dunia yang menyentuh level $145 per barel juga memberikan sentimen negatif pada bursa regional yang pada akhirnya menambah kepanikan pelaku pasar dalam negeri. Indeks Hangseng turun -2,13%, indeks KLSE turun –1,8%, indeks STI turun –0,89%, dan indeks Nikkei-225 turun –0,16%.

Kamis, Juli 03, 2008

Ulasan Pasar 2 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Indeks harga saham gabungan kemarin ditutup terkoreksi tipis oleh tekanan aksi jual pelaku pasar atas saham batu bara Bumi Resources (BUMI) dan PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA). Di sisi lain, IHSG mendapat sentimen positif dari kenaikan harga saham perbankan yang bergerak agresif oleh level inflasi Juni.

Bursa menyambut baik posisi laju inflasi Juni yang sebesar 11,03% (yoy) atau lebih rendah dari hasil survey bloomberg yang memberikan posisi 12,6% (yoy). Dengan posisi laju inflasi sebesar itu, pelaku pasar berekspektasi level BI rate akan dapat ditahan oleh Bank Indonesia pada Rapat Dewan Gubernur pekan ini. Namun, jika dinaikkan akan berada dalam kisaran 25bps dan tidak akan bergerak naik secara tajam. Ekspektasi tersebut memberikan sinyal positif bagi kinerja perbankan di kahir tahun 2008 ini, di samping kondisi oversold saham perbankan sejak akhir Mei lalu. Saham Bank BRI bergerak naik Rp200 (3,77%), saham Bank Mandiri naik Rp75 (2,83%), dan saham Bank Danamon naik Rp100 (2,06%).

Di tengah aksi beli saham perbankan, bursa tertekan oleh koreksi harga saham Bumi Resources (BUMI) dan PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) oleh rencana IPO (initial public offering) PT Bayan Resources yang memberikan altenatif baru bagi bursa untuk saham emiten batu bara. PT Bayan Resources berencana akan menggelar IPO dalam bulan ini dengan target meraih dana sebesar Rp6,4 triliun. Di sisi lain, harga saham BUMI bergerak steady rata-rata di level Rp8.300 dalam 12 hari perdagangan terakhir dengan capital gain sebesar 2,44%, sulit untuk menembus level Rp8.550, level tertinggi yang telah dibentuk sejak 12 Juni. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi investor jangka pendek karena gain BUMI yang cenderung melemah di tengah tren naiknya harga batu bara di pasaran internasional. Bila dibandingkan pada periode pekan pertama dan kedua Juni, saham BUMI mencetak capital gain sebesar 14%. Kemarin, saham BUMI ditutup pada level Rp8.300. Investor juga merealisasikan gain harga saham PTBA yang sebesar 7,3% dalam dua hari perdagangan sejak awal pekan ini yang bergerak naik karena keputusan perusahaan untuk menaikkan harga jual batu bara sebesar 13% ke pembangkit listrik di Propinsi Banten. Saham PTBA kemarin ditutup pada level Rp16.450.

Tekanan atas IHSG juga datang dari saham Energi Mega Persada (ENRG) oleh rumor yang menghinggapi bursa terkait rencana perusahaan untuk membayar hutang dengan mengeluarkan saham baru di harga Rp850 atau lebih rendah Rp140 dari harga penutupan senin yang berada di level Rp990 per lembar saham.

Di sisi lain, IHSG terdongkrak oleh sentimen positif tarif baru per detik Telkomsel, anak usaha seluler PT Telekomunikasi Indonesia, yang baru diterbitkan awal Juli ini. Harga saham TLKM ditutup naik Rp100 (1,3%) ke level Rp7.650.

Rabu, Juli 02, 2008

Ulasan Pasar 1 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham bergerak bullish pada perdagangan kemarin dan ditutup naik 29,7 poin (1,3%) yang merupakan kenaikan tertinggi sejak 12 Juni lalu. IHSG ditutup pada level 2.378,81. Bursa bergerak tajam setelah pelaku pasar mendapat sentimen positif dari laju inflasi Juni yang berada pada level 11,03% (yoy) jauh di bawah prediksi 22 ekonom hasil survey Bloomberg yang sebesar 12,6%. Pelaku pasar berharap laju inflasi Juni yang juga merupakan cerminan dampak penuh kenaikan harga BBM pertengahan Mei lalu adalah puncak dari tren kenaikan laju inflasi dalam tahun ini dan akan bergerak turun di bulan-bulan berikutnya hingga akhir tahun. Rencana pemerintah yang akan menerapkan kenaikan BBM sebesar 2% tidak terlalu dikhawatirkan pelaku pasar karena dengan begitu bursa dapat segera menyesuaikan harga saham sebelumnya (price in).

Di perdagangan kemarin, bursa tertopang oleh pergerakan harga saham perbankan dengan harapan Bank Indonesia akan menahan level BI rate di posisi saat ini 8,5% memperhatikan posisi inflasi Juni. Harga saham Bank BCA naik Rp100 (4,04%) ke level Rp2.575, saham Bank BRI naik Rp200 (3,92%) ke level Rp5.300, saham Bank Danamon naik Rp150 (3,19%) ke level Rp4.850, dan saham Bank BNI naik Rp30 (2,48%) ke level Rp1.240. Saham Bank Mandiri ikut naik Rp50 (1,92%) ke level Rp2.650 oleh aksi perseroan yang membeli 51% saham PT Tunas Financindo Sarana, unit usaha pembiayaan kepemilikan mobil milik PT Tunas Ridean.

Bursa juga tertopang oleh gain saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) yang naik Rp600 (3,7%) ke level Rp17.000. Harga saham PTBA sejak penutupan senin telah naik 7,3% atau Rp1.150 setelah perusahaan batu bara milik pemerintah tersebut menaikkan harga jual batu bara ke Pembangkit Listrik di Propinsi Banten sebesar 13%. Harga saham BUMI ikut bergerak naik sebesar Rp200 (2,44%) ke level Rp8.400. Harga batu bara di pasaran Internasional (Newcastle Port) pada akhir pekan Juni naik ke level $172,10 atau naik 8,6% dari posisi akhir pekan pertama Juni.

Keputusan BAPEPAM-LK mengenai aturan tender offer bagi pengendali baru yang membeli lebih dari 50% saham emiten wajib melakukan tender offer atas saham sisanya, tetapi dalam dua tahun kemudian wajib melepas kembali sejumlah sahamnya agar tetap 20% di publik.

Selasa, Juli 01, 2008

Ulasan Pasar 30 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pada perdagangan kemarin, sentimen dari aksi beli saham-saham perbankan yang telah oversold pada akhir pekan kemarin berhasil mendongkrak IHSG sebesar 16,99 poin (0,7%) ke level 2.349,11. Di tengah ancaman tingginya laju inflasi bulan Juni, investor masih menaruh harapan terhadap saham-saham bank untuk jangka panjang dengan ekspektasi kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit di akhir tahun ini mencapai 24% lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 20%, seperti yang ditargetkan Bank BRI pekan lalu. Optimisme perbankan tersebut, disambut baik oleh pelaku pasar dengan memburu saham Bank BRI (BBRI) pada perdagangan kemarin. Saham BBRI ditutup naik Rp50 (0,94%) ke level Rp5.100. Kenaikan harga BBRI diikuti oleh beberapa saham unggulan lainnya dari sektor perbankan seperti saham Bank BCA (BBCA) yang ditutup naik Rp125 (5,32%), saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp25 (0,53%), dan Bank Internasional Indonesia (BNII) naik Rp5 (1,09%).

Selain terdongkrak oleh saham perbankan, IHSG juga bergerak naik ditopang oleh saham Astra Agro Lestari yang mengikuti pergerakan harga CPO di bursa komoditas Malaysia. Harga minyak sawit di bursa tersebut bergerak naik 2,5% ke level 3,623 Ringgit merespon pergerakan harga minyak dunia yang telah mencapai level $142 per barel. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) ditutup naik Rp750 (2,6%) ke level Rp29.550. Kebijakan pemerintah yang menaikkan pajak ekspor CPO menjadi 20% dan Harga Patokan Eskpor (HPE) naik 5,7% menjadi US$1.144 per ton dari level US$1.105 per ton memberikan sentimen positif bagi harga saham emiten CPO seperti Astra Agro Lestari. Sentimen positif sementara bagi saham CPO tersebut disebabkan karena sebelum pajak ekspor dinaikkan, para eksportir CPO telah mengikat kontrak dengan pembeli di luar negeri.

Harga minyak dunia yang bergerak naik menembus level $142 per barel dan rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara untuk kebutuhan domestik dengan level harga tertinggi pasaran domestik adalah sama dengan harga terendah untuk ekspor memaksa pelaku pasar untuk menahan saham unggulan batu bara, BUMI. Mereka menunggu realisasi dari rencana pemerintah tersebut di tengah pergerakan harga batu bara di pasaran internasional yang pada akhir pekan kemarin tercatat naik 5,8% ke level US$172,10 per metrik ton. Harga saham BUMI ditutup tidak berubah pada level Rp8.200. Bila harga saham BUMI ditutup tidak berubah, saham emiten batu bara lainnya yaitu PTBA ditutup naik Rp550 (3,5%) ke level Rp16.400 setelah bursa mendapat berita positif dari rencana PT Tambang Batu bara Bukit Asam untuk menaikkan harga jual batu bara ke Pembangkit Listrik di Propinsi Banten sebesar 13%.

IHSG juga mendapat topangan dari harga saham PT Timah (TINS) yang naik Rp1.800 (5,1%) ke posisi Rp37.450 setelah perseroan mendapatkan komitmen pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp1,8 triliun untuk keperluan ekspansi.