Jumat, Juli 25, 2008

Ulasan Pasar 23 Juli 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit


Bursa saham melanjutkan rebound di perdagangan kemarin dengan mencatat kenaikan sebesar 13,09 poin (0,6%) ke level 2.225,84. Saham perbankan dan Telekomunikasi Indonesia menjadi saham-saham utama penggerak kenaikan IHSG kemarin.

Saham Bank BNI (BBNI) naik 10,92%, saham Bank Danamon (BDMN) naik 9%, dan saham Bank Mandiri (BMRI) naik 4,5%. Harga minyak dunia untuk pengiriman September berada di level $126 per barel, sehingga mengurangi risiko inflasi di bulan puasa dan Idul Fitri. Risiko inflasi yang berkurang diharapkan akan dapat menahan posisi BI rate di posisi saat ini yaitu 8,75%. Sektor perbankan mengharapkan posisi BI rate tidak bergerak naik hingga akhir tahun bersamaan dengan kebutuhan pendanaan masyarakat untuk perayaan hari raya Idul Fitri dan liburan akhir tahun yang sangat berpotensi meningkatkan pendapatan bunga dari kredit konsumsi.

Saham BBNI terdongkrak oleh minat China Construction Bank Corp. (CCB) untuk membeli 3,7% saham green shoe Bank BNI yang akan dilepas pemerintah dalam rangka privatisasi dan juga saham yang beredar di pasar hingga maksimal 20%.

Secara teknikal, saham BMRI memasuki areal bullish yang ditunjukkan oleh indikator MACD yang semakin meningkat di areal positif sejak awal pekan ini hingga perdagangan kemarin, begitu juga dengan saham BDMN. Saham BDMN bahkan berhasil menembus upperline indikator bollinger yang memberikan sinyal bullish hingga akhir pekan ini menjelang pengumuman inflasi Juli dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia untuk menentukan level BI rate pekan depan. Di akhir pekan ini, saham-saham perbankan tersebut rawan aksi profit taking untuk mengantisipasi sentimen negatif pengumuman inflasi Juli.

Dari sektor otomotif, saham Astra Internasional (ASII) ikut terdongkrak naik oleh sentimen turunnya harga minyak yang akan menekan biaya impor. Saham ASII naik Rp1.100 (5,37%) ke posisi Rp21.600.

Saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) masih melanjutkan tren naiknya dengan mencatatkan gain sebesar Rp50 (0,65%) ke posisi Rp7.700. Saham TLKM memasuki masa rawan koreksi setelah naik Rp1.000 (15%) dalam empat hari perdagangan terakhir. Indikator RSI juga telah mencapai 55,76 yang merupakan level tertinggi dalam empat bulan terakhir dan telah memasuki areal overbought.

Harga minyak dunia yang melemah di level $126 per barel menurunkan ekspektasi pasar terhadap permintaan energi alternatif seperti batu bara. Saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp300 (-4,72%) ke level Rp6.050. Selain batu bara, permintaan CPO untuk penggunaan biofuel diprediksi ikut berkurang. Saham Astra Agro Lestari turun Rp1.500 (-6,85%) ke level Rp20.400. Harga CPO untuk pengiriman Oktober turun 5,9% di bursa Malaysia.

Tidak ada komentar: