Senin, Juli 21, 2008

Emiten batu bara dan CPO tekan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa selama sepekan ditutup melemah tajam 135,09 poin (5,9%) ke level 2.141,14 dari posisi 2.276,23 pada 11 Juli. Koreksi terbesar terjadi pada penutupan bursa hari kamis sebesar 50,41 poin (2,3%) dan akhir pekan kemarin sebesar 26,58 poin (1,2%).

Melemahnya IHSG selama sepekan dipicu oleh koreksi harga minyak dunia yang turun ke level $129 per barel atau 10,8% dalam sepekan karena masyarakat dunia terutama di AS mulai melakukan penghematan penggunaan minyak seiring harga yang terlampau mahal sebelumnya yaitu di atas level $140 per barel. Konsumsi minyak AS dua pekan lalu turun sebesar 5,2%.

Bagi pelaku bursa di Indonesia, koreksi harga minyak tersebut memberikan ekspektasi negatif bagi emiten produsen batu bara dan kelapa sawit. Harga minyak yang bergerak turun akan menekan permintaan terhadap batu bara dan juga CPO sebagai bahan bakar alternatif. Ekspektasi tersebut dikuatkan oleh terkoreksinya harga batu bara di Newcastle Port pada 11 Juli yang turun 3,6% ke posisi $187,7 per ton dari posisi $194,79 sepekan sebelumnya. Selama empat pekan berturut-turut sejak awal Juni, harga batu bara telah bergerak bullish dengan kenaikan mencapai 22,9%.

Saham-saham emiten batu bara segera tertekan oleh aksi jual pelaku pasar, saham Bumi Resources (BUMI) jatuh ke level terendahnya sejak 15 April 2008 yaitu Rp5.900 dan dalam sepekan saham BUMI terkoreksi sebesar 11,3%. Saham PT Tambang Batu bara Bukit Asam (PTBA) ikut terkoreksi sebesar 15,6% dalam sepekan dan ditutup di level Rp12.300 di akhir pekan kemarin. Saham ITMG turun 5,16% dalam sepekan ditutup pada posisi Rp29.400.

Saham emiten kelapa sawit (CPO) bergerak turun dipengaruhi terkoreksinya harga CPO di bursa Malaysia sebesar 5,4% dalam sepekan dari level 3,587 Ringgit ke 3,392 Ringgit akhir pekan kemarin. Saham Astra Agro Lestari turun 21,4% dalam sepekan ditutup di level Rp21.300 pada akhir pekan kemarin dan saham London Sumatera turun 18% ditutup di level Rp7.300.

Di sisi lain, harga saham perbankan dan otomotif mencetak gain di akhir pekan. Saham Bank BCA naik 0,94%, saham Bank Mandiri naik 1,89%, saham Bank Danamon naik 4,76%, dan Bank BRI naik 6,54%. Harga minyak yang melemah diharapkan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan juga meningkatkan penyaluran kredit perbankan terutama untuk sektor konsumsi. Kenaikan harga saham Bank Danamon dipengaruhi oleh kinerja Bank tersebut selama semester I/2008 yang mencatat kenaikan laba bersih sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya ke posisi Rp1,16 triliun dari posisi Rp1,02 triliun. Posisi Loan to Deposit Ratio/LDR naik ke level 91,7% dibandingkan dengan semester I/2007 yang sebesar 75,52%. Meningkatnya kinerja Bank Danamon tersebut terjadi di tengah daya beli masyarakat yang melemah oleh kenaikan harga BBM dalam semester I tahun ini. Pelaku bursa mengharapkan emiten bank lainnya juga akan mencatat kinerja yang sama dengan Bank Danamon untuk semester I/2008 ini. Oleh karena itu, pergerakan bursa selama sepekan ke depan akan dipengaruhi oleh laporan keuangan semester I emiten perbankan

Saham Astra Internasional (ASII) bergerak naik 5% di akhir pekan kemarin dan ditutup pada posisi Rp20.900. Penjualan PT Astra Honda Motor selama semester I/2008 tercatat naik 52,2% dan penjualan PT Toyota Astra Motor juga tercatat naik 42%.

Tidak ada komentar: