Jumat, Juli 25, 2008

Saham bank penggerak pasar

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Saham-saham sektor perbankan masih menjadi motor penggerak indeks harga saham gabungan hingga penutupan perdagangan kemarin. Sekitar 62% penggerak IHSG kemarin berasal dari saham-saham sektor finansial. Di sisi lain, sektor pertambangan terutama saham-saham batu bara menjadi penghambat kenaikan IHSG. Saham Bumi Resources (BUMI) turun Rp50 (-0,8%), saham Indo Tambangraya Megah (ITMG) turun Rp600 (-2,09%). Faktor penurunan harga minyak di bursa New York masih menjadi sentimen negatif saham-saham energi alternatif minyak. Harga minyak melanjutkan koreksi ke level $124,32 per barel untuk pengiriman bulan September atau turun 5% dalam sepekan. IHSG naik 31,21 poin (1,4%) ke level 2.257,05.

Saham perbankan seperti saham Bank BNI (BBNI) naik Rp110 (8,33%), Bank BRI naik Rp450 (7,56%), Bank BCA naik Rp150 (5,17%), Bank Mandiri naik Rp100 (3,45%), dan saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp150 (2,75%). Harga minyak dunia yang melanjutkan koreksinya diharapkan akan mengurangi risiko inflasi dan dapat menahan posisi BI rate di posisi saat ini yaitu 8,75%. Potensi inflasi di bulan puasa mendatang serta keperluan perayaan Idul Fitri dapat ditekan dengan harga minyak yang terus turun dan rupiah yang menguat terhadap dolar AS. Risiko inflasi yang berkurang mulai dapat diindikasikan dengan menguatnya rupiah atas dolar AS hingga perdagangan kemarin yang berada di posisi Rp9.132/US$ atau menguat 0,1% dari posisi sehari sebelumnya. Selain itu, investor asing juga kembali mengarahkan dananya ke bursa saham yang ditandai dengan netbuy sebesar Rp271 miliar. Pelaku bursa mengharapkan posisi BI rate tidak naik hingga akhir tahun bersamaan dengan kebutuhan pendanaan masyarakat untuk perayaan hari raya Idul Fitri dan libur akhir tahun yang sangat berpotensi meningkatkan pendapatan bunga dari kredit konsumsi.

Rencana China Construction Bank Corp. (CCB) untuk membeli 3,7% saham green shoe Bank BNI yang akan dilepas pemerintah dalam rangka privatisasi dan juga saham yang beredar di pasar hingga maksimal 20% masih memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga saham BBNI kemarin.

Secara teknikal, saham BMRI memasuki areal bullish yang ditunjukkan oleh indikator MACD yang semakin meningkat di areal positif sejak awal pekan ini. Saham BDMN bahkan berhasil menembus upperline indikator bollinger pada perdagangan rabu yang memberikan sinyal bullish dan kondisi tersebut berhasil diwujudkan dengan kenaikan lanjutan saham BDMN hingga 2,75% di penutupan kemarin. Di akhir pekan ini, saham-saham perbankan tersebut rawan aksi profit taking untuk mengantisipasi sentimen negatif pengumuman inflasi Juli.

Saham Aneka Tambang bergerak naik Rp125 (5,26%) ke posisi Rp2.500 setelah bursa mendapat sentimen positif dari rencana aksi korporasi Aneka Tambang untuk menyiapkan dana senilai US$450 juta untuk mengakuisisi tambang batu bara dan emas di Afrika dan memperbesar kepemilikan atas proyek Martabe milik Oxiana Ltd hingga 25%.

Tidak ada komentar: