Senin, Juli 14, 2008

Pengaruh minyak dominasi pergerakan indeks

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Bursa saham selama sepekan kemarin terkoreksi 37,9 poin (-1,64%) ke level 2.276,85 beberapa faktor seperti koreksi harga minyak dunia dan data penjualan otomotif untuk periode semester I/2008 menjadi penggerak utama bursa selama sepekan.

Saham Bumi Resources terkoreksi 11,3% dalam sepekan karena bursa belum mendapat kepastian mengenai domestic market obligation/DMO untuk mengamankan pasokan listrik dalam negeri. Di sisi lain, harga batu bara di Rotterdam terus tertekan ke level $189 per metrik ton karena harga minyak yang sempat turun US$9 per barel di pertengahan pekan kemarin.

Dari sektor otomotif, koreksi IHSG dalam sepekan tertahan oleh saham Astra Internasional (ASII) yang bergerak naik Rp (5,96%) ke level Rp20.450 pada penutupan kamis setelah data PT Astra Honda Motor menunjukkan penjualan sepeda motor honda sebanyak 1.405.669 unit pada semester I/2008 atau naik 52,2% dari periode yang sama tahun lalu. Data penjualan PT Toyota Astra Motor juga mencatat kenaikan 42% di semester I/2008 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di akhir pekan, saham ASII terkoreksi Rp550 (-2,69%) ke level Rp19.900.

Sejak awal pekan, bursa melanjutkan koreksi karena cut loss investor yang panik merespon koreksi menjelang akhir pekan sebelumnya dan menghadapi krisis listrik dalam negeri. IHSG ditutup turun 10,93 poin (-0,5%).

Memasuki hari kedua, bursa kembali tertekan oleh koreksi saham pertambangan dan perkebunan kelapa sawit setelah harga minyak bergerak turun ke level $141 per barel dari level $145 per barel. Koreksi harga minyak memberikan sentimen negatif bagi pasar komoditas CPO di bursa komoditas Malaysia yang tertekan -3,3% ke level 3,512 Ringgit setelah sehari sebelumnya juga turun sebesar -2,4%. IHSG ditutup melemah 24,85 poin (-1,08%).

Pada perdagangan rabu, IHSG bergerak naik tipis 7,05 poin (0,3%), terdongkrak oleh saham-saham yang sensitif terhadap inflasi setelah harga minyak dunia di New York bergerak turun US$9 per barel ke level $136. Sentimen turunnya harga minyak tersebut segera disambut dengan aksi beli saham-saham perbankan, semen dan otomotif. Harga saham perbankan seperti Bank Mandiri ditutup naik Rp75 (2,8%) dan saham Bank BRI ditutup naik Rp250 (4,7%). Dari sektor semen, saham Indocement Tunggal Perkasa (INTP) naik Rp300 (5,5%) dan saham Holcim Indonesia (SMCB) naik Rp70 (6,3%).

Berita adanya pesaing Qatar Telecom dalam mengakuisisi sisa saham ISAT di publik ikut memberikan persepsi positif masih bergairahnya industri telekomunikasi di dalam negeri di tengah persaingan tarif yang makin ketat. Harga saham Indosat (ISAT) naik Rp200 (3,12%) dan saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp100 (1,37%).

Di akhir pekan, IHSG ditutup naik tipis 0,62 poin (0,03%) oleh gain harga saham perbankan dan Telekomunikasi Indonesia. Saham Bank BRI (BBRI) naik Rp250 (4,55%) ke level Rp5.750, saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp100 (2,04%) ke level Rp5.000, dan saham Bank Mandiri naik Rp50 (1,79%) ke level Rp2.850. saham Telekomunikasi Indonesia (TLKM) naik Rp200 (2,67%) ke level Rp7.700.

Rupiah menguat terhadap dolar AS ke level Rp9.159/US$ mendorong investor asing masuk ke bursa saham yang ditunjukkan dengan net buy investor asing sebesar Rp115 miliar. Saham Astra Agro Lestari (AALI) naik Rp200 ke level Rp27.100 setelah harga CPO di bursa Malaysia rebound tipis 0,5% ke level 3,530 Ringgit.

Di sisi lain, bursa juga diwarnai oleh profit taking saham Indosat yang bergerak ke level Rp6.500 atau turun sebesar Rp100 (-1,52%).

Tidak ada komentar: