Selasa, Juli 01, 2008

Ulasan Pasar 30 Juni 2008

Oleh Harry Setiadi Utomo, Analis Bisnis Indonesia Intelligence Unit

Pada perdagangan kemarin, sentimen dari aksi beli saham-saham perbankan yang telah oversold pada akhir pekan kemarin berhasil mendongkrak IHSG sebesar 16,99 poin (0,7%) ke level 2.349,11. Di tengah ancaman tingginya laju inflasi bulan Juni, investor masih menaruh harapan terhadap saham-saham bank untuk jangka panjang dengan ekspektasi kenaikan pertumbuhan penyaluran kredit di akhir tahun ini mencapai 24% lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 20%, seperti yang ditargetkan Bank BRI pekan lalu. Optimisme perbankan tersebut, disambut baik oleh pelaku pasar dengan memburu saham Bank BRI (BBRI) pada perdagangan kemarin. Saham BBRI ditutup naik Rp50 (0,94%) ke level Rp5.100. Kenaikan harga BBRI diikuti oleh beberapa saham unggulan lainnya dari sektor perbankan seperti saham Bank BCA (BBCA) yang ditutup naik Rp125 (5,32%), saham Bank Danamon (BDMN) naik Rp25 (0,53%), dan Bank Internasional Indonesia (BNII) naik Rp5 (1,09%).

Selain terdongkrak oleh saham perbankan, IHSG juga bergerak naik ditopang oleh saham Astra Agro Lestari yang mengikuti pergerakan harga CPO di bursa komoditas Malaysia. Harga minyak sawit di bursa tersebut bergerak naik 2,5% ke level 3,623 Ringgit merespon pergerakan harga minyak dunia yang telah mencapai level $142 per barel. Harga saham Astra Agro Lestari (AALI) ditutup naik Rp750 (2,6%) ke level Rp29.550. Kebijakan pemerintah yang menaikkan pajak ekspor CPO menjadi 20% dan Harga Patokan Eskpor (HPE) naik 5,7% menjadi US$1.144 per ton dari level US$1.105 per ton memberikan sentimen positif bagi harga saham emiten CPO seperti Astra Agro Lestari. Sentimen positif sementara bagi saham CPO tersebut disebabkan karena sebelum pajak ekspor dinaikkan, para eksportir CPO telah mengikat kontrak dengan pembeli di luar negeri.

Harga minyak dunia yang bergerak naik menembus level $142 per barel dan rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara untuk kebutuhan domestik dengan level harga tertinggi pasaran domestik adalah sama dengan harga terendah untuk ekspor memaksa pelaku pasar untuk menahan saham unggulan batu bara, BUMI. Mereka menunggu realisasi dari rencana pemerintah tersebut di tengah pergerakan harga batu bara di pasaran internasional yang pada akhir pekan kemarin tercatat naik 5,8% ke level US$172,10 per metrik ton. Harga saham BUMI ditutup tidak berubah pada level Rp8.200. Bila harga saham BUMI ditutup tidak berubah, saham emiten batu bara lainnya yaitu PTBA ditutup naik Rp550 (3,5%) ke level Rp16.400 setelah bursa mendapat berita positif dari rencana PT Tambang Batu bara Bukit Asam untuk menaikkan harga jual batu bara ke Pembangkit Listrik di Propinsi Banten sebesar 13%.

IHSG juga mendapat topangan dari harga saham PT Timah (TINS) yang naik Rp1.800 (5,1%) ke posisi Rp37.450 setelah perseroan mendapatkan komitmen pinjaman dari Bank Mandiri sebesar Rp1,8 triliun untuk keperluan ekspansi.

Tidak ada komentar: